Merekonstruksi Teori Pendidikan dalam Budaya Jawa

Munip, Abdul (2018) Merekonstruksi Teori Pendidikan dalam Budaya Jawa. Pascasarjana FITK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Yogyakarta. ISBN 978-602-53025-6-5

[img] Text (Merekonstruksi Teori Pendidikan dalam Budaya Jawa)
Abdul Munip__Pendidikan Jawa.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Meskipun uraian-uraian dalam buku ini mungkin belum tuntas dan menyeluruh dalam membicarakan bangunan teoritis pendidikan Islam di kalangan masyarakat Jawa, namun setidaknya bisa menjadi pemicu lahirnya kajian-kajian sejenis yang lebih baik dan komprehensif. Satu hal yang perlu dicatat di sini adalah keunikan budaya Jawa dalam bidang pendidikan yang antara lain ditandai dengan munculnya konsep-konsep khas Jawa yang me- miliki kedalaman makna. Istilah “ngelmu” untuk merujuk pada proses mencari dan menguasai ilmu pengetahuan, ternyata harus bersanding dengan konsep “laku”, yang kemudian melahirkan sebuah “teori” bahwa “ngelmu iku kelakone kanthi laku” yang artinya “mencari ilmu itu tidak akan pernah berhasil jika tidak disertai dengan usaha lahir dan batin. Konsep ini mengandung makna dan bukti empiris yang tak terbantahkan. Hampir bisa dipastikan semua orang yang sukses dalam dunia ilmu pengetahuan pernah mengalami pahit getir dan keprihatinan ketika menuntut ilmu. Justru karena pengalaman yang penuh dengan keprihatinan tersebut maka ilmu yang mereka miliki dapat meresap dalam kalbu dan bermanfaat bagi dirinya maupun orang lain. Begitu juga dengan aneka ragam metode atau cara yang digunakan oleh orang Jawa dalam mendidik. Ternyata orang Jawa sangat kreatif dalam menciptakan sarana dan cara untuk mendidik putra-putri mereka. Penggunaan tembang dan dolanan sebagai strategi dalam mendidik putra-putri mereka menunjukkan bahwa orang Jawa lebih maju dibandingkan para ahli pendidikan modern. Seperti diketahui bahwa konsep learning by doing baru muncul sekitar satu abad yang lalu sementara tembang dan dolanan sudah dipraktekkan oleh orang Jawa sejak era wali songo sekitar abad 16 Masehi. Lebih dari itu, orang Jawa memang tidak bisa dilepaskan dari dunia spiritual oleh karena itu sangat wajar jika konsep-konsep pendidikan yang terdapat di kalangan masyarakat Jawa juga penuh warna spiritual. Itulah sebabnya tujuan pendidikan dalam perspektif budaya Jawa tidak hanya sekedar mengantarkan manusia menuju kedewasaan, tetapi lebih dari itu yakni mengantarkan manusia Jawa memahami filosofi tentang asal usul kehidupan yang tercermin dalam konsep Sangkan-paraning dumadi. Mereka yang telah memahami konsep tersebut diharapkan bisa menjadi manusia paripurna yang mampu “Urip sak jroning mati dan mati sajroning urip”. Orang Jawa juga terbiasa mengawasi dan mengamati kejadian-kejadian yang ada di alam semesta melalui kegiatan yang disebut niteni yang kemudian melahirkan ilmu titen. Kegiatan niteni ini sesungguhnya memiliki kesamaan dengan konsep pengamatan menurut perspektif empirisme-positivistik. Jika di dunia Barat empirisme-positivistik melahirkan banyak ilmu pengetahuan empiri, di Jawa kegiatan niteni melahirkan kebijaksanaan dalam membaca tanda-tanda alam semesta. Disinilah letak persimpangan jalannya. Empirisme melahirkan manusia-manusia rasional, sementara konsep niteni melahirkan manusia-manusia Jawa yang tanggap ing sasmita atau peka terhadap tanda-tanda alam dilihat dari perspektif spiritual.

Item Type: Book
Uncontrolled Keywords: Teori Pendidikan, Budaya Jawa
Subjects: Budaya dan Agama
Islam dan Budaya
ISLAM DAN PENDIDIKAN
Divisions: Buku
Depositing User: Abdul Munip
Date Deposited: 03 Feb 2020 08:36
Last Modified: 03 Feb 2020 08:36
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/37910

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum