KONSEP NASKH AYAT DAMAI DENGAN AYAT PEDANG

Moh. Nailul Muna, NIM. 15531005 (2019) KONSEP NASKH AYAT DAMAI DENGAN AYAT PEDANG. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KONSEP NASKH AYAT DAMAI DENGAN AYAT PEDANG)
15531005_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (15MB) | Preview
[img] Text (KONSEP NASKH AYAT DAMAI DENGAN AYAT PEDANG)
15531005_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (14MB)

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk mengulas pemberlakuan dan penolakan konsep naskh ayat damai dengan ayat pedang dalam tafsir. Sekaligus memberikan new meanings terhadap konsep naskh tersebut. Karena tidak dapat dipungkiri, terdapat banyak kaidah yang digunakan oleh para ulama sebagai alat bantu untuk membedah isi kandungan al-Qur’ān, salah-satunya dengan kaidah naskh. Kaidah ini sangat penting dalam kaitannya melihat ayat-ayat yang terkesan mempunyai kontradiksi. Maka biasanya, ayat yang turun para periode akhir akan menganulir ayat yang telah diturunkan di periode sebelumnya. Namun, kompleksitas mulai muncul ketika menyinggung ayat damai yang berdasarkan riwayat telah dinaskh oleh ayat pedang. Adanya naskh terhadap ayat damai, tentu menjadikan penggunaan kaidah ini sangat rawan disalah-gunakan sebagai legitimasi kekerasan kepada non-muslim. Mengetahui adanya fenomena tersebut, para mufassir berbeda sikap ketika memberlakukan kaidah ini, seperti Imam Jalālain dalam Tafsīr Jalālain, dengan Imam Nawāwī al-Bantani dalam Tafsīr Marāh Labīd. Imam Jalālain memberlakukan penganuliran ayat damai dengan ayat pedang, sedangkan Imam Nawāwī tidak memberlakukannya. Berdasarkan metode komparatif dan pendekatan historis-filosofis model Strukturalisme Genetic, ditemukan bahwa penyebab perbedaan tersebut, salah satunya berasal dari perbedaan epistem dari masing-masing penafsir. Kemudian, sintesa dari pemikiran pengarang, bahwa pada dasarnya ayat damai tidak dihapus, namun penafsir di periode sebelumnya (Baca: Tafsīr Jalālain) tidak bisa lepas dari dogma periwayatan yang harus menyertakan suatu dalil akan adanya ayat yang dianulir, meski hanya termasuk naskh nisbi. Berbeda dengan penafsir periode setelahnya yang—diwakili oleh Imam Nawāwi— tidak terikat sama sekali dengan term naskh dalam ayat-ayat damai. Oleh karena itu, menelusuri konsep naskh secara menyeluruh dalam upaya melakukan deradikalisasi tafsir menjadi suatu tujuan yang penting untuk dilakukan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. H. Muhammad Alfatih Suryadilaga, M.Ag
Uncontrolled Keywords: Ayat Damai, Ayat Pedang, dan Naskh.
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 23 Apr 2019 14:15
Last Modified: 23 Apr 2019 14:15
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/34763

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum