Dhiya’ Aprilia Fadhilah, NIM.: 21105020048 (2025) MAKNA SIMBOLIK TRADISI GANTI LANGSE DAN IMPLIKASINYA DALAM MASYARAKAT ALAS KETONGGO DI KABUPATEN NGAWI. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.
|
Text (MAKNA SIMBOLIK TRADISI GANTI LANGSE DAN IMPLIKASINYA DALAM MASYARAKAT ALAS KETONGGO DI KABUPATEN NGAWI)
21105020048_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (8MB) | Preview |
|
|
Text (MAKNA SIMBOLIK TRADISI GANTI LANGSE DAN IMPLIKASINYA DALAM MASYARAKAT ALAS KETONGGO DI KABUPATEN NGAWI)
21105020048_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (11MB) |
Abstract
Penelitian ini membahas makna simbolik ritual Ganti Langse yang dilaksanakan oleh masyarakat di Desa Babadan, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, serta implikasinya terhadap kehidupan keberagamaan masyarakat setempat. Tradisi Ganti Langse dalam masyarakat Alas Ketonggo memiliki makna simbolis yang dipercaya masyarakat mengandung nilai magis, sejarah, dan kebudayaan. Fokus utama kajian ini adalah untuk menjawab dua rumusan masalah, yaitu Apa makna simbolik ritual Ganti Langse dalam masyarakat Desa Babadan? Dan Bagaimana implikasi makna simbolik tersebut dalam keberagamaan masyarakat? Permasalahan utama dalam penelitian ini adalah kurangnya kajian yang mendalam mengenai makna simbolik dari tradisi Ganti Langse dan belum tergambarnya secara jelas implikasi dari makna simbolik tersebut terhadap kehidupan masyarakat sekitar, khususnya dalam hal kepercayaan, identitas budaya, dan relasi sosial. Peneliti menganggap tradisi Ganti Langse di Desa Babadan Kecamatan Paron Kabupaten Ngawi ini menjadi menarik untuk dibahas karena menunjukkan bagaimana masyarakat lokal tetap mempertahankan praktik kepercayaan leluhur di tengah arus perubahan zaman. Daya tarik lainnya terletak pada kekayaan simbol-simbol yang digunakan, seperti kain langse, waktu pelaksanaan, dan peran tokoh spiritual, yang tidak hanya bermakna secara ritual tetapi juga mencerminkan sistem nilai masyarakat setempat. Lokasi penelitian ini dipilih di Alas Ketonggo, khususnya di Palenggahan Agung Srigati, karena tempat ini merupakan pusat pelaksanaan ritual dan diyakini sebagai petilasan Prabu Brawijaya V, sehingga memiliki nilai historis dan spiritual yang tinggi bagi masyarakat Ngawi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan menggunakan pendekatan antropologi budaya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan secara interaktif melalui reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Teori yang digunakan adalah teori dari Mircea Eliade, Teori sakral dan profan. Kesimpulan dari penelitian ini menemukan bahwa tradisi Ganti Langse merupakan bentuk konkret dari pengalaman religius masyarakat Jawa dalam membedakan dunia sakral dan profan. Langse bukan sekedar kain biasa tetapi simbol pemisah antara dunia sakral dengan dunia profan. Alas Ketonggo sebagai ruang sakral memberi orientasi spiritual dan identitas kultural bagi masyarakat sekitar. Tradisi ini memiliki waktu sakral (bulan Suro), yang merupakan bentuk pengulangan waktu primordial. Penelitian selanjutnya dapat difokuskan pada dampak sosial dan ekonomi, strategi pelestarian tradisi, serta penelaahan peran pemerintah daerah, tokoh adat, dan partisipasi generasi muda dalam menjaga keberlangsungan tradisi.
| Item Type: | Thesis (Skripsi) |
|---|---|
| Additional Information / Supervisor: | Dr. Ustadi Hamzah, S.Ag., M.Ag |
| Uncontrolled Keywords: | Tradisi, Ganti Langse, Makna Simbolik |
| Subjects: | Budaya dan Agama |
| Divisions: | Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Studi Agama Agama (S1) |
| Depositing User: | Muh Khabib, SIP. |
| Date Deposited: | 18 Apr 2019 08:35 |
| Last Modified: | 13 Aug 2025 14:44 |
| URI: | http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34660 |
Share this knowledge with your friends :
Actions (login required)
![]() |
View Item |
