DASAR PENENTUAN BULAN RAMADAN (MENURUT MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA)

SUNARDI, NIM. 01361085 (2006) DASAR PENENTUAN BULAN RAMADAN (MENURUT MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (DASAR PENENTUAN BULAN RAMADAN (MENURUT MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA))
01361085_Bab I_Bab V_Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (10MB) | Preview
[img] Text (DASAR PENENTUAN BULAN RAMADAN (MENURUT MUHAMMADIYAH DAN NAHDLATUL ULAMA))
01361085_Bab II_Bab III_Bab IV.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (11MB)

Abstract

Al-Qur' an dan hadis adalah sumber hukum yang pokok bagi umat Islam. Al-Qur'an sesuai dengan keadaan dan kemajuan zaman. Ia takkan lapuk oleh waktu dan tak akan usang dengan kemajuan zaman serta akan terns terpelihara sebagimana ia diturunkan. Di dalam al-Qur' an masih banyak ayat yang bersifat mujmal yang memerlukan interpretasi lanjut termasuk juga hadis-hadis nabi.. Puasa Ramadan merupakan ibadah yang terikat dengan waktu, tidak dapat dilakukan kecuali tepat pada waktu. Sehingga harus diketahui kapan memulai dan mengakhiri puasa. Untuk mengetahui, kapan harus memulai dan mengakhiri puasa, terjadi perbedaan dalam metode yang digunakan. Hal ini berawal dari penafsiran yang berbeda terhadap sumber nas. Disinilah penyusun tertarik untuk menjelaskan dari kedua sudut pandang dalam menginterpretasikan nas yang mengak:ibatkan perbedaan dalam metode yang digunakan. Sebab perbedaan metode tersebut, kadang kala mengakibatkan terjadinya perbedaan dalam mengawali dan mengakhiri puasa. Khususnya untuk negara Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan terbesar di dunia dengan beraneka latar belakang budaya, adat, pendidikan dan sebagainya serta sering menjadi sorotan dunia dalam beragama. Dalam hal ini, menurut dua organisasi keagamaan yang terbesar dan tertua, yang masih eksis sampai saat ini yaitu Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama. Untuk mendapatkan basil maksimal dari penelitian ini, maka penyusun menerapkan metode pendekatan normatif dan astronomi. Sebab dengan pendekatan ini, dapat terungkaplah akar perbedaan dalam memahami nas hisab rukyah.yang dilakukan oleh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama serta peran ilmu astronomi dalam penentuan bulan Ramadan. Setelah dilakukan penelitian terhadap tinjauan nas yang mereka gunakan bahwa temyata akar perbedaan terdapat dalam menginterpretasikan kata "ru 'yah" dan "faqduru lahu" dalam hadis-hadis hisab rukyah, "!)yahida" dan "syahra" dalam al-Qur'an. Disatu sisi memberikan pengertian kata-kata tersebut sesuai dengan teks yang tertera di dalam hadis, sedangkan yang lain memberikan pengertian yang lebih luas. Sehingga lahirlah aliran hisab dan rukyah dalam penentuan bulan Ramadan. Muhammadiyah menggunakan hisab hakiki dengan kriteria wujudul hilal sebab hisab adalah sarana dalam penetuan bulan Ramadan sehingga ia mempunyai kedudukan yang sama dengan rukyah. Apapun basil rukyah tidak akan memberikan pengaruh dalam penentuan bulan Ramadan. Dalam hisab hak:ik:i ini, ilmu astronomi memegang peran utama sebab ia mempakan bagian dari ilmu astronomi itu sendiri. Nahdlatul Ulama menggunakan rukyah dan istikmal dalam penentuan bulan Ramadan sedangkan hisab hanya sebagai alat bantu dalam menyukseskan pelaksanaan rukyah. Walaupun hilal tidak mungkin diruky

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: DRS. OMAN FATHUROHMAN SW, M.AG
Uncontrolled Keywords: NU dan Muhammadiyah, bulan Ramadan
Subjects: Organisasi > ORGANISASI ISLAM
Divisions: Fakultas Syariah dan Hukum > Perbandingan Madzab (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 14 Dec 2020 09:51
Last Modified: 14 Dec 2020 09:51
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41533

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum