GERAKAN POLITIK RAKYAT MESIR, SIMBOL, DAN RUANG PUBLIK (FUNGSI DAN INTERPRETASI SIMBOL-SIMBOL DALAM TAHRIR SQUARE)

Bahy Chemy Ayatuddin Assri, S.Hum, NIM: 18200010251 (2021) GERAKAN POLITIK RAKYAT MESIR, SIMBOL, DAN RUANG PUBLIK (FUNGSI DAN INTERPRETASI SIMBOL-SIMBOL DALAM TAHRIR SQUARE). Masters thesis, PASCASARJANA.

[img]
Preview
Text (GERAKAN POLITIK RAKYAT MESIR, SIMBOL, DAN RUANG PUBLIK (FUNGSI DAN INTERPRETASI SIMBOL-SIMBOL DALAM TAHRIR SQUARE))
18200010251_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (GERAKAN POLITIK RAKYAT MESIR, SIMBOL, DAN RUANG PUBLIK (FUNGSI DAN INTERPRETASI SIMBOL-SIMBOL DALAM TAHRIR SQUARE))
18200010251_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB)

Abstract

Tulisan ini bertujuan untuk menganalisis kondisi Mesir saat Arab Spring bergejolak lewat potret-potret para demonstran di Tahrir Square. Tahrir Square menjadi jantung perjuangan bagi rakyat Mesir untuk menegakan keadilan. Segala latar belakang masyarakat berkumpul di satu tempat dan menjadikan rezim common enemy. Salah satu penyebab pecahnya revolusi rakyat Mesir yaitu ketidakadilan dan perampasan hak rakyat yang dilakukan oleh rezim. Revolusi ini juga terinspirasi dari rakyat Tunisia yang berhasil menggulingkan pemimpin tirani yaitu Ben Ali. Rakyat Mesir yakin juga bisa menggulingkan Mubarak. Di dalam potret-potret para demonstran terdapat simbol-simbol yang perlu analisis lebih dalam untuk memahaminya. Simbol-simbol yang keluar biasanya sesuai dengan realita yang terjadi pada saat itu. Aktor di balik pecahnya revolusi rakyat Mesir ini adalah para pemuda yang bergabung di dalam gerakan sosial seperti Kifaya, Gerakan Pemuda 6 April, dan We Are All Khaled Said. Revolusi rakyat Mesir disebut sebagai New Social Movement. Rakyat Mesir mulai memanfaatkan internet dan sosial media untuk merformulasikan rencana demonstrasi dan juga sebagai wadah bagi demonstran untuk mengajukan pendapatnya. Analisis dalam penelitian ini menggunakan analisis lanskap linguistik yang dipadukan dengan semiotika Charles Sanders Pierce yang mempelajari tentang simbol-simbol dan interpretasi. Penelitian ini bersifat kualitatif dan data yang digunakan berasal dari media massa berupa foto-foto. Temuan penelitian ini adalah simbol-simbol sindiran dan hinaan, kebebasan dan keadilan, pengusiran, bilingual dan multilingual. Teks-teks yang muncul menggunakan bahasa Arab, kecuali di bagian bilingual dan multilingual, disana muncul beberapa bahasa seperti bahasa Inggris sampai Jepang. Potret-potret yang muncul ingin menerangkan bagaimana keadaan Mesir saat itu. Potret-potretnya mencerminkan suasana hati rakyat Mesir yang menginginkan kesetaraan dan keadilan. ketidakadilan harus dihapuskan bersamaan dengan pemimpin tirani yang tidak memperdulikan rakyatnya.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Prof. Dr. H. Ibnu Burdah, M.A
Uncontrolled Keywords: Tahrir Square, Simbol, Gerakan Sosial, Lanskap Linguistik, Semiotika.
Subjects: Kajian Timur Tengah
Divisions: Pascasarjana > Thesis > Interdisciplinary Islamic Studies > Kajian Timur Tengah
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 07 Sep 2021 21:35
Last Modified: 07 Sep 2021 21:35
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/43992

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum