KEBIJAKAN KEAGAMAAN PEMERINTAHAN SULTAN AL-MANSHUR SAIFUDDIN QALLAWUN PADA DINASTI MAMLUK BAHRI (1279-1290 M)

Arief Rohmatulloh, NIM.: 13120086 (2020) KEBIJAKAN KEAGAMAAN PEMERINTAHAN SULTAN AL-MANSHUR SAIFUDDIN QALLAWUN PADA DINASTI MAMLUK BAHRI (1279-1290 M). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (KEBIJAKAN KEAGAMAAN PEMERINTAHAN SULTAN AL-MANSHUR SAIFUDDIN QALLAWUN PADA DINASTI MAMLUK BAHRI (1279-1290 M)) 13120086_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (3MB) | Preview
	Text (KEBIJAKAN KEAGAMAAN PEMERINTAHAN SULTAN AL-MANSHUR SAIFUDDIN QALLAWUN PADA DINASTI MAMLUK BAHRI (1279-1290 M)) 13120086_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (3MB) | Request a copy

Abstract

Sultan Qallawun ialah sultan ketujuh pada Dinasti Mamluk yang berkuasa dari tahun 1279-1280 M. Ia dikenal sebagai pembangun administrasi pemerintahan Dinasti Mamluk sekaligus pembangun jaringan perdagangan internasional bagi negeri Mesir. Beberapa kebijakan yang ditetapkan oleh Sultan Qallawun untuk keberlangsungan pemerintahan Dinasti Mamluk dan kemakmuran rakyat-rakyatnya. Adapun kebijakan yang diterapkan kepada para ahlu dzimmah yaitu kewajiban untuk memeluk agama Islam, membayar pajak negara atau jizyah, dan kewajiban ikut serta dalam berjihad. Salah satu kebijakan kontroversial yang ditetapkan oleh Sultan Qallawun jika kita bercermin pada masa sekarang ini, yaitu sultan mewajibkan kepada ahlu dzimmah yangmana kebijakan tersebut merupakan pertama kali di terapkan oleh Dinasti Mamluk. Hal menarik yang diteliti dalam penelitian ini adalah kebijakan kontroversial yang dicetuskan oleh Sultan Qallawun untuk para ahlu dzimmah agar berpindah ke agama Islam yang disertai acaman bagi para pembelot yang menentang kebijakan dari Sultan Qallawun tersebut. Penelitian ini menggunakan pendekatan sosial-politik dan teori behavioral yang dikemukakan oleh Robert F. Berkhofer yang telah dikutip oleh T. Ibrahim Alfian. Pendekatan digunakan untuk memahami sejarah di dalam kehidupan semua masyarakat, dari yang terkecil sampai yang terbesar dari yang bersifat hanya sekejap mata sampai yang paling stabil, ada yang memerintah dan ada yang mematuhinya, ada yang membuat keputusan dan ada yang mematuhi keputusan tersebut. Adapun teori behavioral digunakan untuk menganalisis perilaku politik Sultan Qallawun berdasarkan dari sifat-sifatnya dan kondisi yang ia dihadapi. Metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah, yang meliputi tahap heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan Sultan Qallawun mempunyai pengaruh yang cukup besar bagi pemerintahannya, wilayah kekuasaan dan negeri-negeri di sekitar Dinasti Mamluk. Kebijakan yang ditetapkan oleh Sultan Qallawun berimplikasi pada pengambilan kembali wilayah-wilayah kekuasan Islam yang sebelumnya dikuasai oleh pasukan salib. Pengaruh yang dirasakan oleh pemerintahan Dinasti Mamluk dan negeri-negeri di sekitarnya, yaitu munculnya kebanggaan dalam diri mereka karena Islam bisa kembali mempunyai kekuatan dan harga diri di mata dunia. Dengan demikian negeri muslim dapat lebih berkembang dan Islam dapat tersebar luas. Kebijakan yang dikeluarkan oleh Sultan Qallawun terhadap ahlu dzimmah mendapatkan respon dari sekumpulan ulama. Para ulama mencetuskan fatwa atas kebijakan kontroversial tersebut yang mana memperbolehkan para ahlu dzimmah untuk memeluk agama lama mereka sehingga para ahlu dzimmah bisa tetap memeluk agama Islam atau kembali ke agama lama yang mereka anut. Sedangkan pengaruh yang dirasakan bagi negara Eropa, kebijakan yang diterapkan oleh Sultan Qallawun untuk pemerintahan Dinasti Islam yakni semakin eratnya hubungan ketergantungan antara keduanya. Bersamaan dengan itu kekuatan-kekuatan pasukan salib semakin melemah akibat dari banyaknya benteng-benteng mereka yang direbut oleh pasukan muslimin.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item