ROH SETELAH KEMATIAN MENURUT IBNU QAYYIM (Studi atas Penafsiran Ibnu Qayyim Al-Jauziyah tentang Roh setelah Kematian)

ISLAHUDDIN, NIM: 01530769 (2006) ROH SETELAH KEMATIAN MENURUT IBNU QAYYIM (Studi atas Penafsiran Ibnu Qayyim Al-Jauziyah tentang Roh setelah Kematian). Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA.

[img]
Preview
Text (ROH SETELAH KEMATIAN MENURUT IBNU QAYYIM)
01530769_BAB_I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR_PUSTAKA.pdf

Download (3MB) | Preview
[img] Text (ROH SETELAH KEMATIAN MENURUT IBNU QAYYIM)
01530769_BAB_II_S.D_BAB_SEBELUM_TERAKHIR.pdf
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

Di tengah kesadaran akan kefanaan semua alam dan dirinya, manusia terus mencari dan bertanya adakah unsur dalam dirinya yang akan tetap abadi setelah kematian merenggut jasad dan menemui Sang Khaliq. Adakah suatu unsur yang menghubungkan kehidupan fana di dunia ini dengan akhirat yang kekal kelak. Roh sekiranya jawaban yang mendekati kebenaran akan pertanyaan tersebut. Walaupun diyakini ia tidak qadim tapi kekekalan seiring dengan kekekalan akhirat adalah sifat roh yang masih misteri tetapi juga harapan dan tanda tanya besar. Dalam al-Qur'an, memang hanya segelintir kata al-ruh tertera dan itupun dibatasi bahwa ia hanya menjadi urusan Tuhan yang hanya sedikit yang diketahui manusia. Banyak ulama yang "taat" begitu saja atas redaksi yang tersurat dan berhenti. Tetapi tidak sedikit pula yang mencoba "mendobrak'' dan mencari misteri roh. Dengan kitabnya al-Ruh, lbnu Qayyim, murid Ibnu Taimiyah ini mencoba mengkaji misteri roh dengan jalan penafsiran tematik. Karena kata ruh hanya sedikit dalam al-Qur'an, maka kata al-nafs pun beliau teliti untuk mengungkap misteri roh, khususnya setelah kematian. Sebagai seorang mujanid, mujaddid, sekaligus ahli tafsir yang mencoba menelusuri misteri roh dari sumber awalnya, al-Qur'an. Sebagai seorang ulama yang menjadi panutan umat tentunya merupakan beban baginya untuk memberi penjelasan mengenai roh tersebut pada umatnya. Karena misteri roh tersebut tidak pernah luntur dimakan zaman untuk selalu dipertanyakan. Akankah dia mau "menentang" Tuhan yang sudah berfirman bahwa roh adalah urusan-Nya yang pengetahuan manusia tidak akan sampai pada pengungkapan misterinya. Tentunya ia tidak ingin mengingkari al-Qur'an apalagi menentang Tuhan. Sebagai salah satu ulama dari golongan Salaf al-salih, beliau sangat berpegang teguh pada al-Qur'an dan sunnah. Sehingga segala argumen yang diungkapkan selalu didasarkan pada al-Qur'an dan hadis. Menurut beliau, roh semenjak roh diciptakan sejak ditiupkan ke dalam tubuh di dalam rahim, roh tak pemah mati, karena yang meninggal hanyalah jasad. Karena roh tetap berada, maka ia menempati suatu ruang dan berinteraksi dengan yang lain. Tempat dan wilayah interaksinya sesuai dengan keimanan amalan yang telah diperbuat di dunia fana ini. Selain itu, bagi roh yang baik akan mampu bersua dengan orang yang masih hidup dan hal itu bisa terjadi di alam mimpi. Roh masih bisa mengetahui keberadaan jasadnya dan dia menjawab salam orang-orang yang mengunjungi kuburannya. Bahkan pada saat ada pertanyaan kubur, roh kembali ke kuburan, tetapi bukan berarti jasadnya hidup kembali. Karena kehidupan manusia hanya dua kali, yaitu ketika hidup di dunia dan di akhirat kelak.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs.H.M.Yusron Asrofi.MA - Afdawaiza, M.Ag.
Uncontrolled Keywords: ROH, KEMATIAN, IBNU QAYYIM
Subjects: Tafsir Al-Qur'an
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 30 Jul 2019 14:25
Last Modified: 30 Jul 2019 14:25
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36205

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum