Resiliensi Penyandang Paraplegia Korban Bencana Gempa Bumi Di KabupatenBantul

Astri Hanjarwati, - (2020) Resiliensi Penyandang Paraplegia Korban Bencana Gempa Bumi Di KabupatenBantul. CV. MAHATA (Magna Raharja Tama), Yogyakarta. ISBN 978-623-92545-51

[img] Text (Resiliensi Penyandang Paraplegia Korban Bencana Gempa Bumi Di KabupatenBantul)
RESILIENSI PENYANDANG PARAPLEGIA KORBAN BENCANA GEMPA BUMI DI KABUPATEN BANTUL.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (18MB)
[img]
Preview
Text (Surat Pernyataan Unggah Karya)
surat-surat-pernyataan1597497440.pdf - Published Version

Download (17kB) | Preview

Abstract

Resiliensi penyandang paraplegia korban bencana gempa bumi Bantul tahun 2006 yang saya paparkan dalam buku ini menggunakan pendekatan kajian geografi. Kajian ini berfokus pada manusia yaitu penyandang paraplegia. Perbedaan dan kebaruan (novelty)dari penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah pada subjek penelitiannya yaitu difabel baru. Difabel baru ini merupakan masyarakat korban gempa bumi Bantul tahun 2006 yang mengalami cedera tulang belakang dan sekarang menjadi penyandang paraplegia.Tujuan penelitian adalah (1)Menganalisis faktor-faktor yang menjadi penyebab menjadi penyandang paraplegia. (2)Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi resiliensi/ ketahanan penyandang paraplegia pasca bencana (3)Menganalisis perbedaan kondisi aset penghidupan sebelum bencana, sesaat setelah bencana dan kondisi saat ini. (4)Menganalisis distribusi spasial rumah penyandang paraplegia berdasarkan pada kelas kerawanan gempa bumi yang telah disusun oleh Pusat Studi Bencana UGM. Lokasi penelitian adalah enam kecamatan dengan jumlah penyandang paraplegia terbanyak, yaitu Piyungan, Bambanglipuro, Jetis, Sewon, Pundong, dan Pleret. Populasi penyandang paraplegia di enam kecamatan 124 orang, dan diambil sampel dengan metode stratified random sampling sebanyak 44 orang (kuesioner). Wawancara mendalam kepada 10 orang keluarga penyandang paraplegia. Analisis yang digunakan adalah kuantitatif dan kualitatif terhadap data hasil kuesioner, wawancara mendalam, hasil pengamatan, dan data sekunder. Hasil penelitian yang menjadi novelty/kebaruan dan melengkapi penelitian sebelumnya adalah: (1)Menjadi penyandang paraplegia merupakan sebuah risiko, risiko tidak hanya ditentukan oleh ancaman, kerentanan dan kapasitas, tetapi juga ditentukan oleh respon. (2)Penelitian ini membenarkan bahwa langkah penyelamatan dengan metode segitiga kehidupan terbukti mampu menyelematkan jiwa dari kematian, namun metode ini mempunyai kelemahan yaitu terluka parah pada bagian tubuh selain kepala. (3)Resiliensi pada penyandang paraplegia dicapai melalui 4 fase yaitu: fase stress, fase penerimaan diri dan adaptasi, fase pengembangan diri/peningkatan kapasitas dan fase resilien (mandiri dalam mobilitas, produktif dan bersosialisasi.(4)Faktor penentu resiliensi penyandang paraplegia yang berbeda dengan penelitian sebelumnya adalah faktor aksesibilitas dan faktor adaptasi. (5) Pola-pola adaptasi penyandang paraplegia adalah penyandang paraplegia yang tergantung dengan keluarga, penyandang paraplegia yang mandiri dan penyandang paraplegia yang mandiri dan produktif. (6)Aset penghidupan penyandang paraplegia yang mengalami kenaikan yaitu modal sosial, sedangkan modal manusia, modal fisik dan modal keuangan mengalami penurunan. (7) Distribusi rumah penyandang paraplegia berada di wilayah sangat rawan dan rawan dengan rata-rata jarak terdekat dengan sesar yaitu 1,02 km dan terjauh 7 km.

Item Type: Book
Uncontrolled Keywords: Paraplegia; Bantul; Gempa Bumi
Subjects: DISABILITAS
Divisions: Buku
Depositing User: Dra. Khusnul Khotimah, SS, M.IP -
Date Deposited: 15 Aug 2020 20:51
Last Modified: 15 Aug 2020 20:51
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/40299

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum