BIAS IDEOLOGIS PENAFSIRAN SA’ĪD ḤAWWĀ TERHADAP AYAT-AYAT QITĀL DALAM AL-ASĀS FĪ AL-TAFSĪR

Mochamad Irfan Rifa’i, NIM. 15530003 (2019) BIAS IDEOLOGIS PENAFSIRAN SA’ĪD ḤAWWĀ TERHADAP AYAT-AYAT QITĀL DALAM AL-ASĀS FĪ AL-TAFSĪR. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

Preview	Text (BIAS IDEOLOGIS PENAFSIRAN SA’ĪD ḤAWWĀ TERHADAP AYAT-AYAT QITĀL DALAM AL-ASĀS FĪ AL-TAFSĪR) 15530003_Mochamad Irfan Rifa’i_BAB I_BAB TERAKHIR_DAFTAR PUSTAKA_LAMPIRAN.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview
	Text (BIAS IDEOLOGIS PENAFSIRAN SA’ĪD ḤAWWĀ TERHADAP AYAT-AYAT QITĀL DALAM AL-ASĀS FĪ AL-TAFSĪR) 15530003_Mochamad Irfan Rifa’i_SEBELUM_BAB_TERAKHIR_BAB II_BAB III_BAB IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (6MB)

Abstract

ABSTRAK Al-Asās fī al-Tafsīr sebagai bentuk ekspresi intelektual Hawwā adalah ijtimā’iyyah dengan menempatkan doktrin keagamaan Ahl al-Sunnah wa al-Jamā’ah dan visi-misi gerakan al-Ikhwān al-Muslimūn sebagai ideologinya, sehingga karya tafsirnya bersifat dakwah harakī, tarbiyah, dan jihad. Konsekuensinya, al-Asās fī al-Tafsīr terkesan berbau ideologis. Berdasarkan hal tersebut penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mengetahui bias ideologi dalam penafsiran. Dengan memfokuskan obyek material pada ideologi dan kepentingan penafsiran ayat jihad qitāl dalam al-Asās fī al-Tafsīr karya Sa‟īd Ḥawwā yang menarik untuk diangkat menjadi sebuah penelitian, terutama dengan menyikap relasi episteme dan ideologi tersembunyi dalam penafsirannya dengan kacamata sosio-historis dan konteks politik. Alasan memilih ayat jihad qitāl disini, pertama ayat yang beberapa dekade terakhir sering dijadikan legitimasi teologis atas segala tindakan kekerasan dan terorisme. Kedua, ayat-ayat jihad qitāl sering diartikan sebagi perlawan terhdap segala musuh Islam (non-Muslim). Penelitian ini mencoba menjawab permasalahan: Bagaimana penafsiran ayat qitāl Sa‟īd Ḥawwā yang mengindikasikan ideologis, Bagaimana relasi penafsiran ayat qital terhadap gerakan jihad global dan relevansi dalam konteks kekinian. Penelitian ini merupakan riset kepustakaan atau library research. Pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan sosiologi, historis, dan filosofis kritis. Sumber data ada dua macam yakni sumber data primer dan sumber data sekunder, sedangkan metode pengumpulan data sifatnya kualitatif, adapun analisis data bersifat induktif dan deduktif. Adapun tahapan-tahapannya adalah pertama, mendeskripsikan penafsiran ayat qitāl dan menganalisis relasi tafsir dan ideologi dalam tafsir al-Asās fi al-Tafsīr tentang ayat-ayat jihad qitāl, dalam rangka membuktikan adanya ideologi yang turut mempengaruhi penafsiran-penafsiran Sa‟īd Ḥawwā dalam ayat-ayat jihad qitāl; ketiga, menganalisis relasi pemaknaan jihad qitāl Sa‟īd Hawwā dengan wacana munculnya gerakan jihad global serta relevansinya dalam konteks kekinian. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa tafsir (al-Qur‟an) dipengaruhi oleh ideologi (suatu sistem ide, pemikiran, kepercayaan, dll) yang dianut oleh seorang mufasir. Kecenderungan ini terbukti dalam penafsiran ayat-ayat jihad qitāl dengan memaknai memerangi terhadap segala sistem yang merusak Islam dalam hal ini Sa‟īd Ḥawwā mengartikan memerangi sistem Barat (sekulerisme, nasionalisme, sosialisme, dll) yang dimasukkan dalam dar al-harb. Dari relasi dan relevansi penafsiran Sa‟īd Ḥawwā pada ayat-ayat qitāl dalam konteks kekinian terlebih konteks Indonesia dilihat dari sisi human right jika diterapkan dalam suatu negara akan berdampak pada wajah Islam yang radikal dan destruktif sehingga bisa melahirkan gerakan radikalime agama (terorisme). Sehingga sangat tidak relevan dan bertentangan dengan ideologi pancasila bangsa Indonesia.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item