RELASI SAINS DAN BUDDHISME (Studi Pemikiran Dalai Lama XIV Tentang Bentuk Relasi Sains dan Agama)

MUHAMMAD HABIBUL MUSTHOFA, NIM. 15520003 (2019) RELASI SAINS DAN BUDDHISME (Studi Pemikiran Dalai Lama XIV Tentang Bentuk Relasi Sains dan Agama). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (RELASI SAINS DAN BUDDHISME (Studi Pemikiran Dalai Lama XIV Tentang Bentuk Relasi Sains dan Agama))
15520003_BAB-I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img]
Preview
Text (RELASI SAINS DAN BUDDHISME (Studi Pemikiran Dalai Lama XIV Tentang Bentuk Relasi Sains dan Agama))
15520003_BAB-II_sampai_BAB IV.pdf - Published Version

Download (7MB) | Preview

Abstract

ABSTRAK Pada masa modern, sains dan agama sering mengalami perjumpaan karena dua-duanya merupakan kebutuhan manusia. Isu sekularisasi dan modernisasi yang membawa dinamika relasi sains dan agama menjadi perhatian bersama, tidak terkecuali relasi sains dan Buddhisme. Seorang Dalai Lama XIV pun menganggap sains dan Buddhisme sama-sama bertujuan mengatasi penderitaan. Dalam rangka mengatasi penderitaan, Dalai Lama berpandangan perlu merelasikan sains dan Buddhisme. Karena masalah penderitaan merupakan bagian dalam pengalaman kesadaran manusia. Dalai Lama pun berpandangan sains dan agama (Buddhisme) untuk menyelidiki fenomena kesadaran manusia. Melalui studi atas pemikiran filosofis-historis sains dan agama Dalai Lama XIV ini dengan perspektif teori relasi sains dan agama dari Ian G. Barbour. Teori yang berpandangan bahwa pemikiran sains dan agama seseorang ataupun kelompok pada dasarnya akan menampilkan salah satu bentuk relasi dari empat hubungan sains dan agama, yakni: 1) hubungan konflik, 2) hubungan independensi, 3) hubungan dialog, dan 4) hubungan integrasi. Maka, fokus penelitian ini akan mengungkapkan bagaimana posisi pandangan sains dan agama Dalai Lama XIV dan bagaimana bentuk relasi sains dan Buddhisme versi Dalai Lama XIV. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa pemikiran sains dan agama Dalai Lama XIV memposisikan pentingnya merumuskan konsep Buddhisme secara ilmiah, sehingga sains modern dan Buddhisme perlu untuk dialog dan integrasi. Dalai Lama menganggap sains modern dapat berkolaborasi dengan Buddhisme dalam investigasi realitas dan mengatasi penderitaan. Dalai Lama pun memposisikan keterlibatan terhadap sains penting layaknya perintah spiritual. Secara historis-filosofis, Dalai Lama berpandangan pentingnya relasi sains dan Buddhisme dalam bentuk dialog konseptual dan integrasi metode penyelidikan terhadap fenomena kesadaran manusia dalam rangka mengatasi penderitaan manusia. Wacana atau dialog konseptual perihal teori Big Bang, teori evolusi, fisika kuantum/mekanika kuantum, dan neurosains yang berkesesuaian dengan ajaran-ajaran Buddha seperti hukum karma, konsep sunyata, hukum pratityasamutpada, dan kesadaran. Semua bentuk dialog ini menjadi dasar awal Dalai Lama melakukan integrasi sains dan Buddhisme yang fokus di pengembangan sains kesadaran “science of consciousness”. Dalam bentuk integrasi sains dan Buddhisme terhadap fenomena kesadaran manusia ini. Dalai Lama mengusulkan kolaborasi metode penyelidikan antara sains (neurosains) dan Buddhisme terhadap pengalaman kesadaran manusia, yakni studi sains kesadaran. Bentuk studi ini menggunakan dua metode penelitian tradisi sains dan tradisi kontemplasi Buddhisme, yakni kolaborasi metode orang ketiga (sebagai subjek) dan metode orang pertama (sebagai subjek & objek).

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. H. Ahmad Singgih Basuki, M.A.
Uncontrolled Keywords: Dalai Lama XIV, Sains dan Agama, Sains dan Buddhisme, Sains Kesadaran
Subjects: Agama (Religion)
Sosial, Relasi
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Studi Agama Agama (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 19 Aug 2020 13:28
Last Modified: 19 Aug 2020 13:28
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38305

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum