MODAL SOSIAL PEREMPUAN KAUMAN SEMARANG DALAM MEMELIHARA TRADISI AL-QUR’AN

Nurun Najmatul Ulya, NIM: 18205010088 (2021) MODAL SOSIAL PEREMPUAN KAUMAN SEMARANG DALAM MEMELIHARA TRADISI AL-QUR’AN. Masters thesis, UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA.

Preview	Text (MODAL SOSIAL PEREMPUAN KAUMAN SEMARANG DALAM MEMELIHARA TRADISI AL-QUR’AN) 18205010088_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf - Published Version Download (4MB) | Preview
	Text (MODAL SOSIAL PEREMPUAN KAUMAN SEMARANG DALAM MEMELIHARA TRADISI AL-QUR’AN) 18205010088_BAB-II_sampai_SEBELUM-BAB-TERAKHIR.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (4MB)

Abstract

Penelitian ini merupakan kajian tentang modal sosial perempuan Kauman Semarang dalam Memelihara Tradisi al-Qur‟an. Kajian terhadap tradisi al-Qur‟an yang selama ini dilakukan, tidak lepas dari mengkaji peran cultural broker yang umumnya adalah berasal kalangan laki-laki, padahal secara pelaksanaannya, beragam tradisi al-Qur‟an tidak lepas dari peran perempuan. Sebagaimana di Kampung Kauman Semarang yang saat ini terkenal dengan Kampung Qur‟an, terdapat kelompok-kelompok perempuan yang aktif melaksanakan tradisi al-Qur‟an dan dapat mempertahankan berbagai tradisi tersebut ditengah perubahan arus modernitas. Berangkat dari realitas tersebut, penelitian ini memfokuskan terhadap tiga rumusan masalah, petama, Bagaimana sejarah munculnya tradisi al-Qur‟an di Kauman Semarang? Kedua, Bagaimana bentuk tradisi al-Qur‟an di Kauman Semarang? Ketiga, Bagaimana bentuk modal sosial perempuan di Kauman Semarang dalam memelihara tradisi al-Qur‟an? Untuk menjawabnya, penulis menggunakan pendekatan sejarah dan teori modal sosial milik Robert Putnam dengan arah penelitian bersifat deskriptif-analitis. Analisis dilakukan dari hasil observasi, wawanacara mendalam, maupun literatur-literatur yang relevan. Hasil penelitian ini adalah, pertama, lahirnya tradisi al-Qur‟an Kauman kisaran tahun 1900-an, melalui ulama-ulama ahli Qur‟an, yakni KH. Abdullah Umar yang berasal dari Kudus dan KH. Turmudzi Taslim dari Demak, yang menjadi menantu dari keluarga KH. Salim, ulama yang memberikan banyak pengaruh bagi kegaitan keagamaan di Kauman Semarang. Kegiatan masyarakat yang awalnya cenderung kepada kajian keagamaan secara umum, mulai banyak bersinggungan dengan kegiatan al-Qur‟an. Juga mulai aktifnya para istri dan kerabat dari kiai-kiai tersebut dalam mengajar mengaji dan pengajian-pengajian. Kedua, bentuk tradisi al-Qur‟an yang yang terdapat di Kauman dibagi dalam tiga jenis yaitu tradisi belajar membaca dan mengahafal al-Qur‟an, tradisi ritual berupa pengajian dan semaan, tradisi magis berupa minum air doa dan semaan. Ketiga, modal sosial perempuan Kauman dalam memelihara tradisi al-Qur‟an terdiri dari trust, jaringan dan norma. Trust atau rasa saling percaya menjadi kunci utama terlaksananya tradisi al-Qur‟an, tidak hanya dari sesama perempuan tetapi juga para tokoh agama laki-laki juga percaya akan kemampuan para perempuan dalam melaksanakan tradisi-tradisi al-Qur‟an, sehingga memberikan ruang untuk perempuan dalam berkegiatan di ranah publik. Jaringan berupa asosiasi sukarela dan organisasi perempuan di Kauman menjadikan tradisi al-Qur‟an tetap lestari karena dilakukan secara kolektif, sehingga melahirkan keterikatan sosial dan saling dukung dalam penyelenggaraannya. Norma agama yang terus digenggam oleh para perempuan selaku aktor dalam tradisi al-Qur‟an tidak diejawantahkan secara kaku, perempuan Kauman tetap memengang teguh norma-norma agama tetapi juga melakukan proses kreatif dalam penyelenggaraan tradisi al-Qur‟an, khususnya dalam proses belajar mengajar al-Qur‟an. Hal ini yang kemudian menjadikan tradisi al-Qur‟an di Kauman senantiasa fleksibel menyesuaikan keadaan masyarakat, masyarakat menjadi antusias untuk berpartisipasi. Keberadaan perempuan layaknya tulang punggung atau backbone yang menjadi tumpuan, pokok kekuatan yang memikul tanggung jawab terhadap terpeliharanya tradisi al-Qur‟an.

Share this knowledge with your friends :

Actions (login required)

View Item