MASJID AGUNG BUNTET PESANTREN CIREBON TAHUN 1975-2012 M (KAJIAN SEJARAH ARSITEKTUR)

Agung Setiawan, NIM.: 16120060 (2020) MASJID AGUNG BUNTET PESANTREN CIREBON TAHUN 1975-2012 M (KAJIAN SEJARAH ARSITEKTUR). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (MASJID AGUNG BUNTET PESANTREN CIREBON TAHUN 1975-2012 M (KAJIAN SEJARAH ARSITEKTUR))
16120060_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (MASJID AGUNG BUNTET PESANTREN CIREBON TAHUN 1975-2012 M (KAJIAN SEJARAH ARSITEKTUR))
16120060_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB) | Request a copy

Abstract

Masjid Agung Buntet Pesantren Cirebon (BPC) merupakan salah satu masjid tertua di Cirebon. Masjid ini didirikan oleh Kiai Muqoyyim pada tahun 1770 M. Dalam perkembangannya, masjid ini mengalami beberapa kali renovasi yaitu pada tahun 1800an, 1975, 1996, dan terakhir tahun 2012 M. Namun selama renovasi tersebut, Masjid Agung BPC tetap mempertahankan bentuk arsitektur masjid tradisional Jawa dengan menggunakan kayu sebagai bahan utama masjid. Hal ini berbeda dengan masjid-masjid di Cirebon lain seperti Masjid Pesantren Gedongan, Masjid Pesantren Kempek, dan Masjid Pesantren Ciwaringin yang telah melakukan renovasi kearah modernitas. Masjid yang telah berusia ratusan tahun ini memiliki nilai sejarah, arkeologis, dan kebudayaan yang masih dipertahankan hingga saat ini. Hal ini seharusnya menjadikan Masjid Agung BPC sebagai masjid yang masuk dalam kategori cagar budaya. Selain itu, masjid ini hanya digunakan oleh jamaah laki-laki saja, serta terdapat pula makna simbolik dari arsitektur masjid. Pendekatan yang digunakan yaitu historis-arkeologis. Pendekatan historis untuk mengungkapkan perkembangan masjid dan faktor yang mempengaruhi perubahan masjid. Pendekatan arkeologis untuk mengidentifikasi bentuk arsitektur masjid. Teori yang digunakan yaitu teori perubahan arsitektur yang dikemukakan oleh Sigfred Gideon. Menurutnya, perubahan arsitektur masjid dipengaruhi oleh perubahan sosial yang ada di masyarakat. Kaitannya dengan obyek yang akan diteliti adalah pengaruh perubahan sosial terhadap perubahan arsitektur Masjid Agung BPC. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Adapun langkah-langkahnya yaitu: heuristik (pengumpulan data), verifikasi (kritik sumber), interpretasi (analisis sumber), historiografi (penulisan hasil penelitian). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada renovasi tahun 1975 Masjid Agung BPC mengalami perkembangan arsitektur pada bagian lantai masjid yang semula terbuat dari papan kayu selanjutnya diganti dengan bahan tegel bermotif bunga. Pada renovasi tahun 1996 fokusnya terhadap pelebaran serambi masjid dan mengganti lantai tegel dengan keramik. Adapun pada renovasi tahun 2012 fokus renovasi yaitu bagian tempat wudhu, kolam, toilet dan tiang penyangga pada serambi masjid. Renovasi tahun tersebut merupakan renovasi terakhir dan sudah terlihat rapi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan arsitektur masjid adalah faktor lingkungan baik berupa lingkungan alam (iklim dan perubahan fisik masjid) maupun lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan masyarakat terdapat kondisi keagamaan, kondisi ekonomi, kondisi sosial budaya dan kondisi politik

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Riswinarno, S.S., M.M.
Uncontrolled Keywords: Sejarah Arsitektur, Masjid, Masjid Agung BPC
Subjects: Sejarah Peradaban / Kebudayaan Islam
Masjid
Divisions: Fakultas Adab dan Ilmu Budaya > Sejarah Kebudayaan Islam (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 03 Sep 2021 13:02
Last Modified: 03 Sep 2021 13:02
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43770

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum