HABITUASI NILAI-NILAI SUNNAH RASUL DALAM ETIKA MAKAN DAN MINUM DI MADRASAH TAHFIDZ PUTRI ANAK (MTPA) AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA

SITI MALIKHATUL AKHADIYAH, NIM. 16550007 (2019) HABITUASI NILAI-NILAI SUNNAH RASUL DALAM ETIKA MAKAN DAN MINUM DI MADRASAH TAHFIDZ PUTRI ANAK (MTPA) AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (HABITUASI NILAI-NILAI SUNNAH RASUL DALAM ETIKA MAKAN DAN MINUM DI MADRASAH TAHFIDZ PUTRI ANAK (MTPA) AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTAHABITUASI NILAI-NILAI SUNNAH RASUL DALAM ETIKA MAKAN DAN MINUM DI MADRASAH TAHFIDZ PUTRI ANAK (MTPA) AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOG)
BAB I_BAB V_16550007_SITI MALIKHATUL AKHADIYAH.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (HABITUASI NILAI-NILAI SUNNAH RASUL DALAM ETIKA MAKAN DAN MINUM DI MADRASAH TAHFIDZ PUTRI ANAK (MTPA) AL-MUNAWWIR KRAPYAK YOGYAKARTA)
BAB II_BHAB III_BAB IV_16550007_SITI MALIKHATUL AKHADIYAH.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

ABSTRAK Makan dan minum merupakan sebuah aktivitas primer bagi manusia untuk kelangsungan hidup mereka. Baik makan maupun minum juga terdapat beberapa etika atau tata krama di dalamnya. Di antaranya adalah tidak makan atau minum dengan sambil berdiri. Hal inipun ternyata juga telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. dalam hadisnya. Selain itu, mengenai makan atau minum dengan berdiri merupakan suatu hal yang tabu bagi kebanyakan masyarakat Jawa, khususnya. Beberapa alasan di atas lah yang kiranya melatarbelakangi diadakannya peraturan mengenai larangan makan dan minum sambil berdiri di Madrasah Tahfizh Putri Anak (MTPA) Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta. Pesantren yang memang hanya diperuntukkan untuk anak usia 6.5 sampai 12 tahun ini dirasa cocok dengan praktik habituasi, mengingat diusia mereka yang masih dikatakan usia dini sangatlah mendukung dalam membentuk serta menanamkan kebiasaan baik pada diri mereka. Hal inilah yang membuat penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian terhadap praktik yang terjadi di Madrasah Tahfizh Putri Anak (MTPA) Al-Munawwir ini karena dinilai tidak biasa dari kebiasaan pada umumnya. Penerapan terhadap praktik larangan makan dan minum sambil berdiri merupakan proses internalisasi yang terjadi pada setiap para pembimbing. Bahwasanya mengenai etika makan ataupun minum telah diajarkan ketika mereka masih mengenyam pendidikan di pondok pesantren dahulu. Hal tersebutlah yang memotivasi para pembimbing untuk membiasakan beberapa adab atau etika ketika makan dan minum. Pada mulanya hanya sebatas lisan ke lisan saja, kemudian seiring berjalannya waktu, mengingat hal tersebut dirasa sangat diperlukan, maka para pembimbing membuat sebuah peraturan tertulis perihal larangan makan dan minum sambil berdiri ini, salah satunya. Dan masih banyak lagi pembiasaan-pembiasaan dalam etika makan dan minum lainnya. Fenomena di atas di nilai sejalan dengan teori milik Pierre Bourdieu yaitu, teori habitus. Habitus sendiri merupakan sistem disposisi yang sifatnya bertahan lama serta dapat dialihpindahkan atau berubah-ubah (transposable). Ia merupakan xvii suatu kebiasaan yang terbentuk secara perlahan dan melalui proses yang panjang dari hasil individu ketika terjadi interaksi sosial yang nantinya membentuk sebuah structured-structure habitus. Dan praktik tersebut terbentuk dari hasil perpaduan internalisasi habitus serta modal terhadap suatu arena dimana agen tinggal dan bagaimana respon agen terhadap lingkungan dimana ia tinggal. Jika dirasa kurang atau tidak sesuai, maka ia akan membentuk sebuah praktik atau habitus baru yang dapat mendukung habitusnya dahulu. Hal tersebut juga tampak pada praktik habituasi yang terjadi Madrasah Tahfizh Putri Anak (MTPA) ini. Habitus yang dimiliki para pembimbing berupa kebiasaan yang dalam hal ini tata krama dalam makan dan minum yang telah dipelajarinya sewaktu masih di pondok pesantren yang kemudian sebagai seseorang yang memiliki modal dan pengaruh pada arena yang ditinggali yaitu Madrasah Tahfizh Putri Anak (MTPA) Al-Munawwir ini lalu disalurkan kepada para santri melalui diadakannya peraturan mengenai larangan makan dan minum sambil berdiri, salah satunya. Hal tersebut dilakukan agar para santri tertanam dalam dirinya bahwasanya makan dan minum sambil berdiri adalah tidak boleh yang juga telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad saw dalam hadisnya. Kemudian timbullah beberapa resepsi dari para santri agar terhindar dari pelanggaran atas aturan tersebut, yaitu mereka makan atau minum dengan sambil jongkok atau bahkan merangkak. Dan masih banyak lagi beberapa etika dalam makan dan minum yang diterapkan di Madrasah Tahfidz Putri Anak (MTPA) Al-Munawwir Krapyak Yogyakarta ini.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Saifuddin Zuhri, S.Th.I, M.A.,
Uncontrolled Keywords: habituasi, etika makan dan minum, Madrasah Tahfidz Putri Anak (MTPA)
Subjects: Etika Kerja Islami
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Hadis (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 08 Sep 2020 10:30
Last Modified: 08 Sep 2020 10:30
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/38356

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum