ANTROPODISI VOLTAIRE PERSPEKTIF KOSMOSENTRISME RELIGIUS

Ahmad Hisam, NIM. 01510609 (2005) ANTROPODISI VOLTAIRE PERSPEKTIF KOSMOSENTRISME RELIGIUS. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (ANTROPODISI VOLTAIRE PERSPEKTIF KOSMOSENTRISME RELIGIUS)
01510609_BAB_I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (ANTROPODISI VOLTAIRE PERSPEKTIF KOSMOSENTRISME RELIGIUS)
01510609_BAB_II_BAB III_BAB IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Skripsi ini pada dasamya bentuk kritik terhadap pemikiran yang sangat sekuler, yang menjadikan intelektualiti dan keadilan manusia sebagai puncak ukuran kebenaran, serta bentuk kesadaran peran menusia moderen yang secara sistremik telah menghancurkan habitatnya sendiri. Kemunculan kosmosentrisme religius merupakan respon kritis dan kreatif atas pemikiran antropodisi sebagai salah satu jalan keluar untuk memecahkan masalah penderitaan dan keadilan pasca bencana alam. Tetapi ciek yang ditimbulkan sangat membahayakan terhadap keteraturan alam semesta, Manusia menempatkan dirinya sebagai penafsir dunia, tetapi interpretasinya cenderung absurd, karena adanya kesalahan fatal interpretasi yang didalamnya konsep kemanusiaan dicampuradukkan dengan kematian sehingga batasnya menjadi kabur kematian karena penderitaan atas nama Tuhan dan kemanusiaan. Misalnya, penderitaan karena kemajuan tekhnologi seperti: perang, kasus limbah industri pada kenyataannya tidak menimbulkan empati, seperti penderitaan dan kematian bencana alam pada umumnya. Diciptakan interpretasi haliwa penderitaan adalah harga yang harus dibayar untuk mengangkat nilai kemanusiaan global. Untuk mencapai dunia berkeadilan, terlihat berbagai pendekatan eksploratif terhadap alam, dengan dalih untuk mencapai dunia yang moderen dan berperikemanusiaan Bencana manusia moderen tercipta akibar absurditas cara berpikir, nalar, dan interpretasi seperti itu. Bagaimana mungkin nilai kemanusiaan dapat dicapai dalam sebuah dunia yang tidak manusiawi, Artinya, nilai kemanusiaan perdamaian, keadilan, dan kebenaran yang selama ini menjadi sebuah paradigma. tidak mungkin tercapai ketika ada legitimasi pada sifat eksploitasi sehingga terjadi ketidak teraturan alam semesta dan kelestarian jauh dari persepsi manusia. Konsepsi kemanusian, keadilan, Solidaritas hanya bersifat permukaan. Penderitaan akibat bencana alam. Kelaparan telah membuka makna sangat mendalam yang menyentuh. Penderitaan menciptakan iklim sentimentil, suasana duka dan rasa berkabung sangat kolosal. Ikatan solidaritas, semangat kemanusiaan bangsa ini hendaknya dijadikan momen sejarah dengan baik, sebagai titik balik untuk memaknai dunia, yang didalamnya terdapat keindahan. keteraturan, keharmonisan yang berdimensi kelestarian dan kemakmuran untuk manusia. Hal ini dapat diwujudkan melalui bentuk-bentuk perdamaian dengan alam, keadilan, dan solidaritas atas dasar kejujuran serta kearifan dan kebenaran sejati. Penelitian ini adalah studi pustaka atas pemikiran tokoh dengan kajian historis kemudian dilakukan interpretasi dan pendeskripsian masalah secara sistematis: Kesinambungan historis hanya untuk membawa pemikiran Voltaire pada pembahasan kekinian pendekatan yang digunakan adalah filosofis reflektif, untuk mengkaji tema-tema yang diangkat supaya lebih mendalam. Secara filosofis kosmosentrisme religius mampu menjaga kelestarian alam melalui terciptanya huburgan harmonis antara manusia dan alam, demi kemakmuran serta terjaganya keberlangsungan bumi.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: 1. Dr. Syaifan Nur, MA. 2. Alim Roswantoro, S.Ag., M.Ag
Uncontrolled Keywords: Antropodisi Voltaire; Kosmosentrisme Religius
Subjects: Agama Dan Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S1)
Depositing User: Dra. Khusnul Khotimah, SS, M.IP -
Date Deposited: 22 Nov 2020 13:27
Last Modified: 31 Dec 2020 23:33
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41310

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum