EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DALAM PEMIKIRAN AL-GAZALI

Badrud Tamam, NIM: 00510087 (2006) EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DALAM PEMIKIRAN AL-GAZALI. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img] Text (EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DALAM PEMIKIRAN AL-GAZALI)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB)
[img]
Preview
Text (EMOTIONAL QUOTIENT (EQ) DALAM PEMIKIRAN AL-GAZALI)
BAB II, IV.pdf - Published Version

Download (8MB) | Preview

Abstract

Kecerdasan intelektual (IQ) menjadi tolak-ukur satu-satunya untuk mengukur kinerja seseorang dianggap cerdas atau tidak bagi masyarakat modern, sejak dipopulerkan tahun 1819. Kenyataan tersebut kemudian terbantahkan oleh penelitian Daniel Goleman. Menurut Daniel, IQ hanya menyumbang sekitar 20% kehidupan manusia . Sementara faktor terbesar yang mendukung dan mempengaruhi kehidupan manusia adalah kecerdasan emosinya. Sehingga kecerdasan intelektual harus ditopang oleh kecerdasan lainnya, yaitu kecerdasan mengolah emosi yang diistilahkan dengan Emotional Quotient (EQ). Emosi memiliki sifat dasar spontan, tidak linier dan selalu berubah-ubah. Banyaknya kejahatan dewasa ini, diakibatkan oleh ketidakmatangan menghadapi gejolak emosi. Selain itu, emosi menyimpan isyarat kebijaksanaan yang berperan besar menuntun manusia kepada jalan hidupnya. Kebijaksanaan tersebut hanya bisa diperoleh dengan kecerdasan mengolah suara hati paling dalam. IQ bersandarkan kepada fakta-fakata rasional yang kaku dan tidak bisa selalu diukur dengan fakta-fakta yang bersifat matematis. Sementara proses kehidupan cenderung tidak sistematis. Sehinggga 80% yang memiliki IQ tinggi rawan dan mudah mengalami amarah, stres, frustasi dan putus asa, bahkan puncaknya adalah bunuh diri. Hal ini dissebabkan tidak sanggup menghadapi pola perubahan dan pergolakan diri. Penulis tertarik meneliti konsep EQ dalam khazanah keislaman, yang ternyata lebih awal menggali dan mengkaji tentang kebijaksanaan yang bersumber dari hati, yaitu EQ dalam pemikiran Al-Gazali. Al- Gazali memiliki konstribusi penting dalam islam . Dia mewariskan ide-ide keislaman tentang pentingnya mengolah hati, di samping mengamalkan legalitas syariat. Sehingga rumusan masalahnya sebagai berikut: pertama, bagaimana EQ dalam pemikiran Al-Gazafi? Kedua, bagaimana peran dan fungsi EQ Al-Gazali bagi akhlaq? Sedangkan tujuan dan kegunaan penelitian ini adalah mengetahui EQ dalam pemikiran Al-Gazali dan memahi peran serta fungsi ahlaq dalam EQ Al-Gazali . Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian literatur. Sumber-sumber data yang digunakan adalah sumber-sumber yang relevan dengan penelitian ini, kemudian diolah melalui teknik deskripsi, intrepetasi dan analisa. Dari penelitian ini dapat dihasilakn jawaban menjawab rumusan masalah di atas, bahwa hati manusia memiliki dua dorongan, yaitu dorongan kepada kebaikan (al-nafs al-mu_tmainnah) kedua, dorongan kejahatan (al-nafs allawwimah). Ada tiga proses menuju terbentuknya hati yang baik, yaitu pengenalan hati, pengelolaan hati, kemudia kondisi sadar hati. Seseorang yang terbebas dari al-nafs- a/ lawwimah, menurut al-Gazali akan menjadi manusia yang berpengatuhuan (al-makrifah) dan mampu mengendalikan, mengatur hawa nafsu buruk dalam dirinya. Sehingga membawa kepada kecerdasan hati, serta kesejahteraan dunia akhirat. Berbeda dengan EQ Barat, EQ Al-Gaza.Ii berdasarkan kepada doktrin agama, sedangkan EQ Barat mendasarkan kepada penelitian ilmiah:-saintis.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. Sudin, M. Hum.
Uncontrolled Keywords: EMOTIONAL QUOTIENT (EQ),PEMIKIRAN AL-GAZALI
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 09 Aug 2019 08:55
Last Modified: 09 Aug 2019 08:55
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36263

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum