PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI SLEMAN KOTA PERSPEKTIF TEORI BELAJAR HUMANISTIK

Widurika Puspita Sari, NIM.: 02421109 (2006) PERANAN GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB PADA SISWA KELAS VIII MTS NEGERI SLEMAN KOTA PERSPEKTIF TEORI BELAJAR HUMANISTIK. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (Peranan Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Arab pada Siswa Kelas VIII MTS Negeri Sleman Kota perspektif teori belajar humanistik) 02421109_BAB I_IV_DAFTARPUSTAKA.pdf - Published Version Download (5MB) | Preview
	Text (Peranan Guru Dalam Pembelajaran Bahasa Arab pada Siswa Kelas VIII MTS Negeri Sleman Kota perspektif teori belajar humanistik) 02421109_BAB II_BAB III.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (3MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap peranan guru dalam pembelajaran bahasa Arab pada siswa kelas VIII MTs Negeri Sleman Kota bila ditinjau dengan perspektifTeori Belajar Humanistik (Carl Rogers). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs Negeri Sleman Kota pada tahun pelajaran 2005 / 2006 sebanyak 184 siswa, yang terdiri dari lima kelas. Adapun teknik penarikan sampel dalam penelitian ini, menggunakan rancangan Systematic Random Sampling, yaitu metode untuk mengambil sampel secara sistematis dengan interval atau jarak tertentu dari suatu kerangka sampel yang telah ditentukan. Dari masing-masing kelas diambil secara acak sistematis (9 - 10 siswa). Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Metode analisis utama adalah analisis kualitatif dengan metode deduktif dan induktif serta analisis kuantitatif sebagai analisis pendukung: untuk menghitung kuesioner dengan rum us prosentase (% ). Hasil penghitungan ini akan dianalisis secara deskriptif Hasil penelitian menunjukkan peranan guru dalam pembelajaran bahasa Arab sangat . menentukan keberhasilan siswanya, guru menjelaskan dengan mengeneralisasikan terlebih dahulu pola-pola kalimat. Diikuti dengan contoh­ contoh yang dapat memahamkan siswanya dan sesuai dengan taraf berpikir siswa, Prinsip hasrat untuk belajar, hasrat tersebut dikuatkan dengan pemberian motivasi oleh guru, sehingga siswa tertarik untuk belajar. Siswa dibawa ke hal-hal yang menyenangkan, sehingga siswa semangat untuk mengikuti pembelajaran. Prinsip beajar yang berarti, guru menyampaikan pelajaran didahului dengan pertanyaan tentang kegiatan sehari-hari siswa. Dari hal ini guru akan membawa ke dalam situasi belajar yang sesungguhnya. Prinsip be/ajar tanpa ancaman, siswa dapat menguji kemampuannya, dapat mencoba pengalaman-pengalaman baru atau membuat kesalahan-kesalahan tanpa mendapatkan kecaman yang menyinggung perasaan. Guru juga senang bila ada siswa yang mencoba mengemukakan pendapatnya. Prinsip be/ajar atas inisiatif sendiri, guru selalu mengingatkan bahwa belajar tidak hanya di sekolah, tetapi di mana saja dan kapan saja bisa melakukan kegiatan belajar. Siswa akan bertanya pada guru atau teman yang sudah bisa juga membaca buku pegangan bila menjumpai kesulitan dalam belajar. Prinsip belajar dan perubahan, belajar adalah proses, dalam proses tersebut kemampuan yang dicapai siswa tidak bisa instant, perlu waktu untuk menjadi siswa yang mampu menerima suasana belajar yang paling sulit sekalipun. Belajar dengan diskusi akan membawa perubahan bagi siswa. Belajar yang bermanfaat adalah belajar yang menekankan proses (bukan hanya hasil) melalui pendekatan pengalaman terbuka dan dipadukan dalam diri siswa dalam rangka proses perubahan.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item