DEMOKRASI PERSPEKTIF HIZB AL-TAHRIR DAN AL-IKHWAN AL-MUSLIMUN

KRISMONO - NIM. 05360013, (2010) DEMOKRASI PERSPEKTIF HIZB AL-TAHRIR DAN AL-IKHWAN AL-MUSLIMUN. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (DEMOKRASI PERSPEKTIF HIZB AL-TAHRIR DAN AL-IKHWAN AL-MUSLIMUN)
BAB I, VI, DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (788kB) | Preview
[img] Text (DEMOKRASI PERSPEKTIF HIZB AL-TAHRIR DAN AL-IKHWAN AL-MUSLIMUN)
BAB II, III, IV, V.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_lightbox)
lightbox.jpg
Restricted to Repository staff only

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_preview)
preview.jpg
Restricted to Repository staff only

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_medium)
medium.jpg
Restricted to Repository staff only

Download (0B)
[img] Other (Thumbnails conversion from text to thumbnail_small)
small.jpg
Restricted to Repository staff only

Download (0B)

Abstract

Gerakan fundamentalisme Islam atau revivalisme Islam yang akhir-akhir ini mulai muncul ke permukaan pasca peristiwa WTC, 11 September 2001 di New York, merupakan fenomena yang terjadi di hampir seluruh dunia Islam. Fenomena ini merupakan ekspresi keinginan umat Islam untuk kembali menjadikan Islam sebagai landasan hidup (way of life). Ideologi dan pemikiran gerakan fundamentalisme Islam ini muncul ke permukaan sebagai gerakan alternatif terhadap modernisme dan sekulerisme dengan usaha menerapkan Islam secara kaffah menggantikan ideologi Barat yang dipandang tidak relevan dan mampu menyelesaikan permasalahan umat yang kompleks. Di antara gerakan-gerakan fundamentalisme Islam tersebut yang menarik untuk dikaji adalah Hizb al-Tahrir dan al-Ikhwan al-Muslimun. Kedua gerakan tersebut mempunyai visi dan tujuan dakwah yang hampir sama yakni, mendirikan Khilafah Islamiyah atau negara Islam serta menegakkan syari'at Islam secara kaffah di setiap aspek kehidupannya. Namun, dalam perkembangannya, kedua gerakan tersebut menampilkan atau menggunakan cara yang berbeda untuk mencapai cita-citanya tersebut sebagai bagian dari corak dan karakter khas masing-masing. Menurut Huntington, hal ini merupakan ekses dari masalah-masalah kontekstual transisi demokrasi di dunia global saat ini, dimana problematika ini muncul dari watak masyarakat, budaya, politik dan sejarahnya, serta dalam taraf tertentu bersifat endemik. Melalui pendekatan sosio-historis dan kajian induktif-analitis-komparatif, perbedaan pandangan antara keduanya terkait dengan demokrasi merupakan suatu hal yang wajar, mengingat keduanya tumbuh dan terbentuk dari kondisi sosio-politik yang berbeda. Trauma historis (beban sejarah) yang berlebihan bagi Hizb al-Tahrir yang lahir, tumbuh dan berkembang di Palestina menyebabkan ia mempunyai bangunan ideologi yang cenderung revolusioner, ideal-totalistik, dan radikal non-kompromitif terhadap segala sesuatu yang berbau Barat, termasuk demokrasi. Sementara itu, kondisi internal politik Mesir yang menjadi otoritas kaum sekuler, menyebabkan perilaku politik al-Ikhwan al-Muslimun cenderung moderat, fleksibel, dan kompromitif dengan ikut terlibat dalam pertarungan proses demokratisasi politik di Mesir. Menurut pandangan Ikhwan, dengan memenangkan pemilu dan menguasai kursi di parlemen, cita-cita mereka dapat terwujud. Dengan demikian, Ikhwan menerima demokrasi yang notabene dari Barat sebagai kendaraan untuk mewujudkan cita-citanya tersebut. Baik Hizbu al-Tahrir maupun al-Ikhwan al-Muslimun, keduanya sama-sama mengembangkan dan menyebarkan pengaruh ideologinya tersebut hampir di seluruh dunia Islam. Gerakan revivalisme Islam yang bermula dari kawasan Timur Tengah tersebut, dalam prosesnya mengalami pola transmisi dengan modus dan sarana yang beragam. Di Indonesia, terdapat Hizb al-Tahrir Indonesia (HTI) yang merupakan anak kandung ideologi Hizb al-Tahrir al-Islami di Palestina. Sementara itu, gerakan Tarbiyah yang berafiliasi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) terispirasi oleh berbagai pemikiran al-Ikhwan al-Muslimun di Mesir. Dalam praktik demokrasi di Indonesia, keduanya menampilkan perjuangan politik yang berbeda. Hal ini menunjukkan perbedaan di dalam orientasi ideologi dan kerangka pemikiran yang dibangun oleh orang tuanya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing: 1. Prof. Dr. H. SUSIKNAN AZHARI, MA. 2. H. WAWAN GUNAWAN, S.Ag., M.Ag.
Uncontrolled Keywords: Gerakan fundamentalisme Islam, Hizb al-Tahrir, al-Ikhwan al-Muslimun, Khilafah Islamiyah
Subjects: Perbandingan Madzhab
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Edi Prasetya [edi_hoki]
Date Deposited: 28 Aug 2012 20:17
Last Modified: 28 Aug 2012 20:24
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/4062

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum