As Sukhriyah Bi Insaan Fii Qishah Daulatu Al Ashafiir Al Qisharat Li Taufiq Al Hakim

Atikah Mutiara A, NIM. 14110099 (2019) As Sukhriyah Bi Insaan Fii Qishah Daulatu Al Ashafiir Al Qisharat Li Taufiq Al Hakim. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (As Sukhriyah Bi Insaan Fii Qishah Daulatu Al Ashafiir Al Qisharat Li Taufiq Al Hakim)
14110099_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA (1).pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (As Sukhriyah Bi Insaan Fii Qishah Daulatu Al Ashafiir Al Qisharat Li Taufiq Al Hakim)
14110099_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR (1).pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (3MB)

Abstract

Cerita pendek yang baik adalah cerita yang bisa merepresentasikan totalitas situasi pengarangnya baik internal atau pun eksternal. Cerita-cerita pendek karangan Taufik al- Hakim yang terangkum dalam buku Arinillah, termasuk yang berjudul Daulatu al- ‘Ashafiir, cukup berhasil dalam memenuhi syarat tersebut, sehingga oleh karenanya skripsi ini merasa penting untuk membahasnya lebih jauh, di samping beberapa alasan lainnya seperti intensitasnya dalam menggunakan metafora, penokohan yang kontras, dan kualitas dalam menampilkan ironi-ironi tentang kondisi manusia. Penelitian ini mencoba untuk melihat bagaimana bentuk-bentuk ironi yang dipakai Taufik dalam cerita pendek di atas, cara pemakaiannya, dan pesan moral apa yang sebenarnya ingin disampaikan. Penulis tertarik untuk meminjam teori ironi Robert Stanton sebagai pisau analisis. Kenyataan bahwa ironi versi Stanton cukup padat dan jelas— yaitu dengan membidik dari sisi plot dan karakter— merupakan alasan mengapa penulis memilih Stanton. Sebagai konsekuensi, penelitian ini juga akan sampai pada analisis gaya teks sebagai kepanjangan dari ironi plot dan analisis ragam karakter sebagai manifestasi dari ironi karakteristik. Penelitian ini menemukan bahwa cerpen ini hanya memiliki ironi dalam bentuk kejadian atau ironi dramatic dan mengandung ironi perkataan atau ironi verbal. Kemudian peneliti membaginya dalam bentuk plot dan karakter. Dan yang paling utama dari keduanya adalah bagaimana dalam cerita itu Taufik mengontraskan burung dan manusia dengan memosisikan burung sebagai ciptaan Tuhan yang lebih bijaksana, jauh bijaksana, dari sebatas manusia yang tamak. Semuanya mengisi peran masing-masing untuk membuat karya cerpen ini menjadi menarik dan membuat penasaran dengan kisah akhsirnya. Terlepas dari itu, hasil dari ironi ternyata membuahkan pesan moral didalamnya. Pesan moral yang ingin disampaikan dalam cerpen “Daulatu al-Aṣāfīri” karya Taufīk al-Ḥakīm dalam antalogi cerpen “Ariniya Allahu” adalah bahwa manusia memang diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk yang lainnya. Manusia diciptkan dengan dilengkapi dengan akal dan nafsu yang harus digunakan sesuai dengan porsinya masing-masing. Namun tidak jarang banyak dari manusia yang tidak bisa mengendalikan kelebihan yang telah dikaruniakan Allah terhadap kita, sehingga banyak dari manusia menjadi makhluk yang hina. Namun yang paling tidak bisa diamati dari tiga (3) hal yaitu: gaya Taufik yang suka memakai metafor, nyinyir pada kondisi manusia, dan penokohan yang kontras. Kata Kunci:Taufiq al-Hakim, Daulatu al-‘Ashafiir, Ironi

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Aning Ayu Kusumawati, S.Ag M.Si.
Uncontrolled Keywords: Taufiq al-Hakim, Daulatu al-‘Ashafiir, Ironi
Subjects: Kesusastraan Arab > Cerpen
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Bahasa dan Sastra Arab (S1)
Depositing User: Sugeng Hariyanto, SIP (sugeng.hariyanto@uin-suka.ac.id)
Date Deposited: 12 Oct 2020 09:22
Last Modified: 12 Oct 2020 09:22
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41197

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum