ISLAM YES, PARTAI ISLAM NO (Analisa Terhadap Pemikiran Nurcholish Madjid Tentang Politik Islam)

Agus Riyadi, NIM. 00510133 (2006) ISLAM YES, PARTAI ISLAM NO (Analisa Terhadap Pemikiran Nurcholish Madjid Tentang Politik Islam). Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (ISLAM YES, PARTAI ISLAM NO (Analisa Terhadap Pemikiran Nurcholish Madjid Tentang Politik Islam)) BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview
	Text (ISLAM YES, PARTAI ISLAM NO (Analisa Terhadap Pemikiran Nurcholish Madjid Tentang Politik Islam)) BAB II, III, IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (11MB)

Abstract

Nurcholish Madjid (Cak Nur) merupakan tokoh pembaruan pemikiran di Indonesia. Ia mempunyai pandangan yang luas, telah banyak karya yang dihasilkannya, baik bahasa Indonesia atau bahasa Inggris. Ia juga mampu memadukan antara aktifis dan akademis yang jarang tokoh Indonesia mampu melakukan keduanya itu. Gagasan­ gagasan pembaruannya yang kontroversial dan banyak mengalami penentangan dari pemimpin-pemimpin Islam, temyata mampu mengubah orientasi politik umat Islam. Pemikiran Nurcholish yang luas itu sudah sepantasnya diapresiasi. Penelitian ini meneliti pemikiran "Islam yes, partai Islam no" yang diungkapkan Nurcholish pada tahun 1970- an. Penelitian "Islam yes, partai Islam no" ini dengan pokok masalah pertama , mengapa Nurcholish mengungkapkan pemikiran "Islam yes, partai Islam no"?. Kedua , bagaimana pandangan Nurcholish terhadap politik Islam?. Ketiga, bagaimana pengaruh pemikirannya itu terhadap gerakan politik Islam?. Penelitian pemikiran Nurcholish ini didekati dalam kerangka historis politik keagamaan dan filosofis. Metode yang penulis gunakan adalah klasifikasi , induktif, deduktif, kesinambungan historis dan interpretasi. Penelitian ini bertujuan , pertama , untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan Nurcholish Madjid mengeluarkan pemikiran "Islam yes, Partai Islam, no". Kedua , memahami pandangan Nurcholish Madjid tentang politik Islam. Ketiga, memahami pengaruh pemikirannya itu terhadap gerakan politik Islam. Pemikiran Nurcholish "Islam yes, partai Islam no" ini menggambarkan tidak tertariknya Nurcholish terhadap partai Islam. Penolakkannya terhadap partai Islam ini berdasarkan pada fenomena umum pada waktu itu. para pemimpin partai-partai Islam yang ada pada waktu itu, tidak lagi menjadi penyalur aspirasi umat Islam, tetapi lebih banyak berjuangan untuk kepentingan golongan atau dirinya sendiri. Selain itu, mereka terkotak-kotak menurut aliran atau madzhab yang berbeda satu sama lainnya, serta tidak mempunyai komitmen yang jelas terhadap perjuangan umat. Lebih parah lagi, ada unsur­ unsur atau oknum partai Islam yang terlibat dalam persoalan korupsi. Ini semua memperburuk citra umat Islam. Dengan melontarkan gagasan "Islam yes, partai Islam no", Nurcholish seperti menegaskan pendiriannya bahwa komitmennya hanyalah pada Islam, bukan pada institusi keislaman. Dengan kata lain, penolakkan terhadap institusi kepartaian politik Islam haruslah dipahami sebagai penolakan terhadap pemamfaatan atas Islam oleh mereka yang terlibat dalam kehidupan partai politik Islam. Tingkah laku politik dan pemanfaatan Islam seperti itu, pada gilirannya justru menjatuhkan nilai-nilai ajaran Islam. Dengan pemikiran "Islam yes, partai Islam no" Nurcholish tidak berusaha untuk mengeluarkan Islam dari jalur politik. Setelah mengkaji al-Qur 'an dan menelusuri sejarah Islam , ia mengambil konklusi bahwa tidak ada keharusan dalam Islam untuk menegakkan Negara Islam (Islam sebagai dasar Negara dan Islam sebagai ideologi Negara). Namun Ia menunjukkan bahwa ai-Qur'an berulangkali menyebut gagasan normatif tentang musyawarah (syura), keadilan (al-'adl) dan egalitarianisme (al-musawah).Ini merupakan prinsip-prinsip etis dalam menjalankan roda pemerintahan menurut Islam.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item