ULAMA, GOVERNMENT AND MUSLIM COMMUNITY IN CONTEMPORARY INDONESIA: A STUDY OF THE DEVELOPMENT OF THE COUNCIL OF INDONESIAN ULAMA

M. ATHO MUDZHAR, (2008) ULAMA, GOVERNMENT AND MUSLIM COMMUNITY IN CONTEMPORARY INDONESIA: A STUDY OF THE DEVELOPMENT OF THE COUNCIL OF INDONESIAN ULAMA. /Jurnal/Al-Jamiah/Al-Jamiah No. 59 Th. 1996/.

Preview	Text 04. M. Atho Mudzhar- ULAMA, GOVERNMENT, AND MUSLIM KOMUNITY IN CONTEMPORARY INDONESIA; A STUDY OF THE DEVELOPMENT OF THE CUONCIL OF INDONESIA ULAMA.pdf - Accepted Version Download (3MB) | Preview
	Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox) lightbox.jpg Download (0B)
	Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview) preview.jpg Download (0B)
	Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium) medium.jpg Download (0B)
	Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small) small.jpg Download (0B)
	Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox) lightbox.jpg Download (0B)
	Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview) preview.jpg Download (0B)
	Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium) medium.jpg Download (0B)
	Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small) small.jpg Download (0B)

Abstract

Tulisan ini mencoba mengkaji hakikat hubungan Majlis Ulama Indonesia (MUI), pemerintah dan masyarakat di Indonesia selama 6-7 tahun terakhir. Analisis dalam kajian ini berangkat dari hasil penelitian terdahulu penulisnya terhadap MUI periode tahun 1975-1983. Dalam penelitian terdahulu itu ditemukan empat sikap pokok MUI yang mewarnai kegiatannya: Pertama, i adanya keinginan di pihak MUI untuk dapat diterima masyarakat dan untuk membangun hubungan baik dengan berbagai organisasi keislaman./i Pada mulanya sebagian tokoh-topkoh umat Islam menolak kehadiran MUI kaerna dicurugai sebagai semata alat politik pemerintah belaka. Namun berkat kredibilitas para tokoh yang pernah menjadi ketua umumnya dan usaha-usaha yang dilakukannya, seperti mengunjungi organisasi-organisasi Islam atau mengundang para pengurusnya untuk menghadiri berbagai pertemuan MUI untuk membahas aneka persoalan, penunjukkan komitmen yang tinggi terhadap kepentingan Islam dan kaum MUslimin serta keterlibatannya dalam berbagai kegiatan yang bertaraf internasional, akhirnya lambat laun MUI diterima oleh masyarakat Islam. Kedua,i adanya keinginan untuk membina dan mempertahankan hubungan baik dengan pemerintah./i Hubungan dengan pemerintah ini agak kompleks. Di satu sisi pada mulanya tokoh-tokoh ISlam tidak tertarik kepada pembentukan MUI karena beberapa faktor politik sebelum terbentuknya MUI dan setelah terbentuknya karena karena adanya kesan pemerintah menekan MUI agar selalu melegitimasi kebijaksanaan-kebijaksanaanya. Di sisi lain pemerintah sendiri terus memberikan dukungan kepada MUI melalui bantuan finansial dan dari pihak MUI sendiri terdapat usaha-usaha untuk terus memperkokoh hubungan dengan pemerintah sehingga dari 22 fatwa yang diterbitkan selama periode 1975-1988 terdapat 8 fatwa yang mendukung kebijaksanaan pemerintah, 11 fatwa netral dan hanya tiga yang beroposisi terhadap pemerintah. Akan tetapi secara umum hubungannya dengan pemerintah berjalan ke arah semakin membaik. Ketiga, i keinginan untuk mendorong umat ISlam agar berpartisipasi sebanyak mungkin dalam pembangunan nasional./i Ini dilakukan dengan menerbitkan keputusan-keputusan bersama dengan Departemen-Departemen tertentu. Keempat, i keinginan untuk membina hubungan baik dengan kelompok-kelompok agama lain./i hubungan ini bersifat kompleks dan bahkan konflik, dimana MUI memainkan perannya dalam upaya untuk membina kerukunan antar pemeluk agama di mana umat OSlam merupakan kelompok terbesar (88%), sehingga di awal mulanya enggan untuk duduk bersama dengan kelompopk agama lain yang lebih kecil.b

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item