METODE PENAFSIRAN MUHAMMAD AL-GHAZALI DALAM KITAB NAHW TAFSIRI AL-MAUDU’LI SUWAR AL-QUR’AN AL-KARIM

YUYUK AMINAH, NIM. 01530501 (2007) METODE PENAFSIRAN MUHAMMAD AL-GHAZALI DALAM KITAB NAHW TAFSIRI AL-MAUDU’LI SUWAR AL-QUR’AN AL-KARIM. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (METODE PENAFSIRAN MUHAMMAD AL-GHAZALI DALAM KITAB NAHW TAFSIRI AL-MAUDU’ LI SUWAR AL-QUR’AN AL-KARIM) 01530501 BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (METODE PENAFSIRAN MUHAMMAD AL-GHAZALI DALAM KITAB NAHW TAFSIRI AL-MAUDU’ LI SUWAR AL-QUR’AN AL-KARIM) 01530501 BAB II, III, IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (5MB)

Abstract

Al-Quran adalah sumber ajaran Islam. Kitab Suci ini merupakan inspirator, pemandu dan pemadu gerakan-gerakan umat Islam sepanjang empat belas abad sejarah pergerakan umat Islam. Dengan demikian, maka pemahaman terhadap ayat-ayat Al-Quran melalui penafsiran-penafsirannya, mempunyai peranan yang sangat besar bagi maju-mundurnya umat, sekaligus dapat mencerminkan perkembangan serta corak pemikiran mereka. Taraf hidup dan kemampuan daya pikir manusia scmakin meningkat dan hal tersebut sangat berpengaruh terhadap peningkatan keilmuan, dalam hal ini ilmu tafsir yang pada akhimya melahirkan metode-metode penafsiran yang beragam. Muhammad Al-Ghazali dengan kitab tafsirnya Nahw Tafsiri al-Maudui Li Suwar Al-Qur'an Al-Karim memberikan sumbangan pemikiran dan bukti perkembangan keilmuan Islam. Aktifitas keilmuannya lebih banyak dihabiskan di dunia dakwah dan organisasi keislaman (al-lkhwanul al-Muslimiin). Selain itu ia adalah seorang ahli dibidang hadis. Disisi lain Muhammad Al-Ghazali juga disebut Rajulul-Qur'an, Ia selalu mengkaji Al-Qur'an, membacanya, memperhatikannya dan menghayati ayat-ayatnya. Disebutkan bahwa mushafnya adalah qadanya (hapalannya), karena Ia tidak pernah membutuhkan mushaf AlQur'an untuk dibaca dan diulangi kembali. Keunikan metodologi penafsiran dari perpaduan mufassir dan kitabnya inilah yang mendorong penulis untuk meneliti karya Muhammad Al-Ghazali, Nahw Tafsiri al-Maudui Li Suwar Al-Qur'an Al-Karlm. Penelitian ini bersifat kepustakaan (library research). Data-data yang diperlukan dikumpulkan dengan metode dokumentasi, kemudian diolah dengan metode deskriptif analitis. Penulis mendeskripsikan data yang telah ada, dianalisis secara mendetail. Dari penelitian ini menghasilkan sebuah kesimpulan, bahwa dengan memperhatikan metode yang digunakan oleh Muhammad al-Ghazali adalah metode maudu’i mufassirnya berupaya menghimpun ayat-ayat Al-Quran dari berbagai surah dan yang berkaitan dengan persoalan atau topik yang ditetapkan sebelumnya. Kemudian, mufassir membahas dan menganalisis kandungan ayat ayat tersebut sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh. Jika melihat kecenderungan Muhammad Al-Ghazali dalam memahami dan menafsirkan Al-Qur'an, sebagaimana yang dicontoh di dalam kitab Nahw Tafsiri al-Maudu’I Li Suwar Al-Qur'an Al-Karim, kitab ini termasuk dalam kategori corak sastra budaya kemasyarakatan (adabi ijtimai). Keunggulan dari kitab ini adalah lebih pada nilai efisiensinya. Kitab ini memudahkan pembacanya untuk menyingkap pesan yang tersimpan dalam setiap surat dan mengidentifikasi permasalahan pokok yang dibahas dalam masing masing surat. Kelebihan yang lain adalah Al-Ghazali banyak menggunakan bahasa-bahasa yang familiar dan khas layaknya ungkapan da'i. Pada sebuah komunikasi yang akrab antara pembicara dan pendengar, bahasa yang digunakan oleh al-Ghazali juga lebih singkat dan praktis.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item