Jiwa Manusia Menurut lbnu Qayyim al-Jauziyah

Sunari, 02510905 (2007) Jiwa Manusia Menurut lbnu Qayyim al-Jauziyah. Skripsi thesis, UIN Sunan Kalijaga.

[img]
Preview
Text (Jiwa Manusia Menurut lbnu Qayyim al-Jauziyah)
02510905_BAB I_IV_DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (1MB) | Preview
[img] Text (Jiwa Manusia Menurut lbnu Qayyim al-Jauziyah)
02510905_BAB II_BAB III.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Manusia terdiri dari dua unsur yaitu jasmaniah dan ruhaniah, dengan unsur ruhaniah manusia mampu berbuat, berkarya dan dengan segala dinamikanya. Unsur Ruhaniah ini sering disebut dengan istilah ruh atau jiwa. Ruh atau jiwa berfungsi sebagai sumber kehidupan dan sekaligus sebagai sistim informasi terprogram untuk menerima pengetahuan dari luar dirinya. Karena sebagai sistem, maka tugas dan fungsi setiap komponen telah tertata dengan baik. Ketertataan setiap tugas, fungsi, sifat, bentuk dan lain~ lain memberikan maksud untuk membutuhkan penyebutan yang tersendiri. Karenanya kalangan filosof dan ilmuan memberikan istilah masing~masing dari setiap fungsi, komponen dan lain-lainnya. Dengan penyebutan istilah yang berbeda-beda ini menyebabkan perbedaan-perbedaan pula dalam mensifati dan menyebutkan fungsi, tugas masing-masing komponen. Maka tidak heran perbedaan~perbedaan di kalangan filosof terjadi. Tujuan penelitian ini adalah untuk berusaha menunjukan permasalah mendasar tentang jiwa menurut lbnu Qayyim al-Jauziyah, pandangan-pandangan, perbedaan dan kesamaan pandangan dengan pendapat lain. Prosedur penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder yang bersifat kualitatif dan merupakan penelitian kepustakaan (library research). Metode yang digunakan adalah deskriptif interpretative dengan menganalisis data, mencermati sehingga tercapai pemahaman yang benar mengenai permasalahan yang dipelajari. Hasil analisis dari penelitian ini bahwa Tokoh Islam lbnu Qayyim muncul lebih dikenal sebagai tokoh agama daripada sebagai seorang filosof. Ibnu Qayyim memberikan pandangan-pandangan yang sedikit-banyak berbeda dengan filosof lain dalam masalah ruh atau jiwa. Pandangan tersebut senantiasa disandarkan pada alQur'an dan Hadist serta pendapat kaum salafiyyin. Ruh atau jiwa sebagai sumber kehidupan dan dinamikanya pada manusia merupakan sesuatu yang abtrak, tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan. lbnu Qayyim memberikan pendapat bahwa ruh atau jiwa adalah sama atau kesatuan yang utuh, adapun pembagian-pembagian dan penyebutan yang berbeda merupakan sebagai sifat, bukan sebagai bagian yang independen. Adapun letak ruh atau jiwa menempati setiap posisi kehidupan pada tubuh manusia. Adapun potensi-potensi yang bersifat kualitas berada pada ruh atau jiwa ini dengan sebutan yang berbeda-beda. Ruh adalah adalah mahluk yang dapat tumbuh secara kualitas tergantung informasi yang diperolehnya. Ruh akan kekal setelah kematian jasad dan akan menernpati alarn ruh, kernudian rnerndapat balasan sesuai dengan perbutan ketika rnasih menempati tubuh manusia. Kematian bukanlah hilangnya atau hancumya ruh, seperti hancumya tubuh, tetapi terpisahnya antara ruh atau jiwa dengan tubuh. Perlu diketahui konsep Ibnu Qayyim tentang jiwa ini terdapat beberapa perbedaan dan juga memiliki persamaan dengan filosof lain. Artinya karena bangun berfikimya yang berbeda maka mempengaruhi pendapat-pendapatnya tentang ruh atau jiwa tersebut.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: H.Zuhri, S.Ag, M.Ag
Uncontrolled Keywords: Jiwa Manusia, ruh, lbnu Qayyim al-Jauziyah,
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Tajuk Subjek > Aqidah Filsafat
Aqidah Filsafat
Depositing User: Ida Nor'aini Hadna , M.Pd.
Date Deposited: 14 Jan 2021 11:09
Last Modified: 14 Jan 2021 11:09
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/41854

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum