MUSLIMAH PERKOTAAN : GLOBALIZING LIFESTYLE, RELIGIONAND IDENTITY

Faiz, Abd. Aziz (2020) MUSLIMAH PERKOTAAN : GLOBALIZING LIFESTYLE, RELIGIONAND IDENTITY. SUKA-Press. ISBN 978-602-1326-53-4

[img]
Preview
Text (MUSLIMAH PERKOTAAN : GLOBALIZING LIFESTYLE, RELIGIONAND IDENTITY)
document.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img]
Preview
Text (SURAT PERNYATAAN)
surat-surat-pernyataan1597066371.pdf - Published Version

Download (18kB) | Preview

Abstract

Mempertautkan Islam dengan kelas menengah menjadi sangat penting untuk dikaji karena hadirnya pola kesadaran kelas di mana akses dan pergaulan yang memang berbeda dengan masyarakat bawah. Mereka menjadikan Islam bukan sekadar kumpulan nilai dan doktrin semata, namun berubah menjadi semacam lifestyle dan legitimasi identitas kelas sosial. Hari ini fenomena demikian tampak dari hilir mudiknya para artis, ibu-ibu dan bapak-bapak terdidik, birokrat, hingga ibu-ibu pengajian yang menggunakan simbol Islam dengan style pakaian muslim mewah dengan beragam desain dan model yang luar biasa. Selain karena colorfull, harga baju, dan desainnya, dipadukan pula dengan berbagai aksesoris seperti high heels, tas-tas bermerek, dan alat-alat komunikasi yang mempertegas kelas sosial mereka. Belum lagi pola jaringan mereka, pergaulan, tempat hangout, sosialisasi, dan pola mereka belajar Islam.Kemunculan gaya hidup metropolis kelas menengah ini dijawab oleh Julia Day Howell. Pertama, dalam risetnya yang berjudul “Modernitas dan Spiritual Islam dalam Jaringan Baru Sufi Indonesia,” ia menemukan bahwa keberagaman kelas menengah ini disumbang oleh meningkatnya pendidikan sekuler dan masuknya kaum santri dan kelas menengah muslim pada jabatan-jabatan penting pemerintahan dalam lingkungan pengalaman hidup kosmopolitan di kalangan kelas menengah ke atas. Hal ini ternyata dimulai dari kaum intelegensia dan kosmopolitan muslim lainnya yang memberikan valensi positif terhadap otonomi dan pendidikan keagamaan. Kedua, didorong oleh hardirnyathe wave of islamization yang terjadi pada tahun 1970-an yang berkembang melalui globalisasi dan modernisasi. Buku ini menemukan relevansi terkait dengan muslimah perkotaan kelas menengah yang secara spesifik penulis mengambil objek penelitian Komunitas Hijabers di kota Yogyakarta. Komunitas anak muda muslimah ini dimasukkan oleh penulis ke dalam kelas menengah sebagaimana ciri khas tersebut di atas. Hal ini karena kesadaran dan ekspresi keberagamaan ala kelas menengah muslimah ini selalu bercorak elite dalam ekspresinya yang ditandai dengan hadirnya mobilitas penggunaan simbol Islam sebagai variabel pembeda. Mereka dilihat sebagai kelompok kosmopolit yang tumbuh dan tumpah pada ruang urban atau perkotaan. Tentu hal ini dapat dipahami karena mereka dalam kesehariannya selalu tumbuh dan difasilitasi oleh iklan produk-produk keagamaan, butik-butik muslim, spa syariah, bank syariah, kosmetik halal, dan berbagai religious shop atau toko-toko yang berlabel Islam. Karena itu, dewasa ini kita berhadapan dengan realitas keagamaan yang hadir dengan “kemasan baru, elitis, dicari, dan dijual”. Dalam ilmu sosial hal ini lazim disebut dengan komodifikasi atau agama yang terkomodifikasi (religious commodification). Agama dikomodifikasi sedemikian rupa untuk memenuhi selera dan cita rasa kelas sosial muslimah perkotaan

Item Type: Book
Uncontrolled Keywords: Muslimah , Lifestyle
Subjects: WANITA DALAM ISLAM
Divisions: Buku
Depositing User: Dra Irhamny - pustakawan
Date Deposited: 10 Aug 2020 22:00
Last Modified: 10 Aug 2020 22:00
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40032

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum