PENAFSIRAN ISRAF DALAM TAFSIR AL-AZHAR DAN RELEVANSINYA TERHADAP FENOMENA FAST FASHION

Mochamad Ridwan Al Haq, NIM.: 20105030134 (2025) PENAFSIRAN ISRAF DALAM TAFSIR AL-AZHAR DAN RELEVANSINYA TERHADAP FENOMENA FAST FASHION. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PENAFSIRAN ISRAF DALAM TAFSIR AL-AZHAR DAN RELEVANSINYA TERHADAP FENOMENA FAST FASHION) 20105030134_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (8MB) | Preview
	Text (PENAFSIRAN ISRAF DALAM TAFSIR AL-AZHAR DAN RELEVANSINYA TERHADAP FENOMENA FAST FASHION) 20105030134_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (20MB) | Request a copy

Abstract

Di era globalisasi saat ini, muncul berbagai pola perilaku yang menjadi tren namun kurang memberikan manfaat bagi masyarakat, salah satunya adalah tren yang mengacu kepada perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif merujuk pada tindakan individu atau kelompok yang menggunakan atau menghabiskan uang untuk barang dan jasa secara berlebihan (isrāf) tanpa mempertimbangkan kebutuhan yang sebenarnya, hingga menjadi kebiasaan atau gaya hidup. Salah satu fenomena konsumtif yang kian marak di era digital yaitu praktik fast fashion. Praktik fast fashion mencerminkan pengeluaran harta yang berlebihan (isrāf) dan tidak sesuai kebutuhan. Islam melalui Al-Qur’an secara tegas mengharamkan isrāf, sebagaimana tertulis dalam QS. Al-A’rāf: 31, yang mengajarkan agar konsumsi dilakukan secara proporsional dan menghindari sikap berlebih-lebihan dalam hal makan, minum, dan berpakaian. Kajian ini mengulas pemahaman konsep isrāf menurut Tafsir Al-Azhar karya Hamka serta hubungannya dengan perilaku konsumtif dalam industri fast fashion. Tafsir Al-Azhar dipilih karena pendekatannya yang kontekstual, moderat, dan responsif terhadap isu-isu sosial kontemporer. Dengan mengangkat nilai-nilai Qur’ani yang dijelaskan Hamka secara filosofis dan moral, penelitian ini berupaya menggali pemahaman yang lebih mendalam tentang larangan isrāf dan urgensinya dalam membentuk etika konsumsi yang berkelanjutan di tengah arus globalisasi dan digitalisasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis, sumber data primer yang digunakan adalah kitab tafsir Al-Azhar, sumber data sekunder yang digunakan meliputi kitab tafsir pra moden yaitu: tafsir Ibnu Katsir dan Al-Qurthubi, tafsir modern yaitu: Tafsir Al-Munir dan tafsir Al-Mishbah. Untuk mengatasi permasalahan, penelitian ini mengajukan beberapa pertanyaan, yaitu bagaimana penafsiran tentang isrāf dalam Al-Qur’an menurut Hamka dalam Tafsir Al-Azhar dan bagaimana relevansi penafsiran tersebut dengan fenomena konsumsi dalam konteks fast fashion. Studi ini mengindikasikan: pertama, dengan analisis mengenai QS. Al- A’rāf: 31, QS. Al-Furqān: 67, and QS. Al-an’ām: 141, menunjukkan bahwa Hamka menegaskan pentingnya keseimbangan dalam hidup, tidak berlebihan, serta bertanggung jawab dalam menggunakan karunia Allah. Menurut Hamka, konsep isrāf tidak hanya berfokus pada aspek konsumsi makanan dan minuman, tetapi juga melibatkan berpakaian serta penggunaan harta secara umum. Fenomena fast fashion, yang ditandai dengan perilaku konsumtif, pemborosan sumber daya, serta ketidakadilan sosial dan ekologis, mencerminkan bentuk modern dari perilaku isrāf yang dikritik dalam Al-Qur’an. Kedua, penjelasan Hamka mengenai israf yang mengkritik budaya konsumtif yang ditumbuhkan oleh industri fast fashion. Ini menunjukkan bahwa ajaran Al-Qur’an memiliki daya aplikatif lintas zaman, termasuk dalam membentuk gaya hidup yang bertanggung jawab dan berkelanjutan agar tidak terjerumus ke dalam praktik isrāf seperti dalam fenomena fast fashion.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item