TRADISI MENGANCANG DULANG DAN PEMBENTUKAN KESALEHAN: Studi Pada Remaja Masjid Nurul Iman Desa Senggigi Provinsi NTB

Idail Uzmi Fitri Umami, NIM: 17200010026 (2019) TRADISI MENGANCANG DULANG DAN PEMBENTUKAN KESALEHAN: Studi Pada Remaja Masjid Nurul Iman Desa Senggigi Provinsi NTB. Masters thesis, UIN Sunan Kalijaga.

Preview	Text (TRADISI MENGANCANG DULANG DAN PEMBENTUKAN KESALEHAN: Studi Pada Remaja Masjid Nurul Iman Desa Senggigi Provinsi NTB) 17200010026 - BAB-I_BAB-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (7MB) | Preview
	Text (TRADISI MENGANCANG DULANG DAN PEMBENTUKAN KESALEHAN: Studi Pada Remaja Masjid Nurul Iman Desa Senggigi Provinsi NTB) 17200010026 - BAB-II_SAMPAI_BAB-IV.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (3MB)

Abstract

Masyarakat dan kebudayaan memiliki hubungan yang sangat erat dan tidak bisa dipisahkan dalam hal perilaku individu dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu budaya yang terdapat di Indonesia yang merupakan bentuk kearifan lokal setempat yaitu Mengancang Dulang. pada masyarakat suku Sasak Mengancang adalah kegiatan menjamu tamu dengan mengantarkan hidangan di atas nampan dimana dalam masyarakat sasak menyebutnya Dulang. Adapun masyarakat suku sasak menyebut orang yang mengantarkan dulang tersebut dengan sebutan pengancang Dulang. Di dalam praktek mengancang dulang terdapat nilai-nilai moral yang bisa menjadi dalam pembentukkan kesalihan seseorang khususnya kaum muda karena memang dalam prakteknya Mengancang Dulang lebih banyak melibatkan remaja. Tetapi eksistensi tradisi Mengancang Dulang sedikit demi sedikit mulai memudar karena modernisme menawarkan sesuatu yang lebih baru dan praktis. Sehingga ada sebagian masyarakat Sasak dalam acara Roah Begawe beralih dari Dulang ke Catering. Begitu juga yang terjadi di desa Senggigi, sudah ada masyarakat yang tidak lagi menggunakan Dulang pada acara Roah Begawe dan beralih ke catering yang dinilai lebih praktis. Padahal dulang merupakan wadah sajian makanan khas yang merupakan warisan nenek moyang masyarakat sasak yang di dalamnya terkandung nilai-nilai kebajikan yang penting untuk digali dalam membentuk kesalehan seseorang. Di sisi lain, pengaruh budaya luar yang masuk melalui sektor pariwisata yang tentu saja budaya asing tersebut bertentangan dengan norma-norma budaya yang dianut masyarakat setempat. sehingga dalam tesis ini akan membahas permasalahan tersebut. Terlebih kondisi di daerah senggigi yang merupakan daerah pariwisata yang cukup terkenal di Lombok. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode Kualitatif dengan pendekatan Research Field yang artinya peneliti terjun langsung dalam mengumpulkan data dengan menggunakan teknik Observasi, Wawancara dan Dokumentasi. Setelah data terkumpul maka peneliti menggunakan analisa Kualitatif Verifikatif. Adapun Kualitatif Verifikatif merupakan upaya peneliti untuk mengklarifikasi data yang sesuai dengan tema pembahasan, yakni data dipilih dan dipilah sesuai agar data terarah dan fokus sesuai dengan pembahasan penelitian kemudian disimpulkan dari data yang sudah disortir tersebut Adapun hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tradisi Mengancang Dulang menjadi sebuah pelajaran berharga bagi kalangan remaja untuk menumbuhkan sikap seperti sikap hormat kepada orang yang lebih tua, tanggungjawab, sabar, jujur dan sebagainya. Sehingga tradisi Mengancang Dulang bisa menjadi sebagai salah satu alternatif untuk membentuk kesalehan khususnya pada remaja. Walaupun budaya luar datang melalui pariwisata ke desa Senggigi, tetapi tidak mempengaruhi sikap di kalangan remaja masjid Nurul Iman.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item