Tanggung jawab kaum intelektual (studi komparatif antara pemikiran Antonio Gramsci dan Ali Syari'ati)

Badrudin, NIM. 01510621 (2006) Tanggung jawab kaum intelektual (studi komparatif antara pemikiran Antonio Gramsci dan Ali Syari'ati). Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
01510621_BAB I_V_DAFTARPUSTAKA.pdf

Download (6MB) | Preview
[img] Text
01510621_BAB II_BAB III_BAB IV.pdf
Restricted to Registered users only

Download (8MB)

Abstract

Kaum intelektual dapat membangkitkan massa dengan ide-ide revolusionernya untuk menciptakan suatu perubahan. Tetapi bagaimana mereka mampu memposisikan diri dalam masyarakat. Integritas dan konsistensinya dalam berkiprah di tengah-tengah masyarakat harus memiliki pijakan sebagai basis yang akan diperjuangkannya. Mereka harus memposisikan diri untuk terjun ke basis massa atau melakukan perjuangan lewat jalan struktural, salah satu sikap dalam menentukan posisi tersebut harus diambil untuk menentukan arah intelektualitasnya.Mereka tidak boleh mengambang di antara basis dan struktur. Berdasarkan gambaran di atas, penulis mencoba memaparkan pandangan Gramsci dan Syari 'ati dalam mengungkap Cakrawala pemikiran keduanya secara sistematis dengan pendekatan historis- filosofis dan dengan metode komparatif antara Gramsci dan Syari'ati. Untuk memahami konsep tanggung jawab kaum intelektual dalam penelitian ini, penulis mencoba memberikan temuan dari pemikiran keduanya, bahwa Gramsci melihat kaum intelektual merupakan seorang pendiri, organiser, pejuang yang militan mampu menangani segala segi perjuangan. Mereka mampu membangkitkan perlawanan budaya untuk hegemoni, dan mereka juga dapat menyiapkan perjuangan politik yang akan berpuncak pada perebutan kekuasaan dari kelompok dominan. Mereka menyadari akan fungsinya sendiri bukan cuma pada lapangan ekonomi namun juga pada lapangan sosial dan politik. Gramsci sangat memimpikan sebuah proses demokratis dalam perjuangan meraih kekuasaan di mana pertarungan ide-ide memainkan peran yang sangat penting untuk memberikan penyadaran pada kelas pekerja dan memobilisasi kekuatan untuk meraih kekuasaan. Sementara Syari'ati melihat bahwa seorang intelektual adalah orang yang tercerahkan dan sadar akan kondisi manusia di masanya serta setting kesejarahan dan kemasyarakatannya dan mampu mengemban tanggung jawab sosial. Ia akan memanfaatkan potensi yang ada untuk suatu perubahan. Misi yang dilancarkan oleh Rausyanfikr adalah memandu massa yang tertidur dan bebal dengan mengidentifikasikan masalah-masalah riil berupa kemunduran masyarakat. Dalam pandangan Syari'ati model manusia yang diidealkan untuk memimpin masyarakat menuju revolusi adalah Rausyanfikr. Bagi Syari'ati, Rausyanfikr adalah kunci pemikirannya karena tidak ada harapan untuk perubahan tanpa perantara mereka.Merekalah pembangun jalinan yang meninggalkan isolasi menara gading dan turun dalarn masyarakat.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Alim Ruswantoro, M.Ag
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Tajuk Subjek > Aqidah Filsafat
Aqidah Filsafat
Depositing User: Ida Nor'aini Hadna , M.Pd.
Date Deposited: 29 Nov 2020 13:57
Last Modified: 14 Jan 2021 11:54
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41399

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum