RIMPU TRADISI BERBUSANA DI KALANGAN PEREMPUAN BIMA NTB

NUR INAYAH, NIM. 15230074 (2019) RIMPU TRADISI BERBUSANA DI KALANGAN PEREMPUAN BIMA NTB. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (RIMPU TRADISI BERBUSANA DI KALANGAN PEREMPUAN BIMA NTB)
15230074 BAB I, IV, DAFTAR PUSTAKA PDF.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (RIMPU TRADISI BERBUSANA DI KALANGAN PEREMPUAN BIMA NTB)
15230074BAB II, BAB III PDF.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

Penelitian ini menjelaskkan tentang tradisi pemakaian Rimpu. Dalam hal ini objek penelitian difokuskan di Desa Rato, Kec. Lambu, Kab. Bima, Prov. Nusa Tenggara Barat (NTB). Secara umum, penelitian ini meneliti tentang konteks sosiologis historis seperti apakah yang melatar belakangi adanya Rimpu tradisi berbusana di kalangan perempuan Bima dan bagaimana dinamika penggunaan Rimpu ditengah globalisasi busana serta apa makna Rimpu masa dulu dan makna Rimpu masa kini di kalangan perempuan Bima yang ada di Desa Rato. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif-analitik kualitatif dengan pendekatan etnografi. Sedangkan metode yang digunakan dalam mengumpulkan data yaitu dengan metode observasi, dokumentasi, dan wawancara. Selain itu penulis juga menggunakan teori “Sociology of Knowledge” oleh Karl Mannheim untuk menelaah dan menganalisa makna konteks sosiologi historis seperti apakah yang melatar belakangi Rimpu tradisi berbusana dikalangan perempuan Bima di Desa Rato. Makna tersebut meliputi makna obyektif, ekspresif, dan documenter. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Sebelum istilah Rimpu, masyarakat Bima mengenal istilah sanggentu (menggulungkan sarung sampai kedada) untuk perempuan dan katente (menggulungkan sarung sampai ke pinggang) untuk laki-laki yang sampai sekarang masih digunakan dalam keseharian masyarakat Bima Rimpu pertama kali diperkenalkan setelah masuknya Islam di Kesultanan Bima, sebagai bentuk pengejewantahan ajaran Islam dalam menutup aurat bagi setiap wanita muslimah. Tradisi Rimpu lahir dari perjumpaan antara ajaran agama Islam dengan budaya lokal masyarakat setempat. Sesuai penggunaanya, Rimpu bagi perempuan Bima dibedakan sesuai status. Bagi remaja/gadis memakai Rimpu Mpida yang artinya seluruh anggota badan terselubung kain sarung dan hanya mata yang di biarkan terbuka, Rimpu Mpida juga bisa di bilang cadar ala perempuan Bima. Sedangkan bagi kaum perempuan yang sudah bersuami memakai Rimpu Colo. Dimana bagian muka semua terbuka. Keberadaan Rimpu sudah jarang di gunakan lagi oleh masyarakat Bima pada umumnya karena menurut mereka Rimpu adalah budaya lama yang harus diganti dengan budaya baru yang lebih modern dan modis.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Abdur Rozaki. S. Ag.,M.Si,
Uncontrolled Keywords: Rimpu, Sosiologis, historis
Subjects: Pengembangan Masyarakat Islam
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Pengembangan Masyarakat Islam (S1)
Depositing User: H. Zaenal Arifin, S.Sos.I., S.IPI.
Date Deposited: 27 Nov 2019 14:47
Last Modified: 27 Nov 2019 14:47
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/36684

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum