PENAFSIRAN AYAT MENSTRUASI DALAM TAFSIR FAID} AL-RAH}MA>N

LAILATURROKHMAH, NIM. 14530045 (2019) PENAFSIRAN AYAT MENSTRUASI DALAM TAFSIR FAID} AL-RAH}MA>N. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PENAFSIRAN AYAT MENSTRUASI DALAM TAFSIR FAID} AL-RAH}MA>N)
14530045_BAB-I_BAB-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (9MB) | Preview
[img] Text (PENAFSIRAN AYAT MENSTRUASI DALAM TAFSIR FAID} AL-RAH}MA>N)
14530045_BAB-II_sampai_BAB-III.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (12MB)

Abstract

Menstruasi yang sejatinya adalah proses biologis yang normal telah menempatkan perempuan pada posisi yang lemah dan rentan akan diskriminasi gender. Mitos-mitos yang berkembang dan menstrual taboo yang terjadi di masyarakat semakin mengukuhkan perempuan sebagai second sex. Budaya patriarki serta penafsiran teks agama yang bias gender juga ikut berkontribusi di dalamnya. Dalam hal ini, Islam juga tak luput dari permasalahan menstruasi. Sebagian besar teks-teks keagamaan seperti ayat-ayat menstruasi dalam al-Qur’an hanya ditafsirkan sebatas untuk mendapatkan legitimasi hukum fikih. Pembahasannya selalu mengenai perempuan sebagai objek fikih. Berbeda dengan hal tersebut, Kiai Sholeh Darat seorang ulama Nusantara abad 19 M, menafsirkan ayat menstruasi dari perspektif yang berbeda dari kebanyakan ulama pada umumnya. Dengan perspektif isyari’-nya Kiai Sholeh Darat menguak hikmah serta makna yang lebih luas mengenai menstruasi, tidak hanya untuk perempuan yang secara lahiriah mengalami haid, tetapi juga untuk laki-laki. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terhadap penafsiran ayat-ayat menstruasi dalam prepektif Kiai Sholeh Darat. Penelitian ini mencoba menjawab dua pertanyaan : 1. Bagaimana epistemologi penafsiran ayat menstruasi menurut Kiai Sholeh Darat dalam tafsir Faid} al-Rah}ma>n?. 2. Apa yang melatarbelakangi pemikiran Kiai Sholeh Darat mengenai penafsiran ayat menstruasi tersebut?. Penelitian ini bersifat penelitian pustaka (library research). Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan berbagai data baik data primer maupun sekunder. Sumber primer yaitu penafsiran ayat-ayat menstruasi dalam Tafsir Faid} al-Rah}ma>n. Sedangkan sumber sekunder yang digunakan adalah buku-buku, jurnal maupun tulisan lain yang berkaitan dengan menstruasi, biografi, pemikiran serta nalar irfani Kiai Sholeh Darat. Metode yang digunakan adalah deskriptif-analitis, yakni mendeskripsikan data-data terkait menstruasi secara umum, biografi Kiai Sholeh Darat serta penafsirannya mengenai ayat menstruasi. Kemudian untuk melihat perbedaan penafsiran Kiai Sholeh darat, penulis menganalisnya dengan struktur epistemologi penafsiran serta geneolgi. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa makna menstruasi menurut Kiai Sholeh Darat mengalami perluasan makna, yaitu menstruasi atau al-Mahi>d tidak hanya diartikan sebagai darah, tetapi dipahami juga sebagai hawa nafsu. H}aid} hawa nafsu inilah yang disebut oleh Kiai Sholeh Darat sebagai h}aid} batin; haid yang hanya terjadi pada laki-laki. Sumber-sumber yang digunakan oleh Kiai Sholeh Darat dalam menafsirkan ayat-ayat menstruasi dalam tafsirnya adalah hadis Nabi saw, asba>b al-nuzu>l, tafsir-tafsir klasik seperti al-Qusayiri> dan Tafsir jalalain, pemikiran fikih Syafi’iyah dan kitab Ih}ya’ ‘Ulu<middin. Sedangkan metode yang digunakanya yaitu analitis (tahlili)>. Dengan metode analitis, beliau menjelaskan makna zahir dari perspektif fikih, kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan makna isyari dari perspektif sufi. Dalam perspektif sufi, sebagian besar pemikirannya terpengaruh kitab-kitab al-Ghazali. Melihat model penafsirannya, validitas penafsiran Kiai Sholeh Darat cenderung koherensi-intuitif, hal tersebut berimplikasi pada corak penafsirannya yang fikih-sufi (isyari). Secara geneologis penafsiran Kiai Sholeh Darat dipengaruhi oleh pemikran sufistik al-Ghazali (Ih}ya’ ‘Ulu<middin) dan juga konteks yang terjadi di abad 18-19 Masehi. Berdasarkan konteks tersebut, penafsiran menstruasi menurut Kiai Sholeh Darat, secara tidak langsung mengkritisi budaya Jawa yang menciptakan stereotip terhadap perempuan. Sementara itu narasi Kiai Sholeh Darat as-Samarani yang menyatakan bahwa laki-laki juga mengalami h}aid} batin merupakan suatu keadaan yang sangat mungkin terjadi pada spriritualisme laki-laki. Artinya jika laki-laki mengalami h}aid} batin maka mereka wajib menyucikan dirinya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. H. M. Alfatih Suryadilaga, S.Ag., M. Ag
Uncontrolled Keywords: Kiai Sholeh Darat. tafsir Faid} al-Rah}ma>n?. Menstruasi
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 22 Apr 2019 14:06
Last Modified: 22 Apr 2019 14:06
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34727

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum