KEKERASAN BUDAYA DALAM KASUS PEDOFILIA DI DESA DIRUNDUNG DUKA

NUR ISRO’AH, NIM. 15540010 (2018) KEKERASAN BUDAYA DALAM KASUS PEDOFILIA DI DESA DIRUNDUNG DUKA. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KEKERASAN BUDAYA DALAM KASUS PEDOFILIA DI DESA DIRUNDUNG DUKA)
15540010_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (KEKERASAN BUDAYA DALAM KASUS PEDOFILIA DI DESA DIRUNDUNG DUKA)
15540010_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Child abuse dapat didefinisikan sebagai peristiwa pelukaan fisik, mental, ataupun seksual yang umumnya dilakukan oleh orang-orang yang mempunyai tanggung jawab terhadap kesejahteraan anak yang diindikasikan dengan kerugian dan ancaman terhadap kesehatan dan kesejahteraan anak. Selain Child abuse, istilah lain untuk menggambarkan kasus kekerasan anak juga dikenal dengan istilah Battered Child Syndrome, yaitu keadaan yang disebabkan kurangnya perawatan dan perlindungan terhadap anak oleh orang tua atau pengasuh lain. Salah satu kasus kekerasan seksual yakni Pedofilia.Pedofilia adalah kelainan orientasi/fantasi seksual yang hanya tertarik secara seksual kepada anak-anak. Umumnya korban adalah anak laki-laki usia 5-15 tahun. Terjadinya kasus pedofilia di Desa Dirundung Duka melibatkan oknum tokoh agama.Seharusnya tokoh agama menjadi suri tauladan, sumber nilai di masyarakat, dan sosok yang disegani.Namun pada kenyataanya di Desa Dirundung Duka kiayi menjadi pelaku kekerasan seksual kepada anak didiknya.Sehingga peneliti merasa tergugah untuk mengkajinya lebih lanjut. Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dalam mengumpulkan data menggunakan Individual’s Live History. Dengan menggunakan teori kekerasan dari Johan Galtung. Yakni munculnya kekerasan seksual pada anak (pedofilia) diakibatkan adanya kekerasan budaya dan kekerasan struktural, antara lain sebagian dari nilai-nilai Jawa yang meletakkan perempuan menjadi makhluk yang dipandang lemah, budaya Jawa yang terlalu permisif kepada tokoh agama dan kepada seorang guru, budaya masyarakat yang isolatif dan cenderung pemaaf. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekerasan seksual anak yang terjadi di Desa Dirundung Duka disebabkan oleh kekerasan budaya yang terdiri dari dua faktor yakni internal antara lain oleh faktor anak tentang pola asuh, dan faktor keluarga tetang minimnya edukasi seksual di tingkat keluarga, dan lemahnya mental anak didik karena doktrin dari orang tua. Selanjutnya faktor penyebab eksternal, yakni budaya feodal antara lain otoritas tokoh agama, tidak berjalannya komunikasi kritis, dan otoritas guru yang berlebihan.Selain itu faktor penyebab eksternal lainya adalah tidak adanya kontrol sosial ketika anak di sekolah, kondisi sekolah yang tertutup, dan rumah atau tetangga yang isolatif.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Moh. Soehadha S.Sos., M.Hum
Uncontrolled Keywords: Battered Child Syndrome, Child abuse, Maltreatment Syndrome.
Subjects: Sosiologi Agama
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Sosiologi Agama (S1)
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 16 Apr 2019 15:45
Last Modified: 16 Apr 2019 15:45
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34659

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum