POLITIK KULTURAL MUSLIM PINGGIRAN: Aktivisme Gerakan Anak Bangsa di Sektor Informal

Agus Syarifudin Efendi, NIM: 17200010031 (2021) POLITIK KULTURAL MUSLIM PINGGIRAN: Aktivisme Gerakan Anak Bangsa di Sektor Informal. Masters thesis, PASCASARJANA.

[img]
Preview
Text (POLITIK KULTURAL MUSLIM PINGGIRAN: Aktivisme Gerakan Anak Bangsa di Sektor Informal)
17200010031_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (5MB) | Preview
[img] Text (POLITIK KULTURAL MUSLIM PINGGIRAN: Aktivisme Gerakan Anak Bangsa di Sektor Informal)
17200010031_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (9MB)

Abstract

Tesis ini berupaya menelusuri pola dan strategi aktivisme Muslim pinggiran di dalam ruang informal Yogyakarta. Subjek kajian ini diangkat sebagai peralihan minat sekaligus kritik terhadap representasi masyarakat Muslim yang lebih menekankan peran kelas menengah Muslim. Dengan menerapkan pendekatan sosiologis-antropologis secara eklektik serta didukung data yang diperoleh dari pengamatan partisipatif pelbagai aspek dan konteks yang bernilai penting dapat dikemukakan secara jelas. Di samping itu, penggunaan peralatan analisis yang berkembang dalam disiplin ilmu sosial khususnya yang tercakup dalam teori-teori gerakan sosial membuat pembahasan tentang Muslim pinggiran dapat dikatakan menjadi lebih menarik dan memadai. Artinya secara metodologis tesis ini memiliki ketertarikan yang besar terhadap kerangka kajian interdisipliner ketika membahas subjek penelitian yaitu Muslim pinggiran yang dalam kesempatan ini direpresentasikan oleh Gerakan Anak Bangsa (Gerbang). Konsekuensinya, disamping membuat deskripsi tentang bagaimana aktivisme Gerbang, kita juga akan mendiskusikan mengapa Muslim pinggiran mengorganisir diri dengan membentuk gerakan. Terdapat empat pertanyaan yang diajukan dalam tesis ini; Bagaimana konfigurasi sektor informal perkotaan? Seperti apa prefigurasi politik informal Muslim pinggiran? Bagaimana mekanisme mobilisasi Gerbang? Dan mengapa Gerbang melakukan politik kultural? Sebagai sebuah kategori, Muslim pinggiran sangat berkaitan dengan konteks struktural. Dalam struktur material, pembangunan ekonomi di Indonesia telah membuat komposisi penduduk lebih terkonsentrasi di kawasan perkotaan. Hal ini selain menciptakan suatu mekanisme perekonomian yang dinamis juga menyebabkan sebagian penduduk yang tidak terserap dalam bursa lapangan kerja terpaksa beraktivitas ekonomi di sektor infomal perkotaan. Karena sektor ini tidak memiliki aturan regulasi yang jelas maka wajar kalau para penghuninya pun memiliki kerentanan yang tinggi. Di samping itu, kemerosotan institusi demokrasi dalam satu dekade terakhir telah membuat sebagian anggota komunitas politik keluar dalam diskursus publik. Mereka yang tidak menemukan saluran politik bagi aspirasinya cenderung berpolitik secara informal dalam lingkup lokal. Dengan demikian, Muslim pinggiran adalah mereka yang mengalami ‘informalisasi’ dalam tatanan struktur ekonomi-politik masyarakat Indonesia yang mayoritas adalah Muslim. Ketika menganalisis pada tingkat lokal ditemikan satu hal menarik bahwa industrialisasi pariwisata Yogyakarta rupanya tidak memicu konflik terbuka meskipun angka ketimpangan relatif tinggi. Hal ini lebih dipengaruhi oleh masih tersedianya sarana ekonomi alternatif sebagai tempat untuk mencari penghasilan bagi sebagian penduduk. Dalam situasi yang demikian aktivisme Gerbang dapat dipahami sebagai upaya menguatkan posisi Muslim pinggiran. Bentuk perjuangan Gerbang termanifertasi dalam program pemberdayaan kolektif yang bernama ‘sekolah warga’ dan ‘industri warga.’ Karena praktik pemberdayaan itu berlangsung secara partisipatif dan bergantung pada mekanisme solidaritas, maka tidak mengherankan jika kemudian diskursus yang terbentuk lebih mengarah pada persoalan konkret yang dihadapi oleh para aktivis Gerbang. Dalam sudut yang berbeda, formasi diskursus tersebut memunculkan apa yang disebut politik kultural yang mana subjektivitas Muslim-Jawa direvitalisasi dan dikontekstualisasikan. Jadi, terakhir, aktivisme yang ditunjukkan oleh Gerbang berasal dari, dikembangkan oleh dan ditujukan untuk Muslim pinggiran sendiri.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Prof. Noorhaidi Hasan, M.A., M.Phil., Ph.D.
Uncontrolled Keywords: activism, empowerment, solidarity, social movement, subaltern Muslim, informalization, informal politics, cultural reproduction and cultural politics
Subjects: Local Wisdom - Kebijakan Lokal
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Interdisciplinary Islamic Studies
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 07 Sep 2021 05:37
Last Modified: 07 Sep 2021 05:37
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43916

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum