STUDI KISAH NABI MUHAMMAD BERMUKA MASAM TERHADAP SAHABAT IBNU UMMI MAKTUM DALAM QS. ‘ABASA [80]: 1-10 PERSPEKTIF TAFSIR MAQASIDI

Althaf Husein Muzakky, NIM.: 18205010098 (2020) STUDI KISAH NABI MUHAMMAD BERMUKA MASAM TERHADAP SAHABAT IBNU UMMI MAKTUM DALAM QS. ‘ABASA [80]: 1-10 PERSPEKTIF TAFSIR MAQASIDI. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (STUDI KISAH NABI MUHAMMAD BERMUKA MASAM TERHADAP SAHABAT IBNU UMMI MAKTUM DALAM QS. ‘ABASA [80]: 1-10 PERSPEKTIF TAFSIR MAQASIDI) 18205010098_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (6MB) | Preview
	Text (STUDI KISAH NABI MUHAMMAD BERMUKA MASAM TERHADAP SAHABAT IBNU UMMI MAKTUM DALAM QS. ‘ABASA [80]: 1-10 PERSPEKTIF TAFSIR MAQASIDI) 18205010098_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (7MB) | Request a copy

Abstract

Penafsiran kisah Nabi Muhammad bermuka masam terhadap sahabat ‘Abdullah Ibnu Ummi Maktūm dalam QS. ‘Abasa [80]: 1-10 cenderung ditafsirkan sebagai kajian teologi, tārīkhī maupun lughāwī. Tafsir terdahulu dinilai kurang memperhatikan nilai maqāṣid yang terkandung didalam al-Qur’an. Padahal kekurangan atas kajian maqāṣid yang berada di dalam al-Qur’an merupakan salah satu hal yang kurang tepat dalam studi interpretasi al-Qur’an. Oleh sebab itu muncul para tokoh tafsir maqāṣidi dari setiap periode untuk menginisiasi signifikansi kisah al-Qur’an, namun agaknya belum terealisasi dengan baik sebagai ’ibrtan liuli al-albāb. Berangkat dari hal tersebut maka tesis ini berfokus menjawab tiga problem akademik. Pertama, bagaimana tafsir maqāṣidī diterapkan dalam kisah Nabi Muhammad bermuka masam terhadap sahabat ‘Abdullah Ibnu Ummi Maktūm dalam QS. ‘Abasa [80]: 1-10. Kedua, bagaimana relasi kisah Nabi Muhammad bermuka masam terhadap sahabat ‘Abdullah Ibnu Ummi Maktūm dengan teori kema’ṣuman dan ayat ‘itab. Ketiga, mengapa maqāṣid di balik kisah QS. ‘Abasa [80]: 1-10 penting untuk dibahas. Metode ayat kisah yang digunakan adalah teori dari ‘Abd al-Karīm al-Khaṭīb dan metode tafsir maqāṣidī Abdul Mustaqim yang secara sederhana alurnya yaitu melihat kondisi historis dan genealogis ayat al-Qur’an, memperhatikan konstruksi bahasa yang dituturkan al-Qur’an, serta mengamati konklusi new fundamental value of maqāṣid. Tesis ini berargumen bahwa dengan tafsir maqāṣidi studi kisah tidak selalu dikaji sebagai kajian teologis, historis, atau bahkan sastra melainkan dikembalikan ke tujuan awal yaitu sebagai inspirasi untuk merealisasikan kemaslahatan dalam dimensi spiritual maupun dalam ranah sosial. Serta menegaskan atas kema’ṣuman sikap Nabi sebagai utusan Allah, bahkan sekalipun dikritik Allah dengan ayat ‘itāb oleh al-Qur’an, sebab tidak ada kesalahan jika Allah yang mengkritik Nabinya melainkan sebagai bentuk dari ijtihad. Kesimpulan tesis ini adalah, penerapan metode tafsir maqāṣidi terhadap kisah khususnya QS. ‘Abasa [80]: 1-10 memiliki distingsi untuk menemukan new fundamental value of maqāṣid yang terdiri dari dua bagian sehingga kajiannya lebih luas tidak hanya menutup dari maqāṣid al-syari’ah yang hanya terdiri dari uṣūl al-khamsah. Pertama, maqāṣid ẓāhir: min khārij al-nuṣūṣ (secara eksplisit) yaitu kewahyuan kitab suci alQur’an (hifẓ al-dīn), menghargai disabilitas dan minoritas (hifẓ al-nafs), tidak memusuhi non-muslim (hifz al-nafs), nahi munkar dengan santun (hifẓ ‘aql). Kedua, maqāṣid bāṭin: min dākhil al-nuṣūṣ, (secara implisit) yang diperoleh melalui tadabbur dan balāghah badī’ tauriyah yang didasari atas taḥqīq al-maṣāliḥ wa dar’u al-mafāsid yaitu semangat memperdalam ilmu agama yang mencerminkan nilai al-ḥurriyyah ma’a al-mas’ūliyyah tidak bersikap diskriminatif yang mencerminkan nilai al-‘adalah dan al-musawah membangun ukhwah insāniyyah yang mencerminkan nilai al-wasaṭiyyah, dan beragama secara harmonis yang menunjukkan nilai al-insaniyyah.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item