KONTEKSTUALISASI HIJRAH (Suatu Pendekatan Metodologi Penafsiran Fazlur Rahman)

RABIATUL AZKIYAH, NIM: 93531491 (1999) KONTEKSTUALISASI HIJRAH (Suatu Pendekatan Metodologi Penafsiran Fazlur Rahman). Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA.

Preview	Text (KONTEKSTUALISASI HIJRAH) 93531491_BAB_I_BAB_TERAKHIR_DAFTAR_PUSTAKA.pdf Download (5MB) | Preview
	Text (KONTEKSTUALISASI HIJRAH) 93531491_BAB_II_S.D_BAB_SEBELUM_TERAKHIR.pdf Restricted to Registered users only Download (6MB)

Abstract

Peristiwa hijrah Nabi dari Mekkah ke Madinah yang terjadi pada Tahun 622 M, merupakan peristiwa sejarah yang sangat penting. Begitu pentingnya arti hijrah tersebut, sehingga dalam bentuknya yang paling sempurna, Umar bin al-Khattab, menetapkan peristiwa ini sebagai awal perhitungan kalender Hijriyah. Spirit reformasi yang ada di balik momentum ini, pada. perkembangannya telah menghasilkan sebuah peradaban baru yang islami berupa suatu tatanan masyarakat, yang diakui memiliki keistimewaan yang untuk zaman dan tempatnya sangat modern, bahkan terlalu modern, sehingga tidak bertahan lama ketika Nabi sendiri wafat. Terbitnya fajar baru peradaban manusia ini dengan sangat jelas terekam di sana-sini dalam ayat-ayat al-Qur'an dan Sunnah, yang merupakan pijakan normatif bagi setiap bentuk aktifitas manusia Signifikansi hijrah dalam perspektif yang diperlihatkan al-Qur'an dan Sunnah tersebut, dengan demikian selalu memberikan visi reformasi. itu karena hijrah menurut Ali Syari'ati, merupakan gerakan atau loncatan besar manusia. yang meniupkan semangat perubahan dan ide-ide revolusioner yang luhur dalam konteks sosial-kemasyarakatan. Dengan menggunakan pendekatan metodologi penafsiran fazlur Rahman, yang memadukan aspek historis dan sosiologis dalam kerangka penafsirannya, selanjutnya penulis mencoba menilik kembali peristiwa. bersejarah ini secara. apresiatif dan wajar dalam usaha untuk memahami dan memaknainya, sehingga dapat mewariskan kearifan dan ilham perubahan dalam memahami dinamika dan realitas saat ini. Selain itu, adalah merupakan suatu keniscayaan bahwa prinsip-prinsip urmun al-Qur'an tersebut barus selalu ditubuhkan dalam legislasi kontemporer, agar tidak kehilangan makna dan semangatnya dalam memberikan solusi-solusi yang sesuai dengan zamannya Dengan demikian maka makna hijrah dalam perspektif ini, tidak hanya sekedar pindah dari satu titik ke titik yang lain, namun-meminjam bahasa sosiologi telah melanglang buana ke tingkat makna yang sangat tinggi, yakni makna moral yang luhur, formasi sosial yang teratur, tatanan ekonomi yang distributif dan artikulasi politik yang demokratis. Berdasarkan pengertian tersebut, paling tidak, ada tiga hal yang perlu digaris bawahi dalam kaitannya dengan ilham reformasi hijrah untuk dimanifestasikan dalam realitas kehidupan saat ini. Pertama, bahwa hakikat hijrah mengandung ideas of progress (cita-cita kemajuan), semangat pembaruan, dan gagasan reformasi yang aktif dan dinamis untuk membenahi dan menata kembali sistem dan struktur demi terwujudnya orde kehidupan yang kondusif yang selayaknya secara berkelanjutan. kedua, semangat kebersamaan, solidaritas, kepedulian dan ketulusan serta niat baik dari semua pihak akan menjadi modal utama bagi terlaksananya kontinuitas reformasi. Ketiga, seperti halnya hijrah yang bermuatan nilai-nilai keagamaan, maka makna reformasi yang menjadi cita-cita kehidupan berbangsa sekarang meniscayakan nilai-nilai substansial agama yang tidak bisa diabaikan, baik bagi agen-agen reformasinya maupun dalam penyatalaksanaannya Inilah secercah harapan menuju terbitnya fajar peradaban baru, sebuah orde kehidupan yang lebih religius, humanis dan civilized.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item