ANALISIS RESIPROKAL HADIS- HADIS RELASI LAKI- LAKI DAN PEREMPUAN ( KAJIAN HERMENEUTIKA HADIS )

Faisal Haitomi, NIM.: 18205010076 (2020) ANALISIS RESIPROKAL HADIS- HADIS RELASI LAKI- LAKI DAN PEREMPUAN ( KAJIAN HERMENEUTIKA HADIS ). Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (ANALISIS RESIPROKAL HADIS- HADIS RELASI LAKI- LAKI DAN PEREMPUAN ( KAJIAN HERMENEUTIKA HADIS ))
18205010076_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview
[img] Text (ANALISIS RESIPROKAL HADIS- HADIS RELASI LAKI- LAKI DAN PEREMPUAN ( KAJIAN HERMENEUTIKA HADIS ))
18205010076_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (7MB) | Request a copy

Abstract

Kesetaraan gender merupakan salah satu isu yang menarik sehingga masih didiskusikan hingga sampai sekarang. penelitian- penelitian yang ada terkait wacana tersebutpun telah banyak tersebar, namun sejauh penelaahan kajian yang ada hanya berfokus pada dua hal: pertama, penelitian pemikiran yang berfokus dan mengkaji pemikiran para pesohor dalam wacana isu kesetaraan gender. Kedua, penelitian yang memfokuskan pada keotentikan sanad dan matan dari redaksi hadis terutama hadis yang dianggap misogini ( membenci perempuan ) oleh kelompok yang diidentifikasi sebagai feminisme. Tesis ini fokus menjawab dua permasalahan yaitu: pertama, bagaimana hermeneutika resiprokal ( Qira’ah Mubadalah ) dalam literatur hadis. Kedua, bagaimana syarah ulama dan makna resiprokal ( qira’ah mubadalah ) terhadap redaksi hadis perempuan sebagai aurat dan hadis anjuran istri mencari ridho suami. Tesis ini menggunakan pendekatan resiprokal (mubadalah) yang diinisiasi oleh Faqihuddin Abdul Kodir sebagai pisau analisis terhadap dua hadis di atas. Sederhananya pendekatan ini bekerja dalam tiga tahapan yaitu: pertama, mengaitkan teks- teks yang parsial ( juz’ iyat ) dengan teks prinsipal universal. Kedua, menemukan gagasan utama atau ideal moral teks yang sedang dibahas. Ketiga, menempelkan gagasan utama yang ditemukan kepada jenis kelamin yang tidak disinggung dalam teks. Dari diskusi yang dihadirkan dalam tesis ini penulis sampai pada kesimpulan sebagai berikut: pertama, hadis sebagai sumber hukum yang paling otoritatif kedua setelah al- Qur’an pada dasarnya telah memberikan peluang yang besar atas pemaknaan secara resiprokal ( mubadalah ) yang menekankan kepada kerjasama antara dua pihak, karena Nabi membawa agama yang memberi rahmat bagi dua jenis kelamin laki- laki dan perempuan. Kedua, redaksi hadis yang berbicara tentang perempuan sebagai aurat, pada dasarnya tidaklah bisa dijadikan legitimasi untuk mendiskriminasi dan memarginalisasi perempuan. karena secara ideal moral hadis tersebut berbicara berbicara tentang memelihara diri ( hifz al- nafs ), memelihara keturunan ( hifz al- nasl ), dan memelihara harta ( hifz al- mall ). Tiga tujuan ini pada tataran realitas tidak hanya ditujukan kepada perempuan saja, tetapi juga kepada laki- laki sebagai mitra perempuan. begitu pula dengan redaksi yang berbicara tentang anjuran kepada istri mencari ridho suami, tidak bisa serta merta difahami sebagaimana apa yang telah ditawarkan oleh para ulama. Karena dalam Islam mengajarkan bahwa dalam konteks keluarga antara istri dan suami harus saling bekerjasama. Gagasan utama dari redaksi hadis di atas adalah mencari ridho, maka kewajiban tersebut tidak hanya diberlakukan kepada perempuan saja tetapi juga kepada laki- laki. dalam hal ini adalah suami.

Item Type: Thesis (Masters)
Additional Information: Pembimbing : Dr. Nurun Najwah M.Ag
Uncontrolled Keywords: Hadis Relasional, Hermeneutika Resiprokal, Mubadalah
Subjects: Filsafat Agama
Gender
Hadis
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S2) > Studi al Qur'an dan Hadits
Depositing User: Muh Khabib, SIP.
Date Deposited: 15 Sep 2021 14:16
Last Modified: 15 Sep 2021 14:16
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44399

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum