Sinkretisme Islam Dan Jawa Dalam Tradisi Saparan Wonolelo Di Pondok Wonolelo Ngemplak Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

Siti Zaimah, 01510717 (2007) Sinkretisme Islam Dan Jawa Dalam Tradisi Saparan Wonolelo Di Pondok Wonolelo Ngemplak Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

Preview	Text (Sinkretisme Islam Dan Jawa Dalam Tradisi Saparan Wonolelo Di Pondok Wonolelo Ngemplak Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta) 01510717_BAB I_V_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (Sinkretisme Islam Dan Jawa Dalam Tradisi Saparan Wonolelo Di Pondok Wonolelo Ngemplak Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta) 01510717_BAB II_BAB III_BAB IV.pdf Restricted to Registered users only Download (5MB)

Abstract

Aneka ragam kebudayaan telah berkembang di seluruh penjuru Indonesia. Oleh karena Indonesia dikenal sebagai bangsa yang berbudaya. Hal ini dapat dilihat dari keberadaan kebudayaan yang berkembang di kalangan masyarakat Indonesia. Masyarakat Jawa atau tepatnya suku bangsa Jawa secara Antropologi budaya adalah orang-orang yang dalam hidup kesehariannya menggunakan bahasa Jawa. Sinkretisme agama dengan unsur-unsur luar walaupun tidak dikehendaki oleh sebagian ulama dan tokoh agama, telah merambah pada semua agama termasuk Islam. Secara etimologis, sinkretisme berasal dari perkataan syin dan kretiozein atau kerannynai, yang berarti mencampurkan elemen-elemen yang saling bertentangan. Adapun pengertiannya adalah suatu gerakan di bidang filsafat dan teologi untuk menghadirkan sikap kompromi pada hal-hal yang agak berbeda dan bertentangan. Di dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penentuan subjek dan objek penelitian. Metode Pengumpulan Data meliputi interview, observasi. Metode analisis data meliputi, Interpretasi, Analisa, Metode Diskriptif Kualitatif. Diskripsi Kualitatif disini dimaksudkan untuk mengetahui dan memahami secara mendalam berkaitan dengan aspirasi sikap dan kepercayaan yang dianut pandangan hidup masyarakat Wonolelo. Oleh karena itu metode kualitatif dalam penelitian masyarakat pondok Wonolelo itu perlu diuji dengan cara mengembalikan hasil penelitian pada nara sumber. Setelah mengadakan penelitian serta menganalisis data yang diperoleh sehingga dapat diketahui maksud dan tujuan penyelenggaraan Upacara Tradisi Saparan yang dilaksanakan Di dusun Pondok Wonolelo Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman Propinsi Daerah lstimewa Y ogyakarta, maka dapat diambil beberapa kesimpulan : Dalam prosesi upacara kirab pusaka Kyai Ageng Wonolelo adalah prosesi upacara pusaka pada bulan Syafar bulan Jawa tahun jawa yang diawali dengan pengajian dan diakhiri dengan kirab pusaka Ki Ageng Wonolelo. Dalam Tradisi Saparan, masih terdapat unsur sinkretis antara Islam dan Jawa dalam tradisi prosesi seperti pengajian, do'a-do'a secara Islam, dan Tahlil, dalam sisi Islam, serta grebeg apem, Pusaka dan sebagainya, dalam sisi tradisi jawa Ki Ageng Wonolelo dan lain-lain. Setelah memperhatikan dari hasil kesimpulan pelaksanaan tradisi saparan Kyai Ageng Wonolelo, maka dalam hal ini penulis perlu menyampaikan saran-saran sebagai berikut : Para tokoh agama dan masyarakat hendaknya dapat mengemas upacara yang masih berkembang menjadi media dakwah kultural. Untuk masyarakat Pondok Wonolelo hendaknya dapat mengemas tradisi saparan tersebut menjadi wisata budaya yang mempunyai nilai jual. Hendaknya unsur-unsur Islam lebih dikembangkan dan ditonjolkan dalam mewarnai Tradisi Saparan dan sedikit demi sedikit meninggalkan unsur-unsur yang bertentangan dengan ajaran Islam sehingga menjadikan tradisi tersebut lebih bersifat Islami.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item