FATALISME DALAM PERSPEKTIF TASAWUF SYAĪKH IBNU ‘AṬĀ’ILLĀH AS-SAKANDARĪ

M. Salis Muslimin, NIM : 16510029 (2021) FATALISME DALAM PERSPEKTIF TASAWUF SYAĪKH IBNU ‘AṬĀ’ILLĀH AS-SAKANDARĪ. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (FATALISME DALAM PERSPEKTIF TASAWUF SYAĪKH IBNU ‘AṬĀ’ILLĀH AS-SAKANDARĪ)
16510029_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (2MB) | Preview
[img] Text (FATALISME DALAM PERSPEKTIF TASAWUF SYAĪKH IBNU ‘AṬĀ’ILLĀH AS-SAKANDARĪ)
16510029_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (4MB)

Abstract

Fatalisme yang merupakan paham atau pandangan tentang segala hal ditentukan oleh takdir (fatum) menjadi problematis ketika dipahami sebagai cara pandang menyikapi kejadian atau realitas kehidupan. Namun dalam paham filsafat, teologi, dan tasawuf terdapat pengertian serta aktualisasi tersendiri mengenai fatalisme ini secara berbeda-beda. Corak fatalisme dalam filsafat adalah lebih memahami realitas secara deterministik dengan hubungan kausalitas secara natural. Dalam teologi fatalisme lebih kepada perdebatan tentang perbuatan hamba yang mengarah kepada konsep free will dan predestinasi sebagai bentuk relasi sebuah kejadian antara manusia dengan Tuhan. Sedangkan dalam tasawuf, fatalisme lebih terarah kepada hubungan antara manusia dengan Tuhan, dengan memahami metode-metode dan maqām-maqām dalam tasawuf sebagai sarana penyucian jiwa manusia. Ibnu ‘Aṭā’illāh as-Sakandarī, sebagai seorang sufi yang memiliki pandangan khas terhadap fatalisme dalam corak tasawufnya, diketahui secara sederhana bahwa fatalisme adalah sebuah paham yang benar dalam menyikapi realitas kehdupan. Kemudian, apakah benar fatalisme Ibnu ‘Athā’illāh dapat dipahami dan digunakan pada kehidupan modern manusia sekarang ini, dengan segala macam dinamika dan masalah yang terjadi. Fatalisme dalam tasawuf Ibnu ‘Aṭā’illāh dapat ditelusuri melalui karya-karyanya yaitu dalam kitab al-Hikam, Tāj al-‘Ārus al-Hāwī lī Tāhdzīb An-Nufus, Lāthaif al-Minan fi Manaqib al-Syaīkh Abī al-Ābbas al-Mursī wa Syaīkh al-Syadzīlī Abi al-Hāsan, dan Al-Tānwīr fī Isqāth al-Tādbīr. Dari peninjauan kitab-kitabnya menggunakan metode deskriptif-analisis, fatalisme Ibnu ‘Aṭā’illāh dapat ditelusuri dan diteliti sebagai langkah untuk menemukan bagaimana fatalisme Ibnu ‘Aṭā’illāh yang sebenarnya baik secara teori maupun aktualisasinya terhadap kehidupan. Pada akhirnya penelitian fatalisme Ibnu ‘Aṭā’illāh ini menemukan bahwa secara sederhana fatalisme Ibnu ‘Aṭā’illāh adalah bentuk penghambaan (ubudiyyāh) yang benar dalam wujud ridhā’ dan pasrah seorang manusia sebagai sarana memahami Tuhan dan ketentuan-ketentuan Tuhan. Fatalisme menjadi sebuah kebijaksanaan dalam penghambaan seorang manusia. Fatalisme dalam tasawuf menjadi semacam syarat utama bagi para sufi untuk masuk dalam proses tasawuf hingga sampai pada kondisi ma’rifah sufi tersebut.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Dr. Shofiyullah Muzammil, M. Ag
Uncontrolled Keywords: Fatalisme, Tasawuf, Islam, Ridhā’, Penghambaan (Ubudiyyāh), Ibnu ‘Aṭā’illāh as-Sakandarī
Subjects: Aqidah Filsafat
UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta > Aqidah Filsafat
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Aqidah dan Filsafat Islam (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 28 Sep 2021 06:01
Last Modified: 28 Sep 2021 06:01
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44806

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum