KEBEBASAN BERAGAMA MENURUT BUYA HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR Q.S. AL-BAQARAH AYAT 256

IQBAL ANSARI, NIM. 14531013 (2020) KEBEBASAN BERAGAMA MENURUT BUYA HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR Q.S. AL-BAQARAH AYAT 256. Skripsi thesis, UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (KEBEBASAN BERAGAMA MENURUT BUYA HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR Q.S. AL-BAQARAH AYAT 256)
14531013_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (KEBEBASAN BERAGAMA MENURUT BUYA HAMKA DALAM TAFSIR AL-AZHAR Q.S. AL-BAQARAH AYAT 256)
14531013_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (7MB)

Abstract

Kebebasan beragama adalah topik yang terus-menerus dibahas. Pada beberapa kasus, para pengkaji isu ini menyandarkan pandangannya kepada al-Qur‟ān. Ayat ke-256 surat al-Baqarah merupakan salah satu ayat yang paling banyak dikutip dan dijadikan rujukan, utamanya pangkal dari ayat tersebut yang berbunyi la ikraha fi al-din. Beberapa cendekiawan memaknai ayat ini sebagai legitimasi atas pilihan bebas dalam beragama. Sebagian yang lain menolak pandangan ini dan berpendapat bahwa agama tidak boleh dipaksakan, tapi dakwah untuk menunjukkan kebenaran Islam merupakan keharusan. Menurut Hamka dalam kebebebasan beragama tidak boleh ada pemaksaan dalam beragama. Tetapi dakwah Islam tetaplah perlu, kebebasan bukan berarti bebas memilih sesuka hati, tapi seseorang harus sungguh-sungguh menuju kepada Allah lewat jalan ketundukan dan berserah diri secara total. Nantinya yang didapat bukan agama sebagai nama dan bentuk, tapi sebagai kesejatian jalan menuju Allah. Hamka ialah seorang intelektual yang memiliki wawasan generalistik dan modern seorang yang berpengaruh di Indonesia yang karyanya banyak dirujuk di dunia akademisi dan memiliki perhatian yang serius dalam masalah kebebasan beragama. Penelitian ini fokus pada kajian surat al-Baqarah ayat 256 tentang kebebasan beragama menurut Buya Hamka dalam tafsir Al-Azhar dengan menggunakan pendekatan content analisis, yakni suatu pendekatan yang bertujuan menganalisis bagaimana kandungan atau content dari sauatu teks. Melalui pendekatan tersebut, penulis mencoba mendeskripsikan secara analitis dan interpretatif. Dan metode penelitian ini dikatagorikan ke dalam jenis kualitatif yaitu yang berfokus pada literatur dan bahan-bahan kepustakaan sebagai sumber data. Hasil dari penelitian ini adalah Pertama, Buya Hamka menjelaskan bahwa ayat tersebut dan ayat sebelumnya (Alxvii Baqarah ayat 255) sangat berkaitan dan tak terpisahkan. Beliau menjelaskan bahwa ayat kursi adalah ajaran terpenting dalam Islam yang memuat secara gamblang tentang ketauḥ idan. Kedua, Buya Hamka dalam Tafsir al-Azhar menjelaskan ayat tersebut menggunakan metode bi al- Ma’śūr. Ketiga, menurut Buya Hamka berdasar al-Qur‟ān surat al-Baqarah ayat 256, bahwa Islam tidak memperbolehkan pemaksaan dalam memeluk agama. Namun mengajak orang untuk berfikir tentang kebenaran risalah Islam. Baginya pemaksaan dalam memeluk agama menjadikan keagamaan seseorang menjadi palsu dan dapat menimbulkan pertentangan. Relevansi penafsiran Buya Hamka pada saat ini jika di lihat dari agama yang beraneka ragam haruslah di jaga Sesuai dengan perjuangan founding father dalam merumuskan Pancasila yang dapat merangkul seluruh keberagaman, tidak dengan mengedepankan egoisme.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Afdawaiza, M.Ag
Uncontrolled Keywords: Kebebasan beragama, al-Baqarah ayat 256, Buya Hamka.
Subjects: Tafsir Al-Qur'an
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 27 May 2020 13:09
Last Modified: 27 May 2020 13:09
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/39422

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum