PENAFSIRAN AL-BAIDAWI TENTANG LAFAS IKHWAH DALAM TAFSIR AL-BAIDAWI ANWAR AL- TANZIL WA ASRAR AL-TA 'WIL

KOMARUDDIN, NIM. 00530100 (2006) PENAFSIRAN AL-BAIDAWI TENTANG LAFAS IKHWAH DALAM TAFSIR AL-BAIDAWI ANWAR AL- TANZIL WA ASRAR AL-TA 'WIL. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PENAI'SIRAN AL-BAIQAWI TENTANG LAFAS IKHWAH DALAM TAFSIR AL-BAIDAWI ANWAR AL- TANZIL WA ASRAR AL-TA 'WIL)
BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (PENAI'SIRAN AL-BAIQAWI TENTANG LAFAS IKHWAH DALAM TAFSIR AL-BAIDAWI ANWAR AL- TANZIL WA ASRAR AL-TA 'WIL)
BAB II, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (18MB)

Abstract

Istilah saudara atau persaudaraan, dalam diskursus sosial, merupakan suatu istilah yang sudah lama sekali dikenal. Pada awalnya istilah ini hanya merujuk pada makna kekerabatan (kimhip), namun seiring perjalanan waktu, istilah ini kemudian mengalami perluasan m..llrna. lstilah saudara tidak hanya bermakna saudara sekandung, melainkan juga saudara non kandung, sernisal saudara sekultur, sekomunitas, seprofesi dan lain sebagainya Dalam bahasa Arab, istilah saudara kompatibel dengan kata akh (tunggal) atau ikhwah (plural). Makna yang terkandung pada kata akh atau ikhwah juga terdiri dari dua konteks, yaitu saudara sekandung dan saudara non kandung. Dalam al-Qur'an, istilah ikhwah seringkali dijumpai dengan konteks dan bentuk yang beraneka ragam. Untuk menentukan mana ikhwah yang bermakna saudara kandung dan mana yang bermakna saudara non kandung tidaklah mudah. Selain itu, mengapa ikhwah pada ayat tertentu bermakna saudara kandung dan pada ayat yang lain bermakna saudara non kandung juga merupakan problem tersendiri. Untuk itulah penulis meneliti penafsiran al-Baidawi tentang makna kata ikhwah dalam al-Qur'an. yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana konstruksi argumentatif sl-Baidawi ketika kata ikhwah dalam al-Qur'an. Objek material yang penulis bidik dalam penelitian ini adalah penafsiran al-Baidawi atas makna ikhwa'1 dalam al-Qur'an, tepatnya dalam QS. Al-Nisa', QS. Yusuf dan QS al-Hujurat. Untuk menjawab problem akadernis dari penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan filosofis (hermeneutik-struktural) dan historis. Adapun metode pengolahan datanya adalah deskriptif-analitis. Stressing dari pembahasannya terletak pada sisi karakteristik, rasionalisasi dan argumentasi al­ Baidawi dalam menuangkan makna kata ikhwah dalam ayat-ayat tersebut. Dari deskripsi dan analisis penulis, didapatkan suatu konklusi bahwa dalam penafsiran al-Baidawi tentang makna ikhwah dalam al-Qur'an terdapat dinamika, dari yang semula bermakna saudara dalam pengertian biologis menjadi saudara dalam konteks sosiologis. Namun kata ikhwah yang merangkum makna yang terakhir tersebut hanya terdapat dalam QS. Al-Hujurat an sich Rasionalisasi atas dinamika makna yang terkandung dalam ayat-ayat tersebut menurut al­ Baidawi karena pengaruh konteks ayat secara keseluruhan. Kontribusi keilrnuan (contribution to knowledge) dari penelitian liD, adalah bahwa di dalam al-Qur'an, meski penggunaan kata ikhwahnya sama, namun konteks maknanya bisa berbeda antara satu ayat dengan ayat yang lain. Selain itu, dalam menginterpretasi ayat, senantiasa harus mempertimbangkan konteks ayat secara keseluruhan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Drs. Indal Abror, M.Ag.,
Uncontrolled Keywords: LAFAS IKHWAH, TAFSIR AL-BAIDAWI
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Drs. Bambang Heru Nurwoto
Date Deposited: 09 Aug 2019 14:24
Last Modified: 09 Aug 2019 14:24
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36273

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum