BENGGOL SEBAGAI ALAT TRANSAKSI DI ERA MODERN : STUDI DI PASAR KEBON WATU GEDE

PUTRI KHUSNA AMALI, NIM. 15230083 (2020) BENGGOL SEBAGAI ALAT TRANSAKSI DI ERA MODERN : STUDI DI PASAR KEBON WATU GEDE. Skripsi thesis, FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI.

[img]
Preview
Text (BENGGOL SEBAGAI ALAT TRANSAKSI DI ERA MODERN : STUDI DI PASAR KEBON WATU GEDE)
15230083_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (BENGGOL SEBAGAI ALAT TRANSAKSI DI ERA MODERN : STUDI DI PASAR KEBON WATU GEDE)
15230083_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Sebelum Tahun 2018 pemuda Tadhi’in khususnya Mas Ari, Mas Panji dan Bapak Umar berupaya untuk membuat pasar kuliner dengan nuansa tradisional serta suasana yang asri dan nyaman. Sebelumnya ketiga tokoh ini melakukan studi banding ke luar kota untuk melihat konsep Pasar yang serupa, kemudian kembali dan melihat lahan kosong yang berada di Dusun Watu Gede. Dengan memanfaatkan potensi dan aset yang dimiliki warga setempat, serta kekompakan dan semangat gotong royong yang tinggi, para pemuda melakukan Musyawarah bersama untuk usung konsep, visi-misi dan alokasi dana sampai memutuskan ide agar segera direalisasikan. Setelah itu Pasar Kebon Watu Gede diresmikan pada tanggal 11 Februari 2018 dengan dihadiri oleh Dinas Pariwisata Megelang. Dengan konsep Pasar yang menggunakan alat transaksi unik yaitu alat transaksi zaman Hindia-Belanda yang bernama benggol. Benggol pada Pasar Kebon Watu Gede merupakan modifikasi dari benggol pada masa Hindia-Belanda. Fokus penelitian ini adalah mengapa Pasar Kebon menggunakan benggol sebagai alat transaksi di era modern dan bagaimana konsumen memperoleh benggol untuk alat transaksi di Pasar Kebon serta apakah benggol di era modern berpengaruh terhadap proses pengembangan Pasar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik penentuan informan menggunakan kriteria. Adapun kriteria dalam penelitian ini antara lain: orang yang mengetahui secara detail asal usul Pasar Kebon; Mas Arifin, orang yang aktif mengelola Pasar Kebon; Mas Imam, Pengelola yang meresmikan Pasar Kebon; Bapak Beni Pamuji, Pengelola yang menjaga keamanan pasar; Mas Efendy, masyarakat sebegai pedagang yang memiliki pendapatan tertinggi; Ibu Wiwik, masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar pasar; Ibu Vivi, pengunjung yang banyak menukarkan rupiah dengan benggol; Ibu Reti. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Pasar Kebon menggunakan benggol sebagai alat transaksi yang wajib digunakan. Dikarenakan Pasar Kebon Watu Gede menggunakan konsep nilai tradisional zaman dahulu yang menurut para pengelola nilai-nilai serta barang-barang antik pada saat ini mulai memudar. Dengan begitu bertujuan untuk memberikan kesan nostalgia terhadap kebudayaan zaman dahulu. (2) konsumen memperoleh benggol untuk digunakan sebagai alat tukar di Pasar Kebon Watu Gede dengan cara mengantri dan memberikan kepada admin berapa jumlah uang rupiah yang akan ditukarkan dengan benggol, tempat penukaran benggol berada di depan Gapura kedua pasar. (3) penggunaan benggol pada Pasar Kebon Watu Gede sangat berpengaruh terhadap proses perkembangan pasar. Pengunjung tertarik karena rasa penasaran akan bagaimana penerapannya serta bagaimana cita rasa ketika berbelanja menggunakan benggol. Sehingga benggol ini menjadi daya tarik serta daya saing dengan sekian banyaknya tempat wisata kuliner.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Azis Muslim, M.Pd.
Uncontrolled Keywords: Benggol, Pasar Kebon Watu Gede.
Subjects: Kesejahteraan Masyarakat
Divisions: Fakultas Dakwah dan Komunikasi > Pengembangan Masyarakat Islam (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 14 Jul 2021 13:33
Last Modified: 14 Jul 2021 13:33
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/42817

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum