TAFSIR QS. AL-NUR AYAT 35 DALAM KITAB MISYKAT AL-ANWAR KARYA AL-GHAZALI (Telaah Tafsir Sufistik)

ALI ROMDHON - NIM. 02531046, (2010) TAFSIR QS. AL-NUR AYAT 35 DALAM KITAB MISYKAT AL-ANWAR KARYA AL-GHAZALI (Telaah Tafsir Sufistik). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (TAFSIR QS. AL-NUR AYAT 35 DALAM KITAB MISYKAT AL-ANWAR KARYA AL-GHAZALI (Telaah Tafsir Sufistik))
BAB I,V, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (946kB) | Preview
[img] Text (TAFSIR QS. AL-NUR AYAT 35 DALAM KITAB MISYKAT AL-ANWAR KARYA AL-GHAZALI (Telaah Tafsir Sufistik))
BAB II,III,IV.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (461kB)

Abstract

QS al-Nur ayat 35, yang sering disebut-sebut sebagai ayat cahaya' (ayat yang membahas tentang Allah sebagai cahaya langit dan bumi) di kalangan para sufi, menjadi kajian tasawuf yang mendalam dan memiliki posisi sentral bagi pencerahan jiwa manusia dalam membimbing dan menemukan kebahagiaan dan kebenaran yang sejati. Meski terma Nur dalam al-Qur'an dengan bentuk derivasinya terulang sebanyak 49 kali, yang sebagiannya menjadi ungkapan simbolik (metaforis) yang menunjuk kepada beberapa makna. Sehingga konsep nur menjadi menarik untuk dikaji kembali, dalam hal ini penulis mengambil konsep nur dalam kitab Misykat al-Anwar, kitab tersebut diyakini sebagai satu-satunya karya al-Ghazali yang memaparkan doktrin esoteric beliau. Kitab ini membahas secara komprehensif dimensi-dimensi alam malakut (alam atas), sebuah kajian yang memungkinkan kita mengenal lebih dekat hakikat Allah, Pencipta dan Pengatur Seluruh Semesta. Beliau membahas alam malakut melalui simbolisme cahaya. Cahaya ini hanya bisa tersingkap oleh para pemilik bas|hirah (mata hati). Al-Ghazali, seorang Hujjat al-Islam juga seorang pemikir sinkretik-kreatif dalam Islam yang mampu menggabungkan pelbagai pemikiran dalam suatu corak yang bisa diterima umat telah berhasil memadukan dimensi-dimensi syari'at Islam dengan dimensi-dimensi ushuluddin melalui pendekatan tasawufnya, adalah termasuk salah seorang yang menguraikan penafsiran ayat al-Qur'an yang berkaitan dengan nur yang tertuang dalam QS al-Nur ayat 35 sebagai bahasa metaforis. Untuk itu, al-Ghazali membedakan kaum awwam, kaum khawash, dan kaum khawash al-khawash dalam melihat cahaya-Nya. Dalam kajian ini, akan dipaparkan penafsiran al-Ghazali dalam kitabnya yang berpandangan bahwa para sufi dalam mencapai ma'rifat Dzat Allah harus menggunakan metode pancaran cahaya (iluminasi), karena hakikat cahaya sebenarnya hanyalah Allah, sementara cahaya-cahaya lainya bersifat majazi. Melalui sudut pandang al-Ghazali inilah permasalahan di atas dicoba untuk dikaji lebih dalam melalui telaah tafsir sufistik. Bagaimana penafsiran al-Ghazali terhadap QS al-Nur ayat 35, dan bagaimana metode yang ia gunakan dalam menafsirkan QS al-Nur ayat 35 tersebut dalam kitab Misykat al-Anwar?. Kajian ini bersifat kepustakaan murni (library reseach) yang didasarkan pada kitab Misykat al-Anwar sebagai sumber data primer dan karya-karya al-Ghazali selain dari kitab tersebut serta buku-buku lain yang terkait sebagai sumber data sekunder. Adapun metode untuk mengolah data digunakan metode Deskriptif-Analitis dengan pendekatan Strukturalis Genetik yang berfungsi untuk mengkaji intrinsic karya itu sendiri, latar belakang penulis dan kondisi sosio-historis yang melingkupinya. Struturalisme memandang bahwa keterkaitan dalam struktur itulah yang mampu memberi makna yang tepat. Dengan demikian, akan terlihat bagaimana struktur pemikiran al-Ghazali dan setting sosio-historisnya. Dari penilitian ini ditemukan jawaban, bahwa dalam menafsirkan QS al-Nur ayat 35 tersebut, al-Ghazali tetap berpegang pada makna z|ahir (eksoteris) yang ditunjukkan ayat tersebut dan melingkupinya dengan pengaruh/bangunan tasawuf dan metafisika tasawuf atas penafsiran, pemaknaan atau tafsir esoteris yang memiliki kecenderungan sufistik yang cukup kental serta kecenderungan falsafinya, khususnya dalam Misykat al-Anwar. Ia mengarahkan pemaknaan tersebut kepada makna majazi melalui metode tamsil, perumpamaan. Metode tersebut merupakan sintesa antara pendekatan tafsir eksoteris dengan tafsir esoteris juga antara corak sufistik dengan corak falsafi.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: Prof. Dr. Suryadi, M.Ag,
Uncontrolled Keywords: kajian tasawuf, kitab Misykat al-Anwar, QS al-Nur ayat 35
Subjects: Tafsir Hadist
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Tafsir Hadist (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 10 Sep 2012 17:24
Last Modified: 29 May 2015 15:02
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/3893

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum