KARAKTERISTIK PENAFSIRAN AHMAD SANUSI DALAM KITAB RAUDAH AL-IRFAN FI MA'RIFAH AL-QUR'AN

Heni Hana Ubaedah, NIM: 02530944 (2006) KARAKTERISTIK PENAFSIRAN AHMAD SANUSI DALAM KITAB RAUDAH AL-IRFAN FI MA'RIFAH AL-QUR'AN. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA.

Preview	Text (KARAKTERISTIK PENAFSIRAN AHMAD SANUSI) 02530944_BAB_I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR_PUSTAKA.pdf Download (4MB) | Preview
	Text (KARAKTERISTIK PENAFSIRAN AHMAD SANUSI) 02530944_BAB_II_S.D_BAB_SEBELUM_TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB)

Abstract

Ahmad sanusi adalah ulama Sunda yang produktif dalam menelorkan kitab-kitab berbahasa Sunda, yang berisi tentang ajaran Islam. Salah satu hasil karyanya adalah tafsir Raudah al-lrfan fi Ma'rifah al-Qur'an. Kitab ini muncul karena kitab sebelumnya tidak lengkap 30 juz, dengan disusunnya kitab ini dengan harapan menyempurnakan kitab tafsir sebelumnya yaitu Tamsyiah al Muslimin dan Malja' al-Talibin. Kitab Raudah al-irfan fi Ma 'rifah al-Qur'an ini berisi tentang penafsiran ayat-ayat al-Qur'an. Adapun, kitab tafsir ini terdiri dari dua jilid, jilid pertama dimulai dari juz I-XV dan jilid kedua dimulai dari juz XVI-XXX. Tafsir ini menggunakan bahasa Sunda dengan tulisan huruf Arab. Di samping itu untuk menjelaskan penafsiran ayatnya, diberikan keterangan di samping kiri dan kanan pada setiap lembarnya. Penulisan kitab tafsir ini melibatkan empat unsur yang ada dalam dunia pesantren yaitu, Kyai, santri, masjid, dan asrama dengan proses awal teks bermula dari bentuk lisan, kemudian disalin dengan tulisan tangan dan dibukukan.Sebagai seorang Ajengan, Ahmad Sanusi selalu menjadi panutan masyarakat. Penafsiran Raudah al-irfan fi Ma 'rifah al-Qur'an tentu saja tidak dibuat tanpa tujuan. Apalagi melihat masyarakat Sunda pada masa Ahmad Sanusi dipenuhi konflik tradisionalis dan modemis. Tampaknya Ahmad Sanusi ingin agar masyarakat Sunda bisa memahami ajaran al-Qur'an secara mudah dan sederhana.Hal ini bisa dilihat dari pemakaian kata-kata yang digunakan dalam setiap penjelasannya. Yang pertama bahasa yang digunakan adalah bahasa Sunda,sebagai bahasa utama pada masyarakat lingkungannya. Yang kedua, adalah model penyampaian. Prinsip yang dipegang oleh Ahmad Sanusi adalah kemudahan dan kesederhanaan pemaknaan. Sehingga dalam tafsirnya, adalah penafsiran ayat per ayat, yang langsung disertai penjelasan yang dapat dicema masyarakat. Untuk melihat karakteristik penafsiran, penulis melakukan analisa terhadap sistematika penafsiran, metodologi penafsiran, serta corak dari penafsiran. Yang pertama, dalam tafsir Raudah al-irfan fi Ma'rifah al-Qur 'an,Ahmad sanusi menggunakan tartib mushafi sebagai sistematika penulisannya.Sistematika yang digunakan oleh beliau adalah dengan menafsirkan ayat demi ayat, kemudian surat demi surat secara tertib. Dalam sistematika ini beliau selalu menyertakan tempat turunnya surat, nama surat, jumlah ayat, kalimat dan huruf.Yang kedua, metodologi penafsiran yang dipakai oleh Ahmad Sanusi adalah metode ijmali, yaitu menafsirkan al-Qur'an secara global. Ini bisa diperhatikan dari penafsiran al-Qur'an dengan al-Qur'an, tafsir al-Qur'an dengan sunah oleh beliau diterangkan secara global (menyeluruh tetapi tidak secara rinci) dengan menafsirkan ayat demi ayat pada setiap surat. Yang ketiga, corak penafsiran Ahmad Sanusi dalam kitab Raudah al-irfan fi Ma'rifah al-Qur'an atau warna khusus yang dimunculkan oleh Ahmad Sanusi dalam tafsir Raudah al-'Irfan fi Ma'rifah al-Qur'an, yaitu warna filosofis kehidupan yang diajarkan oleh Agama Islam. Warna-warna khas filosofis (falsafi) yang juga dipakai dalam kehidupan masyarakat Sunda dalam melaksanakan kehidupan di Dunia sebagai jembatan menuju Akhirat. Disampaikan dengan begitu arif atau menggunakan kearifan lokal untuk kontinuitas ajaran Islam.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item