PANDANGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) YOGYAKARTA TERHADAP FATWA MUI PUSAT NOMER 4 TAHUN 2005 TENTANG ABORSI

YENI FARIYANTO - NIM. 04350104, (2010) PANDANGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) YOGYAKARTA TERHADAP FATWA MUI PUSAT NOMER 4 TAHUN 2005 TENTANG ABORSI. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (PANDANGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) YOGYAKARTA TERHADAP FATWA MUI PUSAT NOMER 4 TAHUN 2005 TENTANG ABORSI)
BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (PANDANGAN MAJELIS ULAMA INDONESIA (MUI) YOGYAKARTA TERHADAP FATWA MUI PUSAT NOMER 4 TAHUN 2005 TENTANG ABORSI)
BAB II,III,IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (403kB)

Abstract

Praktik aborsi meningkat di kalangan masyarakat tanpa memperdulikan etika, moral, biologi, medis dan agama. Tindakan aborsi (abortus) dilakukan masyarakat baik melalui jalur medis maupun non-medis. Aborsi juga merupakan problem sosial yang tidak lain adalah imbas dari paham kebebasan (freedom/liberalism) yang lahir dari paham sekularisme, yaitu pemisahan agama dari kehidupan masyarakat di Indonesia. Aborsi (abortus) tindakan mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim sebelum waktuya (sebelum dapat lahir secara alamia). Dalam sistem hukum Indonesia, aborsi adalah bentuk perbuatan yang dilarang, bahkan perbuatan aborsi dikategorikan sebagai tindak pidana sehingga kepada pelaku dan orang yang membantu melakukannya dikenai hukuman. Terlepas dari permasalahan undang-undang, raelitas yang menunjukkan bahwa jumlah aborsi di Indonesia meningkat dari tahun ketahun, tentu saja cukup menyengangkan . Di dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia pusat menyebutkan bahwa keadaan hajat terkait dengan kehamilan yang dapat dijadikan alasan dilakukannya aborsi adalah apabila janin yang dikandung, dideteksi menderita cacat genetik yang apabila lahir kelak sulit disembuhkan, kehamilan akibat perkosaan kebolehan aborsi dilakukan sebelum janin berusia 40 hari. Janin cacat genetik tidak mungkin diketahui sebelum usia kandungan 4 bulan, karena pemeriksaan bisa dilakukan melalui air ketuban yang baru ada sesudah usia kandungan lebih dari 4 bulan. Penelitihan ini bertujuan untuk mendiskripsikan pandangan Majelis Ulama Indonesia Yogyakarta terhadap fatwa MUI pusat nomer 4 tahun 2005 tentang aborsi. Penelitihan ini menggunakan pengumpulan data dengan wawancara dan angket terbuka untuk memperolah keterangan pandangan Majelis Ulama Indonesia Yogyakarta tentang fatwa MUI pusat nomer 4 tahun 2005 tentang aborsi. Pendekatan yang digunakan dalam penelitihan ini adalah normatif yaitu suatu pendekatan untuk mengetahui status hukum Islam tantang aborsi. Berdasarkan hasil penelitian menurut pandangan Majelis Ulama Indonesia Daerah Istimewa Yogyakarta terhadap fatwa MUI pusat nomer 4 tahun 2005 tentang aborsi. Pangakhiran kehamilan harus dilakukan karena alasan bahwa kehamilan yang terjadi membahayakan ibunya atau alasan kondisi janin cacat fisik, mental, cacat bawaan dari orang tua dan kehamilan akibat perkosaan bisa menggakibatkan stres bagi yang mengandung dan dilandasi munculnya kekhawatiran terhadap masa depan anak hasil perkosaan, sesunguhnya harus mendapat ijin dari tiga belah pihak diantaranya yaitu: keluarga yang mengugurkan atau pemilik janin, pandangan medis atau dokter dan pandangan ulama.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Prof. Dr. H. KHOIRUDDIN NASUTION, MA., Drs. OCKTOBERRINSYAH, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Majelis Ulama Indonesia (MUI), fatwa MUI, aborsi
Subjects: Perdata Islam
Hukum Islam
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 11 Sep 2012 21:03
Last Modified: 12 Apr 2016 13:28
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3553

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum