PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED DALAM PENAFSIRAN KONSEP RAD}A’AH

Iffah Al Walidah, NIM. 16530019 (2021) PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED DALAM PENAFSIRAN KONSEP RAD}A’AH. Skripsi thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED DALAM PENAFSIRAN KONSEP RAD}A<’AH)
16530019_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (4MB) | Preview
[img] Text (PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL ABDULLAH SAEED DALAM PENAFSIRAN KONSEP RAD}A<’AH)
16530019_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version
Restricted to Registered users only

Download (7MB)

Abstract

Al-Qur’an diturunkan dalam konteks sosio-historis tertentu. Pemahaman mengenai konteks saat sebuah ayat diwahyukan dan kriteria linguistik teks merupakan salah satu alat untuk memperoleh pesan yang terkandung di dalamnya. Salah satu produk tafsir yang muncul melalui latar belakang sosio-historis tertentu serta mengalami perkembangan dalam pemahaman dan praktek yaitu rad}a’ah. Penelitian ini akan membahas tentang bagaimana makna historis dan kontemporer rad}a’ah serta hubungannya dengan praktek pemberian Air Susu Ibu (ASI) di Indonesia. Ada 6 ayat yang mengandung term rad}a’ah dalam Al-Qur’an, namun penelitian ini hanya fokus membahas QS. Al-Baqarah: 233 dan QS. Al-Nisa’: 23. Kajian tentang rad}a>’ah telah banyak dilakukan, namun belum ada yang meneliti menggunakan pendekatan kontekstual Abdullah Saeed. Langkah pertama yang dilakukan yaitu memahami kebahasaan serta konteks makro masyarakat penerima wahyu pertama. Perubahan konteks yang terjadi dari waktu ke waktu, ada kemungkinan membuat makna al-Quran juga ikut berubah. Sehingga perlu mengomunikasikan konteks makro pada masa pewahyuan dengan masa sekarang. QS. Al-Baqarah ayat 233 berada di antara pembahasan tentang perceraian akibat talak dan perceraian akibat kematian untuk memberikan perhatian dan kasih sayang yang besar kepada anak. Adapun penyebab turunnya QS. Al-Nisa’: 23 berkaitan dengan peristiwa yang terjadi saat turunnya QS. Al-Nisa’: 22 tentang kebiasaan orang jahiliyah yang menikahi dua bersaudara. Hirarki nilai yang terkandung dalam QS. Al-Baqarah 233 yaitu nilai instruksional yang terdiri dari temporal dan universal. Sifat temporal ayat ini yaitu pada praktik rad}a>’ah, sedangkan signifikansi universal dari ayat ini yaitu terciptanya prinsip keadilan dan kesetaraan antara ayah, ibu, dan anak. Adapun QS. Al-Nisa’: 23 mengandung nilai perlindungan. Larangan menikah dengan saudara sesusuan dalam ayat ini adalah penerapan praktis atas perlindungan penghormatan kepada ibu dan saudara sesusuan. Salah satu hal yang ditekankan pada ayat ini yaitu bagaimana relasi sosial yang terbentuk antara anak dan ibu susuan terjalin dengan baik. Di Indonesia, praktek menyusui mengalami perbaikan dari tahun ke tahun, namun masih dinilai kurang cukup. Maka dari itu, penerapan dari konsep rad}a’ah pada QS. Al-Baqarah: 233 perlu dilakukan agar gizi anak tercukupi secara maksimal. Selain itu, ketika seorang anak disusukan ke perempuan lain, baik anak yang disusui maupun orang tuanya perlu menjaga hubungan baik dengan ibu susuan sebagai bentuk penghormatan terhadapnya.

Item Type: Thesis (Skripsi)
Additional Information: Ali Imron, S.Th.I., M.S.I.,
Uncontrolled Keywords: al-Qur'an dan tafsir
Subjects: Ilmu Alqur’an dan Tafsir
Divisions: Fakultas Ushuludin dan Pemikiran Islam > Ilmu Alqur’an dan Tafsir (S1)
Depositing User: Drs. Mochammad Tantowi, M.Si.
Date Deposited: 28 Sep 2021 11:16
Last Modified: 28 Sep 2021 11:16
URI: http://digilib.uin-suka.ac.id/id/eprint/44818

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item View Item
Chat Kak Imum