Ahmadiyah dan Hak Berkeyakinan dalam Tatanan Hukum: Studi Atas Keberadaan Ahmadiyah di Yogyakarta

Nurainun, Mangunsong (2012) Ahmadiyah dan Hak Berkeyakinan dalam Tatanan Hukum: Studi Atas Keberadaan Ahmadiyah di Yogyakarta. Sosio-Religia : Jurnal Ilmu Agama dan Ilmu Sosial, 10 (2). pp. 23-48. ISSN 1412-2367

[img]
Preview
Text
c Daftar Isi.pdf - Published Version

Download (82kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Ahmadiyah dan Hak Berkeyakinan dalam Tatanan Hukum: Studi Atas Keberadaan Ahmadiyah di Yogyakarta)
2. Ainun Mangunsong (UIN).pdf - Published Version

Download (271kB) | Preview

Abstract

Theologically, Ahmadiyya is a new religious movement as a manifestation of an autonomous human being in an attempt to be universal menkontekstualisasikan Islam (rahmatan lil'alamin) accepted by the people in the world. Therefore, the Ahmadiyya sect emerged as a new center of Islamic factions others. However, after the death of Mirza Ghulam Ahmad, the founder of Ahmadiyya movement split in two (Lahore Ahmadis and Ahmadiyya Qodian) which has a doctrinal difference principle. It was also caused controversy acceptance Ahmadiyah in Indonesia. In Yogyakarta, the arrival of the Lahore Ahmadiyya by preachers present in the midst of Muhammadiyah (the students). Demographically, Yogyakarta is an area with a pluralist society and culture typology abangan and academic community (aristocratic) were dominant. Because it was difficult for him accepted by the Java community. Although internally, Ahmadiyya Yogyakarta is exclusive, but externally, this group is quite inclusive and adaptive with rituals such as Java and nyadran tahlilan or nyekar. Islamic acculturation and Hindu communities living in Yogyakarta ritual brings egalitarian attitude and high tolerance against Ahmadis. Ahmadis also seen as a group that have contributed to the education and the struggle for Independence Homeland. The presence of PIRI (Islamic University of Indonesia) and the issuance of Javanese Quran, Quran Jarwoe Jarwi, is evidence of the struggle that has existed since 1924. This paper would like to examine the existence of Ahmadiyah as a religious movement in Yogyakarta. Furthermore, this paper would like to sit "right Ahmadiyya belief" in the legal order. Key words: human rights, freedom of religion and belief rights Secara teologis, Ahmadiyah merupakan gerakan keagamaan baru sebagai manifestasi otonom manusia dalam upaya menkontekstualisasikan ajaran Islam agar universal (rahmatan lil’alamin) diterima oleh umat di dunia. Karena itu ajaran Ahmadiyah muncul sebagai mazhab baru di tengah golongan-golongan Islam yang lain. Namun, sepeninggal Mirza Ghulam Ahmad, selaku pendiri Ahmadiyah, gerakan ini terbelah dua (Ahmadiyah Lahore dan Ahmadiyah Qodian) yang secara doktriner memiliki perbedaan yang prinsipiil. Hal itu pula yang menimbulkan kontroversi penerimaan Ahmadiyah di Indonesia. Di Yogyakarta, kedatangan Ahmadiyah oleh Mubaligh Lahore hadir di tengah-tengah warga Muhammadiyah (kaum santri). Secara demografi, Yogyakarta merupakan daerah dengan kultur masyarakat yang pluralis dan tipologi masyarakat abangan dan akademik (priyayi) yang dominan. Karena itu tak menyulitkannya diterima oleh masyarakat Jawa. Meski secara internal, Ahmadiyah Yogyakarta adalah eksklusif, namun secara eksternal, kelompok ini cukup inklusif dan adaptif dengan ritual Jawa seperti tahlilan dan nyadran atau nyekar. Akulturasi Islam dan hindu yang hidup dalam ritual masyarakat Yogyakarta membawa sikap egaliter dan toleransi yang tinggi terhadap Ahmadiyah. Ahmadiyah juga dipandang sebagai kelompok yang telah memberi kontribusi pendidikan dan perjuangan Kemerdekaan NKRI. Kehadiran PIRI (Perguruan Islam Republik Indonesia) dan penerbitan Quran berbahasa Jawa, Quran Jarwoe Jarwi, adalah bukti perjuangannya yang telah eksis sejak 1924. Tulisan ini ingin mengkaji keberadaan Ahmadiyah sebagai satu gerakan keagamaan di Yogyakarta. Selanjutnya, tulisan ini ingin mendudukkan “hak berkeyakinan Ahmadiyah” dalam tatanan hukum. Kata kunci: hak asasi manusia, hak beragama dan hak berkeyakinan

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Human rights, freedom of religion and belief rights, hak asasi manusia, hak beragama dan hak berkeyakinan.
Subjects: Hukum Islam
Divisions: Artikel (Terbitan Luar UIN)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 20 Feb 2020 10:26
Last Modified: 20 Feb 2020 10:27
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/35589

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum