EPISTEMOLOGI QIRA’AH MUBADALAH (STUDI BUKU QIRA’AH MUBADALAH KARYA FAQIHUDDIN ABDUL KODIR)

Ayu Hafidhoh Ihsaniyah, NIM.: 16530022 (2020) EPISTEMOLOGI QIRA’AH MUBADALAH (STUDI BUKU QIRA’AH MUBADALAH KARYA FAQIHUDDIN ABDUL KODIR). Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (EPISTEMOLOGI QIRA’AH MUBADALAH (STUDI BUKU QIRA’AH MUBADALAH KARYA FAQIHUDDIN ABDUL KODIR))
16530022_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (3MB) | Preview
[img] Text (EPISTEMOLOGI QIRA’AH MUBADALAH (STUDI BUKU QIRA’AH MUBADALAH KARYA FAQIHUDDIN ABDUL KODIR))
16530022_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (6MB) | Request a copy

Abstract

Cara pandang yang timpang terhadap keadilan gender dalam kehidupan sehari-hari sering kali menimbulkan ketidakadilan hingga bermuara pada tindak kekerasan. Hal ini juga berdampak pada cara pandang terhadap teks-teks ajaran agama yang notabenenya dikultuskan dan dianut sebagai pedoman hidup. Hal ini dibuktikan dengan adanya produk tafsir di Indonesia yang menerangkan tentang eksistensi manusia dalam ajaran agama Islam serta argumen penjelasnya masih sering kali didominasi nuansa maskulinitas dan meminggirkan perempuan. Atas dasar latar belakang tersebut, penulis memilih objek material buku Qira >‟ah Muba>dalah karena menjadikan teks-teks agama mampu dibaca secara adil. Selain itu, muba>dalah memberikan landasan teologis dan sosial mengenai kegelisahan untuk lebih sensitif terhadap hal-hal yang menyangkut relasi antara laki-laki dan perempuan. Tak hanya itu, latar belakang Faqihuddin yang mempelajari secara mendalam tentang gender dan relasi hubungan antara laki-laki dan perempuan serta berperan aktif dalam lembaga-lembaga perlindungan perempuan dan anti kekerasan merupakan alasan lain penulis menjadikan sosoknya patut untuk dikaji lebih dalam. Sisi epistemologis yang dibahas diharapkan mampu melihat seberapa jauh dan berpengaruh sebuah produk tafsir layak untuk dikonsumsi dengan mengetahui sumber, metode, maupun hasil validitas penafsirannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penafsiran di dalam Qira >‟ah Muba>dalah menggunakan sumber Al-Qur’a <n, h}adi >s }, pemikiran ahli fiqh, ahli gender, sekaligus pemikiran kritis Faqihuddin dengan disandarkan pada kaidahkaidah yang ada. Namun lebih spesifik kepada us }ul fiqh. Hal ini bisa dilihat dari istilah yang digunakan dalam cakupan, metode, serta cara penafsiran yang digunakan Faqihuddin sedikit banyak menggunakan istilah dalam us}ul fiqh. Metode penafsiran yang digunakan dalam Qira >‟ah Muba>dalah melalui tiga tahapan proses dalam memaknai sebuah ayat. Tahap pertama melihat ayat dalam gagasan utama dengan mengidentifikasi prinsip ajaran Islam yakni tentang keimanan, anjuran berbuat baik, dan kehati-hatian untuk tidak melakukan perbuatan buruk, yang kesemuanya itu tidak memandang apakah ia laki-laki atau perempuan. Prinsip tersebut bersifat umum, tanpa terkecuali (al-maba >di’). Langkah selanjutnya melakukan penghapusan terhadap aspek subjek dan objek yang terkandung di dalam teks tersebut. Fokus pembahasan hanya pada predikatnya. Predikat dalam kalimat disandarkan pada prinsip mubadalah antara dua jenis kelamin. Dan setelahnya makna yang lahir dari proses langkah ini dibawa pada proses pemaknaan yang bersifat mubadalah, timbal balik, atau kesalingan. Validitas penafsiran yang digunakan dalam penelitian ini dapat dibuktikan dengan teori kebenaran dalam filsafat ilmu yakni teori korespondensi, dan pragmatisme. Teori korespondensi menyatakan bahwa sesuatu dianggap benar apabila sesuai dengan fakta yang ada. Faqihuddin yang sedari awal menghendaki teks-teks agama dapat dibaca secara adil dan tidak timpang gender merupakan upaya keinginannnya agar Al-Qur’a <n mampu dibaca di zaman yang modern dan meninggalkan pemikiran patriarki yang didominasi laki-laki. Semangat dalam menyuarakan Al-Qur’a <n sebagai sesuatu yang s }a <lih { li kulli zama <n wa maka <n, serta menginginkan adanya perubahan pemikiran pada penafsiran klasik yang selama ini banyak dipercaya masyarakat luas tentang relasi laki-laki dan perempuan sebagai sesuatu yang subordinatif, merupakan wujud penafsiran yang sesuai dengan tuntutan zaman. Selanjutnya, Qira >‟ah Muba>dalah dapat dikatakan benar secara pragmatis adalah mengupayakan kebermanfatan sebagai bentuk upaya keadilan dan menyuarakan kemanusiaan perempuan sebagai makhluk yang sama-sama memiliki tugas sebagaimana laki-laki sebagai khalifah di bumi.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Pembimbing : Fitriana Firdausi, S. Th. I, M. Hum
Uncontrolled Keywords: Qira’ah Mubadalah, Faqihuddin Abdul Kodir, Epistemologi.
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
al Qur'an
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 09 Sep 2021 11:25
Last Modified: 09 Sep 2021 11:25
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44096

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum