POSISI PEREMPUAN DALAM PERNIKAHAN SIRRI (TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM ISLAM)

MUSTOFA AFIFI, NIM. 98353038 (2005) POSISI PEREMPUAN DALAM PERNIKAHAN SIRRI (TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM ISLAM). Skripsi thesis, FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM.

[img]
Preview
Text (POSISI PEREMPUAN DALAM PERNIKAHAN SIRRI (TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM ISLAM))
98353038 BAB I, V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (POSISI PEREMPUAN DALAM PERNIKAHAN SIRRI (TINJAUAN SOSIOLOGI HUKUM ISLAM))
98353038 BAB II, III, IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Fenomena nikah sirri yang berkembang dengan segala corak-ragamnya menyimpan banyak persoalan yang layak kupas secara mendalam. Layaknya sebuah pernikahan, pernikahan sirri melibatkan minimal dua orang yang berlainan jenis (laki-laki dan perempuan) dengan segala kebutuhan dan kepentingan yang melekat pada masing-masing pihak. setiap orang membutuhkan nilai tawar dalam menghadapi "lawan main". Suatu perjanjian yang dianggap penting akan mempunyai nilai tawar, apabila diikat dengan jaminan hukum yang diakui secara kolektif. Oleh sebab itu, perkawinan yang tidak lain merupakan perjanjian yang luhur dan kuat perlu mendapatkan perlindungan hukum yang kuat pula. Penelitian ini merupakan penelitian pustaka (library research) Pendekatan dalam penclitian ini adalah sosiologis-yuridis. Pendekatan sosiologis-yuridis, yaitu pendekatan dengan cara menguak peristiwa atau fenomena hukum sebagai gejala sosial sehingga diperoleh infonnasi mengenai hubungan-hubungan antara gejalagejala masyarakat dengan hukum mendasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, terutama yang mengatur masalah-masalah perkawinan. Fenomena nikah sirri merupakan insiden yang akrab di mata masyarakat khususnya Indoneia. Keberadaannya di mata kelompok-kclompok masyarakat yang berbeda-beda mendapatkan tempat yang bcragam. Keberagaman faham masyarakat bulcan hanya dipengaruhi oleh tradisi yang dianut saja, namun motivasi dan corak pernikahan sirr yang terjadi. Ada beberapa alasan mengapa pernikahan dilaksanakan di luar ketentuan resmi pemerintah, di antaranya adalah; nomatif, untuk melegalkan perbuatan-perbuatan yang secara norma agama dilarang sebelum menikah. Dalam hal ini nikah sirri berfungsi sebagai institusi dan alat legitimasi dari agama; psikologis, untulc mengatasi kecemasan, keresahan, dan kegelisahan, atau mencari ketenangan dan ketenteraman; biologis, Wltulc menyalurkan kebutuhan seksual (gharizah al-jinsiyyah); dan sosial ekonomis, faktor-faktor eksternal yang menghambat seseorang menikah secara wajar misalnya, adanya keinginan untuk berpoligami secara diam-diam. Ada beberapa akibat yang bisa timbul dari praktek nikah sirri terhadap perempuan. Di antaranya adalah secara hukum dan secara sosial sehingga keluarga yang dibangun kurang mendapatkan tempat di masyarakat sementara perempuan mempllllyai tugas-tugas reproduksi yang meliputi mengandung, melahirkan dan menyusui anak. Tugas reproduksi yang melekat secara kodrati pada perempuan tidak bisa dihindari mengbadirkan "kelemahan" bila dihadapkan pada posisi laki-laki. Adanya undang-undang pencatatan nikah di Indonesia merupakan usaha Negara untuk menjamin kepastian hukum warga negara serta untuk memperoleh kemaslahatan bagi umat. Praktek nikah sirri telah mengakibatkan lemah dan tidak jelasnya kedudukan istri di mata hukum dan masyarakat.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: DR. AINURRAFIQ, M.Ag
Uncontrolled Keywords: Nikah sirri, perempuan, hukum islam
Subjects: Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Al-Ahwal Asy-Syakhsiyyah (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 06 Sep 2019 16:04
Last Modified: 06 Sep 2019 16:04
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36531

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum