Edward Said dan Kritik Poskolonial: Upaya Mengembalikan Sosiologi kepada Publik

Mujibur Rohman NIM: 05720017, (2010) Edward Said dan Kritik Poskolonial: Upaya Mengembalikan Sosiologi kepada Publik. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (Edward Said dan Kritik Poskolonial: Upaya Mengembalikan Sosiologi kepada Publik)
BAB I,V.pdf - Published Version

Download (482kB) | Preview
[img] Text (Edward Said dan Kritik Poskolonial: Upaya Mengembalikan Sosiologi kepada Publik)
BAB II,III,IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (293kB)

Abstract

Poskolonialisme saat ini menjadi salah satu strategi politis dan teoritis untuk membongkar hegemoni-dominasi Barat. Skripsi ini mengkaji poskolonialisme dan kondisi-kondisi poskolonial relasi Barat dan Timur. Fokus kajian skripsi ini adalah pemikiran Orientalisme Edward Said. Dalam pandangan Said, Orientalisme adalah mentimurkan Timur. Barat menguatkan oposisi binerN lewat pembedaan antara Barat dan Timur untuk mendominasi Timur. Dominasi dan juga hegemoni tersebut mereka praktikkan dalam kolonialisme.' Kolonialisme menggunakan wacana kolonial untuk menguatkan perbedaan antara dunia terjajah dan penjajah. Mereka mengkaji masyarakat terjajah dan melukiskannya dalam berbagai bentuk media, tulisan, film, iklan, brosur, gambar, dan media lainnya. Kolonialisme berasumsi, bahwa apa yang mereka lakukan akan menciptakan perbedaan antara masyarakat penjajah dan terjajah secara tetap dan kaku. Namun, anggapan penjajah tersebut tidak selamanya benar. Masyarakat terjajah justru meniru penjajahnya dalam penampilan dan perilaku hidup seharihari. Hal tersebut menggugat kekuasaan penjajah untuk menentukan identitas masyarakat terjajah. Poskolonialisme terus melakukan gugatan terhadap kolonialisme dan warisan-warisannya . Poskolonialisme menjadi kekuatan anti kolonialismeimperialisme dan metamorfosanya: neo- olonialisme dan neo- mperialisme. Dengan bantuan dari berbagai bidang kajian lain, kajian poskolonial semakin kuat dan subversif terhadap kekuasaan imperialisme. Kajian tersebut menyebar, baik di Eropa dan luar Eropa, dengan satu misi melawan hegemoni-dominasi imperialisme. Dalam Islam, poskolonialisme digunakan sebagai upaya untuk membongkar hubungan antara persoalan yang ada saat ini dengan kolonialisme di masa lalu. Poskolonial menjadi alat analisa untuk melihat, bahwa ada hubungan yang hegemonik dari penjajah pada realitas masyarakat saat ini. Salah satu jalan untuk keluar dari persoalan tersebut, adalah dengan menemukan kembali identitas Islam yang telah dikacaukan oleh kolonialisme. Dalam hal ini, Islam membebaskan diri dari belenggu sejarah kolonialisme dan residunya. Poskolonialisme Islam berlangsung dengan membebaskan dirinya dan membebaskan mereka yang tertindas melalui nilai-nilai yang ada dalam Islam. Dalam konteks sosiologi, poskolonialisme juga menemukan urgensinya, di mana poskolonialisme menuntut sosiologi untuk lebih membumi dan terbuka terhadap masyarakat yang lain . Artinya, hubungan-hubungan kolonialisme dengan modernitas, yang menjadi latar belakang sosiologi, mesti diurai kembali. Sosiologi mempertanyakan persoalan sosial yang muncul sebagai akibat dari kolonialisme. Pengembalian sosilogi kepada publik dalam kerangka poskolonialisme, adalah mengembalikan fungsi sosiologi untuk membela subaltern. Sosiologi bertugas membebaskan mereka yang lemah dan terpinggirkan.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Abdullah Sumrahadi,SIP.,M. Si.
Uncontrolled Keywords: Orientalisme, Kolonialisme, Imperialisme, Poskolonialisme, Islam Poskolonial, teori sosiologi.
Subjects: Sosiologi Agama
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora > Sosiologi (S1)
Depositing User: Miftakhul Yazid Fuadi [staff it]
Date Deposited: 04 Sep 2012 00:22
Last Modified: 15 Dec 2016 15:07
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3668

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum