TRADISI PERNIKAHAN ADAT NGAYOGYAKARTA HADININGRAT (MAKNA SIMBOLIK UPACARA SIRAMAN)

EKA PUTRI SAFITRI, NIM : 14510048 (2019) TRADISI PERNIKAHAN ADAT NGAYOGYAKARTA HADININGRAT (MAKNA SIMBOLIK UPACARA SIRAMAN). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (TRADISI PERNIKAHAN ADAT NGAYOGYAKARTA HADININGRAT (MAKNA SIMBOLIK UPACARA SIRAMAN))
14510048_BAB-I_BAB-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (TRADISI PERNIKAHAN ADAT NGAYOGYAKARTA HADININGRAT (MAKNA SIMBOLIK UPACARA SIRAMAN))
14510048_BAB-II_SAMPAI_BAB-IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Adat budaya siraman mempunyai pengertian menyirami atau memandikan calon pengantin agar pengantin bersih suci lahir dan batinnya dan siap memulai kehidupan berumah tangga, dan ketika prosesi pernikahan berlangsung sudah bersih dan sucu baik jasmani maupin rohani. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, meneliti tentang upacara adat Ngayogyakarta Hadiningrat, yaitu makna simbolik upacara siraman. Dalam penelitian ini peneliti mengajukan dua rumusan masalah yaitu bagaimana tradisi pernikahan adat Ngayogyakarta Hadiningrat serta bagaimana makna simbolik upacara siraman adat Ngayogyakarta Hadiningrat. Dengan tujuan mengetahui bagaimana proses pernikahan dan makna simbolik upacara siraman adat Ngayogyakarta Hadiningrat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif lebih bersifat deskriptif yang disusun secara sistematis dalam penelitian ini. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan fenomenologi, karena metode ini memakai pengalaman hidup sebagai alat untuk memahami fenomena yang sedang terjadi atau yang sudah terjadi. Hasil penelitian penulis mengenai proses upacara siraman berdasarkan penelitian yang mendeskripsikan proses upacara siraman. Adapun proses dari siraman yaitu calon pengantin yang sudah siap dengan mengenakan pakaian siraman, dijemput oleh kedua orang tuanya dari kamar pengantin sementara di belaang mereka diikuti pinisepuh serta petugas yang membawa perlengkapan siraman. Setelah itu dilanjutkan dengan prosesi menyiram calon pengantin, siraman pertama adalah dengan air bersih dari pengaron, sedangkan siraman selanjutnya diiringi dengan menggosok konyoh manca warna dan landha merang, kemudian diakhiri dengan tiga kali siraman. Adapun makna yang terkandung dalam prosesi siraman yaitu melaukan upacara adat sebagai bentuk harapan kesuksesan upacara pernikahan, membersihkan jasmani dan rohani sebagai bentu penyucian diri untuk menghadapi upacara yang sakral serta pemberian doa yang tervaik dari eluarga dan para tamu undangan bagi calon pengantin. Adapun perlengkapan siraman pengantin antara lain, air bersih dari sumber, kembang setaman, konyoh manca warna, shampo,dua kelapa yang sudah tua, alas duduk, sehelai kain motif grompol, kendi.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Muhammad Taufik, S.Ag., M.A.
Uncontrolled Keywords: adat, budaya, siraman
Subjects: Adat Istiadat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S1)
Depositing User: Asih Hidayati, A.Md.,S.E.
Date Deposited: 28 Aug 2020 09:47
Last Modified: 28 Aug 2020 09:47
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40207

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum