HADIS SEBAGAI SUMBER OTORITAS AJARAN ISLAM MENURUT KASSIM AHMAD

ACHMAD NURUL FURQON, NIM. 15550045 (2019) HADIS SEBAGAI SUMBER OTORITAS AJARAN ISLAM MENURUT KASSIM AHMAD. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (HADIS SEBAGAI SUMBER OTORITAS AJARAN ISLAM MENURUT KASSIM AHMAD)
15550045_BAB-I_V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (HADIS SEBAGAI SUMBER OTORITAS AJARAN ISLAM MENURUT KASSIM AHMAD)
15550045_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Otoritas hadis sebagai sumber ajaran Islam sejak awal abad pertama hingga akhir abad ke-19 masih ada yang memperdebatkan, hal ini dikarenakan arus modernisasi dan banyak para pembaharu yang terpengaruh oleh tokoh-tokoh orientalis, sehingga banyak para pembaharu yang jauh dari kebenaran dan pemikirannya tidak sesuai dengan ajaran Islam. Penolakan terhadap hadis sebagai sumber otoritas ajaran Islam dapat kita jumpai pada pemikiran Kassim Ahmad yang dituangkan dalam bukunya Hadis Satu Penilaian Semula, ia terpengaruh setelah membaca bukunya Rasyad Khalifa The computer Speak dan Qur’an Hadith and Islam yang menjelaskan bahwa al-Qur‟an lengkap, jelas dan terperinci sehingga umat Islam tidak lagi memerlukan penjelasan dari hadis. Oleh karena itu, untuk dapat mengungkap hadis sebagai otoritas ajatan Islam menurut Kassim Ahmad melalui pendekatan Hermeneutika antara teks, konteks, dan kontekstualisasi. Melalui pendekatan ini penulis bermaksud untuk menjawab semua pernyataan yaitu; pertama, bagaimana sejarah hidup Kassim Ahmad. Kedua, bagaimana pemikiran Kassim Ahmad tentang hadis sebagai sumber otoritas ajaran Islam. Ketiga, bagaimana tanggapan dan analisis terhadap Pemikiran Kassim Ahmad tentang hadis sebagai sumber otoritas ajaran Islam. Langkah berikutnya penulis menggunakan teori hemeneutika antara teks, konteks, dan kontekstualisasi untuk menganalisis pemikiran Kassim Ahmad yang dituangkan dalam bukunya Hadis Satu Penilaian Semula. Sehingga dengan menggunakan langkah-langkah tersebut dapat dihasilakan: pertama, Kassim bin Ahmad adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Dilahirkan di kampung Kubang Tapang, Mukim Lepai, Kubang Pasu, Bukit Pinang pada tanggal 9 sepetember 1933, ia meninggal pada tanggal 10 oktober 2018 di rumah sakit Kulim Bandar Baru pada usia 84 tahun. Salah satu karyanya yang fenomenal adalah Hadis Satu Penilaian Semula. Kedua, menurut Kassim Ahmad al-Qur‟an telah sempurna dan terperinci sehinga tidak butuh penjelas dari hadis, menurutnya hadis bukanlah sebuah wahyu melainkan hanyalah sebuah perkataan yang disandarkan kepada Nabi, hal ini bisa dibuktikan dari rentang waktu yang sangat jauh antara masa hidup Nabi dengan penulisan hadis, bukti lainnya yaitu banyaknya pertentangan antara hadis dengan al-Quran dan juga dengan hadis itu sendiri. ketiga, pernyataan Kassim Ahmad yang mengatakan bahwa al-Qur‟an sempurna dan terperinci sehingga tidak membutuhkan hadis tidaklah benar, karena banyak di dalam al-Qur‟an yang menjelaskan suatu perkara namun masih bersifat global (umum) sehingga dibutuhkan penjelas memalui hadis Nabi. Pembukuan hadis sudah ada pada masa Nabi namun hanya beberapa orang saja yang diperbolehkan menulisnya, hal ini dilakukan agar tidak bercampurnya antara al-Qur‟an dan hadis Nabi. Adapun terkait pertentangan antara hadis dengan al-Qur‟an dan hadis dengan hadis ada beberapa cara untuk menyelesaikannya yaitu al-jam‟u, nasikh mansukh, al-tarjih dan al-tawaquf

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Prof. Dr. Suryadi, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Hadis Sebagai Sumber Otoritas Ajaran Islam Menurut Kassim Ahmad
Subjects: Ilmu Hadits
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Hadis (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 16 May 2019 13:48
Last Modified: 16 May 2019 13:48
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35024

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum