DIALEKTIKA AL-QURAN DENGAN TRADISI PERNIKAHAN BANGSA ARAB (Kajian Historis-Antropologis)

MOCHAMAD THOLIB KHOIRIL WARO, 1520511019 (2019) DIALEKTIKA AL-QURAN DENGAN TRADISI PERNIKAHAN BANGSA ARAB (Kajian Historis-Antropologis). Masters thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (DIALEKTIKA AL-QURAN DENGAN TRADISI PERNIKAHAN BANGSA ARAB (Kajian Historis-Antropologis))
1520511019_BAB-I_V_DAFTARPUSTAKA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (DIALEKTIKA AL-QURAN DENGAN TRADISI PERNIKAHAN BANGSA ARAB (Kajian Historis-Antropologis))
1520511019_BAB-II_IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini membahas dialektika al-Quran dengan tradisi pernikahan arab dengan menggunakan pendekatan historis-antropologis, dengan asumsi ayat-ayat pernikahan tidak turun diruang kosong, melainkan turun di tengah-tengah masyarakat arab jahiliyah abad ke-VII yang sudah memiliki tradisi yang mengakar. Sehingga para ulama ulum al-Quran terdahulu mengakui keterkaitan al-Quran dengan konteks dan realitas yang terjadi pada saat al-Quran itu diturunkan. Hal tersebut dapat terlihat dengan adanya konsep makiyahmadaniyah, asba>b al-nuzu>l, dan nasikh mansu>kh dalam ulu>m alQur’an. Secara antropologis, pemaknaan terhadap tradisi pernikahan tidak terlepas dari dinamika kebudayaan yang ada pada saat itu. Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat dua rumusan permasalahan yaitu pertama kondisi masyarakat Arab pra-Islam dan dialektika al-Quran dengan tradisi pernikahan bangsa Arab. Secara garis besar rumusan masalah pertama memaparkan tentang kondisi umum masyarakat Arab sebelum turunnya alQuran yang mana hal tersebut melatar belakangi turunnya alQuran. Rumusan masalah berikutnya adanya komunikasi antara al-Quran dengan tradisi yang pada akhirnya membentuk radisi pernikahan yang qurani. Pendekatan historis-antropologis dalam memahami alQuran diartikan sebagai salah satu upaya memahami agama dengan cara melihat wujud praktek keagamaan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat saat al-Quran pertama kali diturunkan. Melalui pendekatan ini agama tampak akrab dan dekat dengan masalah-masalah yang dihadapi manusia dan berupaya menjelaskan dan memberikan jawabannya. Berdasarkan latar belakang dan teori yang digunakan, penulis menyimpulkan pembahasan ini pada dua hal, pertama, kondisi masyarakat arab yang kental dengan sistem kekerabatannya (patriarchal agnatic), memunculkan sistem sosial yang memandang rendah status wanita. Pandangan lemah terhadap wanita berdampak panjang terhadap hukum yang berlaku di masyarakat, dan kebanyakan hukum yang berlaku vii mengalami bias gender. Kedua, Berdasarkan kronologis turunnya ayat pernikahan, dapat dilihat adanya dialektika alQuran dengan tradisi pernikahan pada itu sehingga al-Quran turun dalam rangka merekonstruksi tradisi pernikahan melalui cara adopsi, adaptasi dan inovasi. Upaya rekonstruksi tersebut mengalami dua fase, fase pertama fase tasyakku>l fase al-Quran mengkonstruksikan diri dalam sistem budaya pernikahan masyarakat arab jahiliyah, kedua fase tasyki>l Fase ketika teks alQur‘an membentuk dan mengkonstruksi ulang sistem kebudayaannya (budaya pernikahan), yaitu dengan menciptakan sistem kebahasaan khusus yang berbeda dengan bahasa induknya dan kemudian memunculkan pengaruh dalam sistem kebudayaannya.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Dr. Ahmad Baidowi, S.Ag., M.Si.
Uncontrolled Keywords: Dialektika, Pernikahan, Historis-Antropologis, Tasyakkul dan Tasykil
Subjects: al Qur'an > Qur'an - analsis bahasa
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S2) > Studi al Qur'an dan Hadits
Depositing User: Wahyani , MIP
Date Deposited: 19 Aug 2020 12:50
Last Modified: 19 Aug 2020 12:50
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40294

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum