PENAFSIRAN QS. AN-NISA [4]: 29 DALAM TAFSIR AL-MUNIR KARYA WAHBAH AL-ZUHAILI DAN RELEVANSINYA TERHADAP KHIYAR ONLINE

Muhammad Afriliansyah A, NIM.: 20105030121 (2025) PENAFSIRAN QS. AN-NISA [4]: 29 DALAM TAFSIR AL-MUNIR KARYA WAHBAH AL-ZUHAILI DAN RELEVANSINYA TERHADAP KHIYAR ONLINE. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (PENAFSIRAN QS. AN-NISA [4]: 29 DALAM TAFSIR AL-MUNIR KARYA WAHBAH AL-ZUHAILI DAN RELEVANSINYA TERHADAP KHIYAR ONLINE) 20105030121_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (8MB) | Preview
	Text (PENAFSIRAN QS. AN-NISA [4]: 29 DALAM TAFSIR AL-MUNIR KARYA WAHBAH AL-ZUHAILI DAN RELEVANSINYA TERHADAP KHIYAR ONLINE) 20105030121_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (14MB) | Request a copy

Abstract

Di era modern saat ini, perkembangan zaman semakin maju, teknologi semakin canggih dan terus berkembang. Segala bentuk aktivitas manusia yang biasanya dikerjakan secara manual, kini sudah bisa dilakukan hanya dengan sentuhan panel saja, termasuk kegiatan jual beli. Jual beli online adalah salah satu kegiatan yang telah menjadi budaya baru di tengah kehidupan manusia pada rentang abad terakhir ini di berbagai negara, termasuk Indonesia. Dalam transaksi online terdapat fitur-fitur yang mengarah pada hak pilih pembeli dan penjual, yang dalam fiqih klasik diistilahkan dengan khiyar. Fitur-fitur tersebut misalnya adalah e-commerce yang merupakan suatu transaksi perdagangan yang memungkinkan adanya jual beli tanpa harus mempertemukan secara langsung antara penjual dan pembeli. Hak khiyar dalam fiqih sering diartikan sebagai hak yang dimiliki oleh kedua belah pihak, yaitu pembeli dan penjual, untuk melanjutkan atau mengakhiri suatu kontrak atau transaksi pembelian. Hak ini memberikan kesempatan bagi pembeli dan penjual untuk mempertimbangkan apakah mereka ingin melanjutkan atau membatalkan transaksi pembelian. Penelitian ini menggunakan Tafsir al-Munir sebagai landasan teoritis untuk menganalisis khiyar dan metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif-analisis. Untuk menjawab pokok permasalahan penelitian ini, diajukan beberapa pertanyaan, yakni: Bagaimana penafsiran Wahbah al-Zuhaili tentang QS. an-Nisa:29 dalam Tafsir al-Munir? dan Bagaimana relevansi penafsiran Wahbah al-Zuhaili tentang QS. an-Nisa:29 dalam Tafsir al-Munir terhadap khiyar online? Penelitian ini menunjukkan: Pertama, dalam menafsirkan QS. al-Nisa [4]:29, Wahbah al-Zuhaili menekankan prinsip larangan memakan harta sesama secara batil kecuali melalui transaksi (tijarah) yang didasari kerelaan (‘an tarāḍin minkum). Ia menekankan bahwa kerelaan ini harus dijamin melalui mekanisme-mekanisme hukum seperti khiyar. Wahbah juga menegaskan bahwa larangan membunuh diri dan orang lain dalam ayat tersebut erat kaitannya dengan pelestarian harta. Ayat ini, menurutnya, tidak hanya membahas aspek muamalah dalam jual beli, tetapi juga menegaskan prinsip solidaritas sosial dan tanggung jawab bersama antara individu, masyarakat, dan negara dalam mengelola harta demi kemaslahatan umum (maslahah al-‘ammah). Kedua, penjelasan Wahbah al-Zuhaili mengenai khiyar memiliki relevansi dalam transaksi e-commerce. Dalam praktik e-commerce, penjelasan khiyar ini tercermin dalam kebijakan retur, garansi, dan masa pengembalian barang yang ditetapkan oleh platform dagang online. Transaksi digital harus memenuhi mekanisme yang berlaku agar tidak termasuk dalam kategori memakan harta orang lain secara batil, yang dalam pandangan Wahbah tidak hanya merugikan secara materi (hifz al-mal), tetapi juga mencederai kesejahteraan jiwa seseorang (hifz al-nafs), serta pentingnya peran negara dalam menjamin kemaslahatan umat melalui regulasi tertentu.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item